Jaga Keagungan Joged Bumbung, Konsisten Menari Sesuai Pakem
Kesan porno tidak pernah menyurutkan niat Komang Erni Sri Wahyuni menari joged bumbung.
DENPASAR, NusaBali
Buktinya, sudah lebih dari sembilan tahun dara asal Dusun Bila Bajang, Desa Bila, Kubutambahan, Buleleng ini tetap konsisten menarikan tari pergaulan itu.
Tidak ada perasaan risih saat banyak stigma negatif ditujukan pada tari yang satu ini. Yang penting, bagi dia, dengan menarikan joged dengan benar dan sesuai pakem, setidaknya dia sudah membantu mempertahankan keagungan tari joged.
“Saya sih tidak pernah menari yang porno, karena pakem tari joged tidak begitu,” ungkapnya saat ditemui jelang pentas PKB XXXIX di Taman Budaya Bali, Senin (12/6).
Menurut gadis kelahiran 19 April 1995 itu, salah satu cara menjaga kehormatan tari joged adalah dengan menari yang benar. Karena itu, selama sembilan tahun dia konsisten menari di berbagai even pemerintah maupun even hiburan lainnya dengan tetap memegang teguh pakem yang sudah ada.
“Sebelum saya tampil, saya selalu mengonfirmasi kepada panitia agar permintaannya joged yang benar-benar tari joged. Kalau panitia minta saya goyang, langsung saya tolak,” tegas alumni SMAN 1 Sukasada ini.
Diakui memang menari joged banyak mempertemukannya dengan pengibing yang memiliki karakter berbeda-beda. Kendati demikian, anak ketiga dari lima bersaudara selalu punya cara untuk melayani pengibing dengan cara terhormat. “Ada kok pengibing yang nakal. Tapi saya tepis dengan gaya menangkis. Sebenarnya ada teknik-teknik untuk menghindari kenakalan para pengibing itu,” imbuhnya.
Gadis yang rencananya melanjutkan pendidikan di Undiksha Singaraja itu mengaku akan terus mempromosikan joged bumbung nan agung. Sebab sesungguhnya, dalam hati kecil Erni mengaku prihatin nama joged begitu tercoreng dengan tingkah oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. “Semasih saya bisa, saya akan terus belajar dan menari dengan baik. Apalagi orang tua banyak memberikan dukungan untuk melestarikan kesenian ini,” tandasnya. *in
1
Komentar