Giliran Wakil Kepala BPIP Apresiasi Gubernur Koster
Jadikan Bali Satu-satunya Provinsi Berhaluan Pembangunan 100 Tahun ke Depan
Haluan Pembangunan Bali Masa Depan
100 Tahun Bali Era Baru
Wayan Koster
Megawati
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP)
Karjono
MANGUPURA, NusaBali - Presiden ke-5 RI Prof Dr (HC) Hj Megawati Soekarnoputri, membuka secara resmi Seminar Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru pada Sukra Umanis Kelawu, Jumat (5/5) didampingi Gubernur Bali Wayan Koster bersama Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati yang ditandai dengan pemukulan kulkul di Hotel Trans Resort, Seminyak, Kuta, Badung.
Gubernur Bali, Wayan Koster yang memaparkan Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru di hadapan peserta Seminar berjumlah lebih dari 300 orang dari seluruh komponen masyarakat Bali, yakni Sulinggih, akademisi, tokoh masyarakat, praktisi, asosiasi, dan organisasi masyarakat mendapatkan apresiasi dari Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Karjono.
Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Karjono menyatakan Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru ini sangat luar biasa, karena satu-satunya digagas oleh Provinsi di Indonesia, yaitu Provinsi Bali. “Kami merinding dengan Bali, karena Bali menjadi barometer regulasi, saya haturkan demikian karena sebelum ada Perda Bulan Pancasila, di Bali sudah ada Peraturan Gubernur Bali Nomor 19 Tahun 2019 tentang Bulan Bung Karno di Provinsi Bali dan memiliki Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 7 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Semesta Berencana Provinsi Bali Tahun 2018-2023 yang sangat luar biasa, karena dulu pertama kali Presiden RI Ir Soekarno menetapkan TAP MPR Nomor 1 Tahun 1960 tentang Manifesto Politik Republik Indonesia Sebagai Garis-Garis Besar Daripada Haluan Negara,” ungkap Karjono.
Jadi Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru ini penting, karena pada tahun 1959-1960 Bung Karno itu memetakan NKRI dengan kekuatan kearifan lokal, kekuatan ekonomi, dan kekuatan lainnya untuk dijadikan dasar pembangunan. “Bahkan tindaklanjut dari TAP MPR Nomor 1 ini ada TAP MPR Nomor 2 Tahun 1962 tentang Garis Besar Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana, sehingga saat itu peta ekonomi tuntas waktu itu,” tegas Karjono. Oleh karena itu apa yang dikatakan Gubernur Wayan Koster tentang Bali yang kuat akan kekayaan budayanya telah menjadi contoh di NKRI, karena budaya Bali dikenal dunia melalui kearifan lokalnya.
Lebih lanjut, Wakil Kepala BPIP Karjono menyatakan orientasi dan arah kebijakan serta program pembangunan Bali ke depan harus ditata kembali yang diselenggarakan secara terpola, menyeluruh, terencana, terarah, dan terintegrasi yang berpihak dan taat pada konsep Pola Pembangunan Semesta Berencana untuk mewujudkan kehidupan krama Bali yang sejahtera dan bahagia secara Niskala-Sekala menuju kehidupan krama dan gumi Bali sesuai dengan Prinsip Trisakti Bung Karno Berdaulat secara Politik, Berdikari secara Ekonomi, dan Berkepribadian dalam Kebudayaan. “Jadi ini sungguh luar biasa dan konsep ini semuanya masuk ke Bali,” kata Karjono.
Sebagai penutup, Karjono mendoakan implementasi dari Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru ini melahirkan Desa-Desa Pancasila. “Karena Saya yakin kekuatan kearifan lokal disertai dengan indikasi geografis di Bali ini kalau dioptimalkan, hasilnya sungguh luar biasa,” tutupnya dengan menyampaikan Salam Pancasila, Merdeka!!!. nat
1
Komentar