Instruksi Prabowo, De Gadjah: Bangun Politik Gagasan Bukan Hinaan
DENPASAR, NusaBali.com - Ketua DPD Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Bali Made Muliawan Arya alias De Gadjah mendapat instruksi dari Ketua Dewan Pembina dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto untuk kontestasi Pemilu 2024 di Bali.
Instruksi Menteri Pertahanan RI itu diungkap De Gadjah usai memimpin rombongan Gerindra Bali mendaftar bakal calon legislatif (bacaleg) DPRD Bali ke Kantor KPU Provinsi Bali, Minggu (14/5/2023) pukul 10.02 Wita. Waktu yang bermakna delapan, angka untuk Presiden RI hasil Pemilu 2024.
Kata De Gadjah, Pemilu 2019 diwarnai dengan politik hinaan, pernyataan-pernyataan yang menghina lawan politik. Untuk Pemilu 2024 ini De Gadjah berharap lebih banyak politik gagasan sebagaimana arahan Prabowo.
"Jangan pernah menghina rival atau lawan politik. Rival itu alami dalam politik tetapi setelah selesai hajatan, harus bersatu membangun Bali. Kalau mau berprestasi mesti dengan gagasan dan ide," jawab De Gadjah ketika ditanya soal instruksi bakal calon presiden dari Gerindra itu.
Lanjut De Gadjah, pada Pemilu 2019 silam dirinya dirundung fitnah sehingga membombardir perolehan suara Gerindra di Bali. Pria yang juga pegiat kebugaran ini menyebut pernah dicap sebagai pendukung khilafah dan bertentangan dengan Pancasila.
"Tapi gapapa. Siapa pun pasti pernah kena badai. Sekarang badai sudah berlalu, saatnya kami bangkit," tutur De Gadjah yang juga Ketua Persatuan Tinju Amatir (Pertina) Bali.
Sebagai krama Bali, De Gadjah tidak mau Pulau Dewata yang 'kecil' ini hancur karena perpecahan politik. Untuk itu, kalau sudah soal persaingan politik, dia hanya menganggap lawan politik sebagai rival ketika sedang berkontestasi saja.
Hal ini bisa dilihat dari peta politik di Bali sebelum dan sesudah Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Sekarang ini, Gerindra Bali terlihat cukup mesra dengan Gubernur Bali Wayan Koster yang partai politik asalnya dari PDIP. Berbeda dengan konstelasi politik nasional pada kala Pilpres sebelumnya.
"Bali ini kecil, kalau tegang-tegangan repot juga karena besok-besok pasti saling ketemu lagi. Sudah ada surat edaran resmi bahwa apabila ada kader yang menjelekkan lawan politik bukannya menonjolkan kelebihan Pak Prabowo dan Gerindra, akan dikenakan sanksi," tegas De Gadjah.
Untuk itu, Gerindra Bali menyebut siap sedia untuk Pemilu 2024 walaupun tetap memasang target realistis. De Gadjah mengakui PDIP memang kuat di Bali oleh karena itu berada di posisi kedua sudah cukup baik menurutnya.
"Untuk Pak Prabowo, kami bergerak sudah setahun. Banyak kelompok di Bali baik dari nelayan dan lainnya menyuarakan dukungan. Saya tahu sendiri karena sudah turun keliling Bali," buka De Gadjah.
Pria yang dijuluki Big Daddy ini enggan mengungkapkan dinamika relawan dan kelompok pendukung Prabowo di Bali. Alasannya ingin menjaga kestabilan pertumbuhan simpatisan agar tidak 'diganggu' pengaruh dari lawan politik.
Sementara itu, Gerindra menargetkan 10 kursi di DPRD Bali yang saat ini masih menguasai enam kursi. Masing-masing berasal dari daerah pemilihan (dapil) Badung, Tabanan, Jembrana, Buleleng, Karangasem, dan Klungkung. Enam petahana ini seluruhnya maju kembali.
De Gadjah sendiri akan maju DPRD Bali di dapil Denpasar memastikan satu kursi di 'kandang' sendiri. Sebab, anggota DPRD Kota Denpasar Fraksi Gerindra dua periode ini sedang memegang jabatan Wakil Ketua III DPRD Kota Denpasar. *rat
Komentar