Pasang Alat Deteksi Tsunami, BMKG Survei 4 Lokasi Pesisir Buleleng
SINGARAJA, NusaBali - Tim Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah 3 Denpasar, akan memasang alat pendeteksi tsunami di wilayah Buleleng.
Peninjauan pun dilakukan pada empat titik lokasi pada Jumat (12/5). Alat pendeteksi ini dipasang sebagai pendeteksi dini tsunami dan membantu proses evakuasi bisa dilakukan lebih cepat.
Keempat lokasi pengecekan diantaranya di Pantai Sangsit di Kecamatan Sawan, pesisir Pelabuhan Tua Buleleng di Kelurahan Kelurahan Kampung Bugis, Pantai Pengastulan di Kecamatan Seririt, dan Pantai Sumberkima di Kecamatan Gerokgak.
Kepala Stasiun Geofisika Denpasar Arief Tyastama, Minggu (14/5), mengatakan rencana pemasangan alat ini untuk menambah sebaran alat pendeteksi tsunami di Indonesia. Khusus untuk Pulau Bali rencananya akan dipasang tambahan di tiga titik. Satu alat di Buleleng, satu alat di Jimbaran dan satu alat di Nusa Penida. “Jadi alat ini nanti akan mendeteksi anomali air laut. Alat ini disiapkan untuk proses evakuasi yang lebih cepat,” terang Arief.
Menurut Arief sejauh ini di Bali sudah ada 6 alat pendeteksi tsunami, satu diantaranya ada I perairan Celukan Bawang, Desa Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak Buleleng. Rencana penambahan alat deteksi tsunami ini masih menunggu kepastian titik dan juga perizinan sebelum diajukan ke Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Arief menyebut Bali secara umum memiliki potensi tsunami. Potensi ini pun disebutnya lebih tinggi di Bali selatan. Gempa dapat memicu tsunami dengan kekuatan 8,5 skala richter. Potensi yang sama juga disebutnya ada di Buleleng. Hanya saja potensi gempa maksimal 7,5 skala richter dengan tingkat bahaya lebih rendah.
“Kalau tsunami terjadi di Bali selatan hampir semua pesisir kena, tetapi waktu sampai ke garis pantai kurang lebih 30 menit. Kalau di Bali utara risiko dampak lebih rendah, tetapi waktu sampai di pantai lebih cepat yakni bisa 6-7 menit,” ungkap Arief.
Sementara itu pengecekan rencana lokasi pemasangan alat pendeteksi tsunami itu didampingi Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng. Dari empat lokasi yang disurvei yang paling representatif dan memenuhi syarat adalah di Pantai Pengastulan.
“Memang di wilayah Pengastulan, terutama di Seririt ini kalau dilihat sejarah bencana pernah terjadi gempa skala besar. Tentu dengan adanya alat ini akan sangat membantu masyarakat kami untuk informasi dan evakuasi yang lebih cepat,” kata Ariadi.
Dia pun berharap rencana ini segera dapat diwujudkan. BPBD Buleleng juga sedang menjadwalkan pelatihan bagi masyarakat di Desa Pengastulan untuk simulasi evakuasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi. 7k23
1
Komentar