Anggrek di Bali, dari Hobi ke Industri
DENPASAR, NusaBali - Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Sunada mengatakan, pihaknya akan mengembangkan anggrek lokal Bali. Kini, lebih dari 150 jenis anggrek lokal Bali berhasil diidentifikasi. Anggrek lokal Bali banyak ditemukan di wilayah pegunungan, seperti di kawasan Gunung Batukaru, Tabanan.
"Kita kembalikan lagi anggrek-anggrek kita yang mau punah ini jangan sampai anggrek asli Bali punah. Yang aslinya kita pertahankan tapi kita tetap melakukan pengembangan," ujar birokrat asal Marga, Tabanan ini.
Dia mengaku akan melakukan rekayasa genetika. Contohnya anggrek Bali yang tangkainya panjang-panjang bisa diperpendek. Misalnya Anggrek Linjong, supaya kelihatan lebih bagus dan mantap.
Untuk melakukan itu, Distan Pangan Bali akan berkolaborasi dengan pihak lain, seperti Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) baik di Provinsi Bali maupun Kabupaten/Kota se Bali.
Dia mengungkapkan pengembangan bunga gumitir, yang merupakan salah satu tanaman upakara, juga telah dilakukan pihaknya bekerja sama dengan peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB) dan sejauh ini menghasilkan varietas baru yang diberi nama Gumitir Sudamala.
Ketua DPP Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) Rita Subowo menyampaikan, saat ini anggrek bukan lagi sekadar hobi, namun sudah berkembang menjadi sebuah industri. Rita Subowo menuturkan, pihaknya ikut menggagas agar bandara di Indonesia dipercantik menggunakan anggrek Nusantara.
Rita mengatakan, anggrek Nusantara bisa menjadi sebuah kebanggaan dan salah satu identitas bangsa Indonesia. "Anggrek dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa kita," sebutnya.
Dia menambahkan, Bali sebagai sebuah destinasi pariwisata dengan jumlah hotel dan restoran yang banyak juga bisa menjadi tempat pemasaran yang potensial bagi anggrek Nusantara termasuk anggrek lokal Bali. "Supply-nya masih tersendat dan ini adalah tantangan," ujar Rita.7cr78
Komentar