BNN Gelar Asistensi Anti Narkoba di Desa Kutuh
Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia melalui Deputi Pencegahan BNN RI dan BNN Provinsi Bali mengadakan Kegiatan Asistensi Penguatan Pembangunan Berwawasan Anti Narkoba di Kelompok Masyarakat, Senin (12/6) pagi bertempat di Ruang Rapat LPD Desa Kutuh Badung.
DENPASAR, NusaBali
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut pengukuhan dan pembekalan Relawan Anti Narkoba Desa Kutuh, Kuta Selatan, Badung pada Kamis (13/4) lalu oleh Kepala BNN RI Komjen Pol Budi Waseso, maka
Kegiatan dengan tema Peran Aktif Masyarakat Desa Kutuh Dalam Upaya Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN), menghadirkan narasumber utama Deputi Pencegahan BNN RI Irjen Drs Ali Johardi Wirogioto, Direktur Advokasi BNN, Dra Yunis Farida Oktoris MSi, Kepala BNN Provinsi Bali Brigjen Pol Drs I Putu Gede Suastawa SH.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Bali, Drs I Gede Putu Jaya, Bendesa Adat Desa Kutuh Drs I Made Wena MSi, serta para relawan Desa Kutuh yang telah dikukuhkan sebanyak 80 orang dari perwakilan berbagai elemen masyarakat Desa Kutuh.
Kepala BNN Provinsi Bali Brigjen I Putu Gede Suastawa memaparkan tentang narkotika yang beredar, termasuk hasil sweeping BNNP Bali lalu di Cafe Bibir. “Saat sweeping, dari 57 orang, 38 yang positif narkoba, pengguna tersebut malah menyatakan menggunakan narkoba ini adalah haknya, sangat miris," ungkapnya.
Kegiatan yang sudah dilakukan oleh BNNP Bali di Desa Kutuh adalah pertama adanya MoU pada 22 april 2016, dilanjutkan kegiatan sosialisasi di Desa Kutuh sebanyak 9 kali dengan sasaran 657 orang, terakhir pengukuhan relawan yang dilantik langsung oleh Kepala BNN RI.
Rencana kedepannya BNNP Bali akan melakukan kegiatan supply reduction di Desa Kutuh Badung melalui 3 tahapan utama yaitu pertama melalui operasi bersinar dengan menggandeng aparat penegak hukum di wilayah Desa Kutuh, kedua melalui penggunaaan intelejen berbasis teknologi yang ada serta terakhir kegiatan bidang pemberantasan yang akan terus melakukan pemetaan wilayah dan wilayah rawan di Bali umumnya, khususnya Desa Kutuh.
Deputi Pencegahan BNN RI Irjen Ali Johardi mengharapkan Desa Kutuh dapat menjadi desa percontohan untuk desa adat di Bali. "Desa Kutuh adalah kawasan wisata baru, jangan sampai kawasan yang baru berkembang ini dirusak oleh narkotika," ujarnya.
Permasalahan narkoba bukan sekedar peredaran penyalahgunaan obat-obatan terlarang, akan tetapi juga bentuk proxy war, perang modern. Perang yang tidak lagi menggunakan senjata canggih, melainkan dengan narkoba. Faktanya, saat ini Indonesia dijadikan salah satu pangsa terbesar peredaran narkoba. "Narkoba menjadi salah satu proxy war yang paling membahayakan dan menjadi bisnis terbesar di Indonesia" ungkap jenderal bintang dua tersebut.
Diharapkan oleh Deputi Pencegahan BNN RI agar para relawan dapat melakukan kontribusi nyata ke lingkungan masyarakat. Bahwa pemahaman tentang narkotika itu tidak sesederhana pemikiran masyarakat, bahwa pecandu itu tidak bisa disembuhkan, apalagi mudah terkena pengaruh lingkungan, namun hanya pulih. Dimana Bali sudah menjadi tempat yang berpotensi untuk peredaran narkotika, tentu hal ini harus ditanggulangi bersama semua elemen masyarakat khususnya peran besar para relawan yang telah dikukuhkan dan mengikuti kegiatan asistensi ini. 7
Komentar