7 Seniman Mural dan Grafiti di Bali Berkolaborasi di Tangi Street Art Festival, Lukis Dinding Jalanan di 5 Lokasi
DENPASAR, NusaBali.com – Karya seni tak melulu ditampilkan dalam sebuah media canvas, digital, atau galeri, namun bisa berada di mana saja. Termasuk dinding jalanan, trotoar, hingga bangunan tak berpenghuni yang biasa di sebut mural. Meski termasuk dalam cabang dari seni rupa murni, mirisnya mural kerap kali dipandang sebelah mata dan terkesan negatif.
Berangkat dari masalah tersebut, Tangi Street Art Festival hadir untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang seni mural.
Panitia Tangi Street Art Festival 2023, I Wayan Dwyma Adinatha menerangkan Tangi Street Art Festival merupakan gelaran pertama yang mengadakan kegiatan seni mural secara live bertajuk ‘Para Paros’ yang berarti saling gotong royong.
“Sedangkan Tangi artinya bangun, ini berarti kami ingin membangun sesuatu hal yang baru di ranah kami yaitu street art. Kami ingin membuat yang lebih bervariasi dan agar anak muda mendapat wadah serta dapat mengembangkan seninya,” ujarnya saat ditemui di Jalan Durian Nomor 25, Denpasar Timur, Selasa (2/5/2023) sore.
Kali ini acara tersebut melibatkan 7 seniman mural dan graffiti untuk melukis di 5 titik lokasi dinding jalanan yang tersebar di kawasan Denpasar. Lokasi tersebut jelas dia berada di daerah Puputan, Sudirman, Teuku Umar, Imam Bonjol, dan Kebo Iwa. Dalam pemilihan lokasi ini pun, ia telah mengantongi izin dari pada pemilik dinding jalanan.
Adapaun 7 seniman yang terlibat dalam kegiatan ini antara lain Line-Up bersama artis Dwymabim, Ijal Mariachi, Yessiow, dan Zolalongor. Lalu Art Jamming Line-Up bersama artis Uncle Joy, Loostmind, dan Alfanmtv.
“Pemilihan artis saat ini memang masih sedikit, karena ini masih gelaran pertama sehingga kami harus menghargai artis kami dan fokus terlebih dahulu. Saya berharap masyarakat dan teman-teman di luar Bali bisa melirik event ini dan mau bergabung ikut meramaikan gelaran ini,” imbuhnya.
Ia menilai, dengan adanya kolaborasi ini dapat memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Adapun alasannya menyasar lokasi di daerah Denpasar, karena ia menilai pemilihan lokasi di daerah Denpasar adalah salah satu tempat yang strategis dan gampang di jamah oleh setiap orang.
“Kalau ada dinding yang strategis dan bagus kami juga minta izin ke owner yang punya dinding. Sehingga bisa saling menguntungkan satu sama lain,” jelas pria yang juga sebagai artis mural itu.
Lebih lanjut, pria yang memiliki nama panggung Dwymabim mengatakan acara ini juga dibuat untuk memberikan pemahaman dan edukasi pada masyarakat mengenai seni jalanan seperti mural yang merupakan cabang dari seni murni, meski pada kenyataannya sering disamakan dengan aksi vandalisme atau perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan barang berharga lainnya.
“Gambar di jalanan itu bukan sekadar vandalisme tetapi kami bisa membuat karya yang baik dan masyarakat bisa melek dengan seni jalanan ini. Harapan ke depan kami tidak muluk-muluk, tahun depan kami ingin membuat event yang lebih besar dengan artis yang banyak lagi,” tuturnya.
Ijal Mariachi sebagai salah satu seniman dalam acara ini mengatakan bahwa karya yang ia sampaikan yakni sesuai dengan tema yaitu menceritakan kebersamaan dan adanya saling gotong royong lewat gambar puzzle dan sosok wanita. Warna-warna yang ditonjolkannya pun disebutkkannya warna-warna kontras seperti warna merah muda mecolok, kuning, biru, dan hitam.
“Karya hari ini sesuai dengan tema kegiatan Paras Paros atau kebersamaan, saya memvisualisasikan karya ini tentang kebersamaan, manusia sebagai makhluk sosial yang mana manusia itu hidup untuk saling membantu satu sama lain,” ujarnya.
Mural yang ia buat, dikatakannya berukuran 7 x 3 meter dan dalam proses pengerjaannya akan memakan waktu selama lima hari hingga Jumat (5/5/2023) mendatang.
Selain aktif sebagai artis mural, pemilik nama Rizal Alvrianza ini juga menerangkan ia sering menuangkan karya seni lukisnya di media canvas dan juga di media digital.
Panitia Tangi Street Art Festival 2023, I Wayan Dwyma Adinatha menerangkan Tangi Street Art Festival merupakan gelaran pertama yang mengadakan kegiatan seni mural secara live bertajuk ‘Para Paros’ yang berarti saling gotong royong.
