Produk Tenun Bali ‘Dilirik’ Afrika
DENPASAR, NusaBali - Produk tenun tradisional Bali terutama kain endek, songket dan lainnya, potensial dipasarkan lebih luas ke manca negara. Salah satunya untuk tembus pasar Afrika. I Nyoman Sudira, salah seorang perajin tenun Bali dari Gelgel, Klungkung mengutarakan, Selasa(18/4).
Indikasi potensi pasar di Afrika tersebut, ditunjukkan dengan adanya penawaran undangan webinar untuk mengenal pasar Afrika belum lama ini. Sudira kemudian menyebut tautan link undangan webinar untuk mengenal pasar di ‘benoa hitam’ tersebut.
Sudira yakin produk tenun tradisional atau tenun ikat Bali, memiliki nilai dan keunikan untuk menggaet pasar luar, khususnya dari negara- negara Afrika, antara lain di Afrika Selatan (Afsel).
“Malah sudah ada teman- teman perajin lain dari luar Bali yang sudah bisa masuk pasar sana(Afrika),” ungkapnya. Diantaranya kain tenun troso dari Jepara.
“Tiyang kira, selain telah dibantu kebijakan Pemerintah (Pemprov) di pasar lokal, kita perajin juga harus aktif mencari dan mengembangkan pasar lagi,” lanjut, pemilik pertenunan ‘Astiti’ di Desa Gelgel, Klungkung ini.
Karena untuk mengembangkan produk dan memberi pendapatan kepada perajin, pemasaran mutlak harus terus dikembangkan diperluas.
Selain menggenjot penjualan di daerah dan dalam negeri, pasar luar mau tidak mau harus digarap.
“Kami bersyukur teman- teman yang mau memberi informasi,” ujarnya.
Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri (PLN) Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagprin) Provinsi Bali, Ni Wayan Lestari, mengiyakan Afrika jelas merupakan salah satu potensi pasar perdagangan luar negeri dari Bali. Termasuk dalam pemasaran produk-produk tekstile. Hanya pihaknya mempertanyakan ekspor produk tekstile tersebut, apakah termasuk ekpsor produk tenun tradisional.
Dia kemudian menyampaikan perkembangan ekspor sementara Bali, dari Januari-Maret 2023. Dari data tersebut, ekspor tekstile Bali masuk ke Afrika Selatan dan Anggola.
Untuk ke Afrika Selatan nilainya 27,8 ribu dollar (Rp 413 juta dollar). Sedangkan ke Anggola baru 7,4 ribu dollar (Rp 10,8 juta). Nilai total ekspor Bali sampai dengan Maret ini 48,3 juta dollar ( Rp 718,9 miliar). K17
1
Komentar