Tanjung Benoa Perlu Tsunami Shelter
Masuk Kawasan Zona Merah Rawan Gempa
Tsunami Shelter
Tanjung Benoa
Tsunami
Zona Merah
Gempa Bumi
Forum Pengurangan Risiko Bencana
Bencana Alam
‘Jika tsunami shelter itu sudah ada, maka command center akan ditempatkan di shelter. Sehingga hal itu bisa menjadi pusat komando.’
MANGUPURA, NusaBali
Meski mengantongi sertifikat Tsunami Ready Community dari UNESCO-IOC, kawasan Kelurahan Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung tidak didukung fasilitas memadai dalam penyelamatan diri dan mitigasi bencana. Kelurahan Benoa mengusulkan perlu adanya berbagai fasilitas mulai dari tsunami shelter (perlindungan sementara,red) hingga command center.
Ketua FPRB (Forum Pengurangan Risiko Bencana) Kelurahan Tanjung Benoa, I Wayan Deddy Sumantra mengatakan, Lurah Tanjung Benoa sudah mengusulkan pengadaan tsunami shelter dalam Musrenbang Kecamatan tahun 2024. “Tanjung Benoa saat ini perlu tsunami shelter, Lurah Benoa sudah mengusulkan,” ujar Sumantra, Kamis (27/4).
Tsunami shelter yang diusulkan, didesain multifungsi baik sebagai tempat evakuasi, command center (pusat pengendali), bahkan dikembangkan ke konsep wisata mitigasi kesiapsiagaan. Sebab, kata Sumantra, Tanjung Benoa selama ini cukup banyak menerima kunjungan pemerintahan, baik dari nasional maupun internasional. "Lokasi pembangunan sudah di sediakan, yaitu di pasar desa. Lokasinya cukup strategis dekat dengan kawasan padat pemukiman, akses keluar masuk dengan 4 pintu," ujar Sumantra.
Sumantra menjelaskan, keberadaan tsunami shelter ini sangat membantu mengatasi kebutuhan tempat mitigasi tsunami. Sebab, kata dia, penduduk di kawasan Tanjung Benoa jumlahnya mencapai 5.800-an orang. Belum terhitung wisatawan dan penduduk non permanen. Menurut Sumantra, diperlukan tsunami shelter berkapasitas 2 ribuan orang dengan usulan pembangunan senilai Rp 15 miliar.
Sambil menunggu pengadaan tsunami shelter, pihaknya juga telah mengajukan proposal untuk pengadaan command center FPRB. Command center rencananya dialokasikan di Kantor Lurah Tanjung Benoa. "Jika tsunami shelter itu sudah ada, maka command center akan ditempatkan di shelter. Sehingga hal itu bisa menjadi pusat komando, sehingga mudah memantau, menjaga keamanan dan kebersihan, serta merancang program aktivitas di sana," urai Sumantra.
Hal senada juga diungkapkan Lurah Tanjung Benoa, Wayan Sudiana. Dia menilai tsunami shelter sangat diperlukan masyarakat Tanjung Benoa, untuk menjadi tempat mitigasi resiko kebencanaan. Sebab Tanjung Benoa merupakan wilayah cekungan yang zona merah dalam kegempaan dan tsunami.
Kata Sudiana, pengadaan shelter itu sudah diusulkan dalam Musrenbang RKPD 2024 di Kecamatan Kuta Selatan. Hal itu juga telah didiskusikan dengan BPBD Badung. "Lokasi shelter sudah kita usulkan di pasar desa adat. Luasan tanahnya itu 26 are dengan 2 sertifikat. Rencananya dalam waktu dekat akan diserahkan oleh Pak Gubernur Bali Wayan Koster. Namun karena beliau ada kegiatan, jadi itu masih ditunda," ujar Sudiana. dar
1
Komentar