ALFI Berharap Angkutan Barang Ekspor Dipermudah
Operasional saat Arus Mudik Dibatasi
DENPASAR, NusaBali - Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Bali, Anak Agung Bagus Bayu Joni Saputra atau Gung Bayu Joni mengapresiasi upaya pemerintah untuk mewujudkan lancarnya arus mudik dan arus balik angkutan Lebaran atau Idul Fitri 1.444 Hijriah / 2023.
Namun demikian ke depan diharapkan ada juga solusi, agar angkutan barang, tujuan ekspor juga bisa berjalan lancar.
Hal itu disampaikan Gung Bayu Joni, terkait perkembangan ekspor produk- produk Bali, setelah membaiknya kepariwisataan Bali.
“Sudah ada peningkatan, terutama produk handycraft dan yang lainnya,” terangnya. Pengiriman sebagian besar lewat Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Hanya saja sempat terjadi terjadi ‘kelangkaan’ truk kontainer atau truk head casis, sebelum arus mudik Lebaran.
“Itu karena aktivitas pengiriman meningkat sebelum arus mudik,” ungkap Gung Bayu Joni.
Pengiriman dari eksporter meningkat, karena harus ‘berkejaran’ dengan masa pembatasan angkutan barang selama periode arus mudik dan arus balik.
“Kan ada pembatasan operasional kendaraan angkutan barang,” tunjuk Gung Bayu Joni merujuk Keputusan Bersama Nomor KP-DRJD 2616 Tahun 2023, SKB/48/IV/2023 tentang Pengaturan Lalu Lintas Jalan serta Penyeberangan Selama Masa Arus Mudik dan Arus Balik Angkutan Lebaran Tahun 2023/1.444 Hijriah.
Dalam SK bersama tersebut, jalur Denpasar-Gilimanuk termasuk jalur dibatasi untuk angkutan barang, kecuali untuk angkutan bahan kebutuhan pokok, selama periode angkutan arus mudik dan arus balik.
Karena itulah ungkapnya, sebelum dimulainya pembatasan kendaraan angkutan barang, aktivitas angkutan pengiriman barang untuk ekspor melonjak.
“Karena ingin cepat agar pengiriman barang bisa segera dilakukan,” terangnya.
Dengan alasan itulah, Gung Bayu Joni, berharap ke depan ada solusi dari stakeholder, agar keduanya sama-sama jalan. Angkutan untuk arus mudik maupun arus balik berlangsung lancar.
Di pihak lain, angkutan barang, dalam hal ini untuk ekspor juga tetap bisa jalan. Apalagi produk-produk untuk ekspor merupakan produk (kerajinan) yang diproduksi oleh para pelaku UMKM dan menghasilkan devisa.
“Kedua-keduanya agar sama-sama lancar,” ujar Gung Bayu Joni.
Disampaikan Gung Bayu Joni, sebagian besar ekspor Bali, termasuk produk-produk handycraft melalui Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya. Untuk sampai Tanjung Perak itulah, produk kerajinan Bali banyak diangkut dengan truk kontainer. Tentu saja jalur utama Denpasar-Gilimanuk tak terhindarkan sebagai jalur utama untuk lintasan pengangkutan dari Bali menuju Surabaya. K17.
Komentar