Ratusan Ribu Pamedek Tangkil ke Pura Besakih, Problem Sampah dan Sirkulasi Pamedek Jadi Tantangan
AMLAPURA, NusaBali.com - Karya Tawur Tabuh Getuh lan Ida Bhatara Turun Kabeh (IBTK) di Pura Agung Besakih telah usai pasca ritual panyineban pada Buda Pahing Wayang, Rabu (26/4/2023). Setelah menerima pamedek selama 22 hari, problem kebersihan dan kepadatan pamedek jadi bahan evaluasi.
Selama tiga pekan menerima pamedek dari seluruh Bali, banyak yang telah dilalui prawartaka karya. Mulai dari urusan sampah yang ditinggalkan oknum pamedek tidak bertanggung jawab hingga soal pamedek yang berdesakan hingga kehilangan kesadaran.
Problem selama pelaksanaan karya ini bakal dijadikan bahan evaluasi untuk IBTK di tahun berikutnya. Di samping itu, pembenahan baik secara sistem maupun fisik atau infrastruktur pun dipertimbangkan untuk dilaksanakan.
Jro Mangku Wayan Kartika, salah satu pamangku Pura Agung Besakih sekaligus pengelola komunikasi digital pura membeberkan, terdapat ratusan ribu pamedek yang sudah tangkil. Meskipun tidak mendata jumlah pamedek yang datang, diperkirakan 1.200 pamedek mengisi penuh penataran agung dalam satu sesi persembahyang.
"Kalau sedang membludak, rata-rata 1.200 pamedek melakukan persembahyangan di penataran agung per sesi. Di mana satu sesi itu sekitar 60 menit. Dalam satu hari paling banyak mungkin 28.000 pamedek," tutur Mangku Kartika ketika dihubungi pada Rabu (26/4/2023).
Momen pamedek membludak biasanya terjadi pada akhir pekan. Namun dikarenakan ada cuti lebaran, antrean pamedek tetap mengular meskipun di hari-hari biasa. Selama 22 hari, karya IBTK melewati dua kali akhir pekan dan pada pekan ketiga sudah memasuki cuti lebaran.
Mangku Kartika mengakui bahwa selama karya, permasalahan sampah sempat membuat pusing. Padahal, sudah dijelaskan larangan penggunaan kantong plastik. Namun dalam beberapa kesempatan, tumpukan sampah plastik khususnya bekas makanan tetap saja ditemukan.
"(Urusan sampah) sangat menyulitkan. Beruntung, pengayah dan komunitas peduli lingkungan dengan sigap membersihkan," ungkap pamangku yang gemar fotografi.
Di samping masalah klasik yang berkaitan dengan kebersihan dan tabiat buruk oknum pamedek, sirkulasi persembahyangan juga cukup menguras pikiran. Begitu banyak dan antusias pamedek untuk tangkil ke pura terbesar di Bali ini, banyak yang berdesakan saat masuk maupun keluar kompleks pura.
Akibatnya, pamedek yang terjebak di dalam kerumunan berisiko kekurangan oksigen dan akhirnya pingsan. Oleh karena itu, di luar masalah ketertiban pamedek, sistem dan infrastruktur pemecah permasalahan ini menurut Mangku Kartika perlu diselesaikan.
"Sangat perlu direncanakan tentang alur pamedek agar tidak terjadi antrean panjang. Maka, di sini peranan pemerintah sangat penting," ujar Mangku Kartika.
Terlepas dari problem yang masih perlu dibenahi, karya IBTK tahun 2023 ini memberikan dampak cukup besar terhadap kas punia Pura Agung Besakih. Berdasarkan sambrama wacana Bendesa Adat Besakih Jro Mangku Widiartha, penerimaan Pura Besakih mencapai sekitar Rp 7,7 miliar.
Namun angka ini masih berupa penerimaan kotor. Sebab, terdapat pengeluaran yang menghabiskan dana sekitar Rp 4,1 miliar. Oleh karena itu, sisa penerimaan sampai panyineban tercatat di angka Rp 3,6 miliar.
"Suksma, suksma sampun memberi applause," kata Mangku Widiartha di hadapan pamedek yang mengisi penataran agung Pura Besakih pada Rabu. *rat
Komentar