Sampah di TPS Meluber, Volume Tinggi TPS3R Desa Panji Kewalahan
SINGARAJA, NusaBali - Tumpukan sampah di Tempat Penampungan Sampah (TPS) sementara di depan setra Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Buleleng meluber.
Volume sampah menjadi tidak terkendali, pasca kontainer sampah yang biasanya disiapkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng dipindahkan ke Tempat Penampungan Sampah Reduce, Reuse dan Recycle (TPS3R) yang berjarak 700 meter ke utara dari TPS sementara.
Bau menyengat dari sampah pun cukup mengganggu penciuman warga yang sedang melintasi jalan. Perbekel Desa Panji Made Mangku Ariawan dikonfirmasi Minggu (7/5) menjelaskan, persoalan penumpukan sampah di TPS sementara itu karena volume timbulan sampah belum mampu dikelola sepenuhnya oleh TPS3R Desa Panji. Terlebih tenaga yang disiapkan Pemerintah Desa juga masih terbatas.
“Karena TPS3R sudah beroperasi, DLH hanya mengambil sampah residu. Tetapi kapasitas TPS3R kami hanya mampu menampung sampah dari 400 KK sedangkan di sini ada 600 KK, jadi masih kewalahan,” terang Mangku Ariawan.
Selain itu, TPS3R yang dikelola menggunakan dana desa baru mampu mempekerjakan 6 orang. Tiga orang diantaranya bertugas memilah sampah dan 3 orang di bagian manajemen. Mantan anggota DPRD Buleleng ini mengatakan, dalam waktu dekat, petugas TPS3R dan juga 8 pengusaha pengangkut sampah terus akan mengedukasi masyarakat. Terutama memilah sampah berbasis sumber. Sehingga sampah yang bermuara di TPS3R hanya sampah residu.
“Sejauh ini yang masih banyak itu sampah kresek (kantong plastik) kalau plastik ekonomis sudah hampir tidak ditemukan. Sampah organik juga masih ada. Kedepan kami imbau masyarakat untuk membuat lubang kompos karena mesin pengolahan sampah di TPS3R juga masih terbatas,” imbuhnya.
Persoalan penumpukan sampah yang ada, Pemdes Panji pun masih meminta bantuan DLH untuk pengangkutan. “Kan ini baru beroperasi 3 bulan, perlu waktu lah untuk mengedukasi dan juga karena keterbatasan kapasitas TPS3R. Anggaran perubahan nanti kami sudah rencanakan tambah 2 petugas pemilah sampah, tahun ini khusus untuk pengolahan sampah kami siapkan Rp 120 juta,” terang Mangku Ariawan.
Sementara itu, Kepala DLH Buleleng Gede Melandrat mengatakan, pemindahan kontainer sampah ke TPS3R karena DLH sebenarnya hanya bertanggung jawab mengangkut sampah residu ke TPA. Dia pun menyarankan 8 pengusaha pengangkut sampah di Desa Panji langsung membawa sampah residunya ke TPA.
Sehingga tidak lagi menimbulkan timbunan sampah di TPS sementara. “Kalau 15 ribu penduduk di Panji, dengan rata-rata sampah rumah tangga 0,5 kilogram sehari sudah 7,5 ton. Kenyataannya ketika kontainer sampah digeser, masyarakat belum bisa menerima. Jadi butuh edukasi masyarakat, agar mereka bisa paham. Itu kan tempat pemilahan sampah, bukan penampungan,” terang Melandrat.
Dia menyebut permohonan untuk pengangkutan sampah oleh Pemerintah Desa tidak menjadi masalah dan akan difasilitasi DLH. Hanya saja pihaknya menekankan sampah yang difasilitasi diangkut ke TPA hanya sampah residu. Sehingga tidak ada lagi sampah yang belum dipilah masuk ke TPA.7 k23
1
Komentar