Bawang Kintamani Tidak Saja Memenuhi Kebutuhan Pasar Lokal, Namun Juga Dikirim ke Luar Daerah
BANGLI, NusaBali - Kawasan Kintamani di Kabupaten Bangli merupakan salah satu daya tarik wisata (DTW) di Bali yang kondang. Alam pegunungan kawasan Danau dan Gunung Batur yang sejuk, menjadi ikon dari DTW yang terkenal dengan kaldera purba Gunung Batur.
Tidak itu saja, Kintamani juga dikenal sebagai salah satu sentra produksi tanaman hortikultura, antara lain jeruk, kopi. Yang tak ketingggalan adalah ‘bawang Kintamani’. Salah satu jenis tanaman utama bumbu ini merupakan produk andalan budidaya petani Kintamani.
Budidaya bawang dilakukan petani di desa-desa pinggiran Danau Batur. Produksinya tidak saja untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal, namun juga dikirim ke luar daerah, terutama Jawa. “Ya, kadang memang dikirim juga ke Jawa,” ujar Mangku Karma, salah seorang petani bawang Kintamani di kawasan Toyabungkah, Batur, Kintamani, Sabtu(22/4).
Permintaan dari Jawa terjadi jika produksi bawang di sentra-sentra bawang seret. Namun pasar utama ‘bawang Kintamani’ untuk memenuhi permintaan pasar lokal Bali. Antara lain melalui pasar-pasar di Klungkung, Buleleng, dan Denpasar. “Harga saat ini Rp 20.000 per kilogram,” kata Mangku Karma.
Jika cuaca normal—bukan musim hujan—bawang bisa dipanen pada usia 65 hari. “Namanya bawang Bali. Produksi juga tergantung musim,” ucap Mangku Karma bersama warga lain, menyebut bawang produksi petani setempat. 7 k17
Komentar