“Sedangkan Tangi artinya bangun, ini berarti kami ingin membangun sesuatu hal yang baru di ranah kami yaitu street art. Kami ingin membuat yang lebih bervariasi dan agar anak muda mendapat wadah serta dapat mengembangkan seninya,” ujarnya saat ditemui di Jalan Durian Nomor 25, Denpasar Timur, Selasa (2/5/2023) sore.
Kali ini acara tersebut melibatkan 7 seniman mural dan graffiti untuk melukis di 5 titik lokasi dinding jalanan yang tersebar di kawasan Denpasar. Lokasi tersebut jelas dia berada di daerah Puputan, Sudirman, Teuku Umar, Imam Bonjol, dan Kebo Iwa. Dalam pemilihan lokasi ini pun, ia telah mengantongi izin dari pada pemilik dinding jalanan.
Adapaun 7 seniman yang terlibat dalam kegiatan ini antara lain Line-Up bersama artis Dwymabim, Ijal Mariachi, Yessiow, dan Zolalongor. Lalu Art Jamming Line-Up bersama artis Uncle Joy, Loostmind, dan Alfanmtv.
“Pemilihan artis saat ini memang masih sedikit, karena ini masih gelaran pertama sehingga kami harus menghargai artis kami dan fokus terlebih dahulu. Saya berharap masyarakat dan teman-teman di luar Bali bisa melirik event ini dan mau bergabung ikut meramaikan gelaran ini,” imbuhnya.
Ia menilai, dengan adanya kolaborasi ini dapat memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Adapun alasannya menyasar lokasi di daerah Denpasar, karena ia menilai pemilihan lokasi di daerah Denpasar adalah salah satu tempat yang strategis dan gampang di jamah oleh setiap orang.
“Kalau ada dinding yang strategis dan bagus kami juga minta izin ke owner yang punya dinding. Sehingga bisa saling menguntungkan satu sama lain,” jelas pria yang juga sebagai artis mural itu.
Lebih lanjut, pria yang memiliki nama panggung Dwymabim mengatakan acara ini juga dibuat untuk memberikan pemahaman dan edukasi pada masyarakat mengenai seni jalanan seperti mural yang merupakan cabang dari seni murni, meski pada kenyataannya sering disamakan dengan aksi vandalisme atau perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan barang berharga lainnya.
“Gambar di jalanan itu bukan sekadar vandalisme tetapi kami bisa membuat karya yang baik dan masyarakat bisa melek dengan seni jalanan ini. Harapan ke depan kami tidak muluk-muluk, tahun depan kami ingin membuat event yang lebih besar dengan artis yang banyak lagi,” tuturnya.
Ijal Mariachi sebagai salah satu seniman dalam acara ini mengatakan bahwa karya yang ia sampaikan yakni sesuai dengan tema yaitu menceritakan kebersamaan dan adanya saling gotong royong lewat gambar puzzle dan sosok wanita. Warna-warna yang ditonjolkannya pun disebutkkannya warna-warna kontras seperti warna merah muda mecolok, kuning, biru, dan hitam.
“Karya hari ini sesuai dengan tema kegiatan Paras Paros atau kebersamaan, saya memvisualisasikan karya ini tentang kebersamaan, manusia sebagai makhluk sosial yang mana manusia itu hidup untuk saling membantu satu sama lain,” ujarnya.
Mural yang ia buat, dikatakannya berukuran 7 x 3 meter dan dalam proses pengerjaannya akan memakan waktu selama lima hari hingga Jumat (5/5/2023) mendatang.
Selain aktif sebagai artis mural, pemilik nama Rizal Alvrianza ini juga menerangkan ia sering menuangkan karya seni lukisnya di media canvas dan juga di media digital.
Ia pun membeberkan kehadirannya dalam gelaran Tangi Street Art Festival adalah salah satu pengalaman tambahan baginya. Sehingga ia berharap geralan ini dapat dilaksanakan kembali di tahun-tahun berikutnya.
“Saya sangat excited mingikuti gelaran ini, semoga gelaran ini bisa konsisten dan berkembang. Saya juga ingin pihak Tangi Street Art Festival ke depan bisa mengajak artis atau seniman lainnya. Karena memang event street art di Bali ini jarang ada, semoga gelaran ini bisa menjadi pionir bagi event lainnya,” tutupnya. *ris
“Saya sangat excited mingikuti gelaran ini, semoga gelaran ini bisa konsisten dan berkembang. Saya juga ingin pihak Tangi Street Art Festival ke depan bisa mengajak artis atau seniman lainnya. Karena memang event street art di Bali ini jarang ada, semoga gelaran ini bisa menjadi pionir bagi event lainnya,” tutupnya. *ris
1
Komentar