Tarian Jauk dan Oleg Diiringi Angklung
Jika mendengar musik angklung klasik, suasana mendayu-dayu dan kesedihan pasti langsung terasa.
DENPASAR, NusaBali
Biasanya gamelan jenis ini diperdengarkan kala upacara Pitra Yadnya yang berkaitan dengan kesedihan. Namun apa jadinya jika musik angklung diubah menjadi pengiring tarian?
Sekaa Angklung Yadnya Sari Yowana, Banjar Sintrig, Desa Sibangkaja, Abiansemal, Badung berhasil menata musik angklung dengan apik. Bahkan, susunan nada-nada angklung itu nyaris sama dengan gamelan gong yang biasanya mengiringi tarian. Suasana sedih seketika tergantikan oleh riang gembira kala para pemuda yang tergabung dalam sekaa itu tampil di Kalangan Angsoka Taman Budaya Bali, Senin (12/6).
Menurut koordinator sekaa, Made Juliantara, apa yang ditampilkan kemarin merupakan satu kreativitas yang dikembangkan oleh pemuda desa setempat. Angklung tidak melulu untuk mengiringi kesedihan. Jika dieksplor, musik angklung juga tidak kalah dengan musik gong kebyar.
“Kami mencoba mengganti musik pengiring tari Jauk Manis dan Oleg Tamulilingan, dari yang biasanya memakai musik gong, kita coba pakai musik angklung. Dengan ide ini, musik angklung kami cocokkan dengan pakem nada gong yang memang dipakai dalam mengiringi dua tarian tersebut,” ungkapnya.
Artinya, musik angklung ini dikreasi namun tidak lepas dari nada-nada gong pengiring tarian tersebut. Untuk mencocokkannya, diakui memang memerlukan waktu dan konsentrasi. “Nada-nada angklung ini menyerap nada-nada gong. Ketekan-ketekannya harus sama dengan gong agar bisa menyatu dengan tari. Intinya, pakemnya sama dengan gong,” terangnya.
Selain tari Jauk Manis dam Oleg Tamulilingan, ada dua tabuh juga yang diciptakan untuk merespon tema PKB XXXIX Ulun Danu yang bermakna melestarikan air sumber kehidupan. Tabuh tersebut berjudul Banyuwan. Tabuh ini terinspirasi dari kisah pertemanan bak perjalanan air yang mengalir dengan tidak memandang tempat, situasi, status ekonomi hingga perubahan dan perkebangan gaya hidup. Terinspirasi dari itu, karya karawitan ini ditransfer ke dalam instrumen angklung dan mencoba menggambarkan pertemanan anak mud ayang mengalir bagai air melalui melodi, tempo, dan vocal yang berdinamika. Sementara satu tabuh keklentangan lainnya berjudul Segara Giri mengisahkan keagungan semesta dan kegigihan kawula muda mempertahankan warisan leluhur. *in
Komentar