Pemerintah Diminta Tangani Abrasi Pantai Kuta
Wasista berharap masalah abrasi mendapat penanganan dan solusi pasti, sehingga tidak semakin parah ke depannya.
MANGUPURA, NusaBali
Abrasi masih terus terjadi di kawasan pesisir Pantai Kuta, Kelurahan/Kecamatan Kuta. Salah satunya di sekitar Tsunami Shelter atau depan Pura Segara Desa Adat Kuta. Pemerintah pun diminta segera mengambil langkah cepat agar abrasi tidak semakin parah.
Bendesa Adat Kuta I Wayan Wasista, mengatakan kondisi abrasi di Pantai Kuta makin memprihatinkan. Dia berharap pemerintah sebagai pemilik kewenangan segera melakukan langkah pasti. “Kami sebagai masyarakat hanya bisa berharap agar pemerintah menjadikan ini sebuah prioritas. Kami sadari bagaimanapun juga kewenangan berada di tangan pemerintah,” ujar Wasiswa, Senin (1/5).
Menurutnya, Pantai Kuta adalah salah satu daya tarik wisata yang ada di Kuta, yang membuat wisatawan datang dan menggerakkan roda perekonomian masyarakat. Untuk itu, Wasiswa berharap masalah abrasi mendapat penanganan dan solusi pasti, sehingga tidak semakin parah ke depannya.
“Banyak warga yang bergantung pada Pantai Kuta. Jadi kami harap pemerintah benar-benar menyadari itu,” ucap Wasista.
Membiarkan kondisi pantai ‘bopeng’ akibat abrasi, lanjutnya, bukanlah sebuah pilihan yang tepat. Karena hal tersebut akan mengurangi animo wisatawan untuk datang berkunjung ke Pantai Kuta. “Selain itu, kami juga khawatir abrasi meluas dan malah merusak fasilitas-fasilitas yang baru saja terbangun melalui program penataan pantai. Tentu akan jadi mubazir jika itu sampai terjadi,” katanya.
“Sekali lagi kami berharap pemerintah bisa segera mencarikan solusi terbaik, karena kami pandang masalah abrasi ini sudah sangat urgen untuk ditangani,” imbuh Wasiswa.
Untuk diketahui, sebelumnya pemerintah Kabupaten Badung menegaskan akan membangun revetment sebagai upaya menangani abrasi di Pantai Kuta dalam waktu dekat. Penanganan abrasi di Pantai Kuta satu paket dengan penataan Pantai Pandawa, Kecamatan Kuta Selatan dan Pantai Cemagi, Kecamatan Mengwi.
Kepala Seksi Perencanaan Bidang SDA Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Badung AA Rama Putra, mengatakan penanganan abrasi di Pantai Kuta menjadi satu paket dengan penanganan abrasi di Pantai Pandawa dan Cemagi. Rencana dalam penanganan abrasi ini akan dibangun revetment atau sebuah bangunan pengaman pantai dari terjangan gelombang laut.
Pembangunan revetment menurut rencana dari batu armor (andesit). Pengukuran area pun sudah dilakukan, saat ini hanya tinggal menunggu batu armor yang telah dipesan pasca terbitnya Surat Penunjukan Penyedia Barang dan Jasa (SPPBJ) pada 16 Maret 2023, yang didasari atas instruksi Bupati Badung.
“Sekarang masih dalam tahap persiapan atau pra action. Kemarin areanya sudah diukur untuk ketiga titik. Kami masih menunggu datangnya batu armor pasca pemesanan,” kata Rama Putra, Selasa (4/4).
Dijelaskan, area yang akan mendapatkan penanganan abrasi di Pantai Kuta berada pada titik selatan area melasti hingga dekat area skatepark. Panjang area tersebut sekitar 60 meter. Sedangkan untuk area di Pantai Pandawa titik yang terkena abrasi sepanjang 160 meter dan di Pantai Cemagi sepanjang 70 meter, persisnya dekat area Pura Mangening.
Area yang akan ditata baik yang sudah rusak karena abrasi dan secara teknis berpotensi mengalami kerusakan. Khusus untuk di Pantai Cemagi, pengerjaan akan menyesuaikan permintaan warga. Sebab ada satu area di sana yang terdapat goa yang selama ini disucikan warga setempat.
Masih menurut Rama Putra, pengerjaan akan dilakukan secara pararel, dengan menggunakan anggaran belanja tidak terduga (BTT) sekitar Rp 13 miliar. Karena terkait kebencanaan, pengerjaan tidak bisa dilakukan penetapan waktu maupun harga. Kontrak tersebut baru bisa dilakukan menjelang akhir pengerjaan. 7 asa, dar
1
Komentar