Krama Sidakarya Tak Punya Akses Jalan ke Pantai, Sentil Janji Manis Pemerintah
DENPASAR, NusaBali.com – Penantian krama Desa Sidakarya mendapatkan akses jalan menuju ke pantai desa setempat tak kunjung terwujud. Padahal jika Terminal Khusus LNG jadi dibangun di Sidakarya, otomatis akan ada akses jalan menuju pantai.
Sebagaimana diketahui saat digulirkannya rencana pembangunan Terminal Khusus LNG di Desa Sidakarya, dukungan juga diberikan oleh desa penyangga yakni Desa Serangan, Sesetan, dan Sanur Kauh. Sayangnya, kesepakatan itu hingga saat ini belum juga dijalankan.
Alhasil krama Sidakarya dalam pelaksanaan upacara melasti ataupun kegiatan lain di pantai, harus ‘nebeng’ melalui akses jalan desa tetangga.
"Karena kita tidak punya akses jalan masuk ke pantai, maka kita harus masuk melalui pantai desa lain, yakni Desa Sanur Kauh. Jadi kita harus pakai perahu (jukung, red) baru bisa ke Pantai Desa Sidakarya," kata Perbekel Desa Sidakarya, I Wayan Madrayasa, Kamis (18/5/2023).
Madrayasa mengungkapkan penantian selama lebih 41 tahun krama Desa Sidakarya untuk memiliki akses jalan sendiri ke pantai di sela-sela HUT ke-41 Desa Sidakarya, sekaligus perayaan Hari Perjuangan Nelayan (Bendega Bali) dan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM).
Karena itulah, seluruh masyarakat Desa Sidakarya turun langsung untuk berjuang dan didukung oleh desa lainnya mendesak Pemerintah Pusat, termasuk Pemprov Bali dan Pemkot Denpasar, agar segera melakukan penataan pantai sesuai dengan kesepakatan yang tertuang dalam pertemuan harmonisasi sebelumnya.
"Jika sudah ditata dan ada akses jalan masuk, maka kelompok masyarakat bisa bekerja di pinggiran pantai. Kita baru ngeh (sadar, red) sekarang perlu akses jalan masuk ke pantai untuk mendukung kegiatan keagamaan, khususnya melasti," tegasnya.
Diakui Madrayasa jika sudah menyampaikan aspirasi ini ke pemerintah terkait akses jalan dimaksud. Bahkan sudah memasang berbagai spanduk dan baliho sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah, baik pusat dan daerah untuk mewujudkan program tersebut.
"Kami sangat mendukung pemimpin kami, apalagi niat baik ini juga akan mendukung masyarakat kami ke depan. Bulan April lalu kami demo mendukung dengan memasang spanduk dan baliho di beberapa titik jalan, termasuk di mangrove dan pesisir pantai sebagai wujud dukungan kami yang sudah disepakati dalam rapat paruman bersama bendesa dan para tokoh masyarakat, sehingga berharap agar secepatnya direalisasikan," tukasnya.
Susahnya menuju pantai ini sangat terasa saat kegiatan penghijauan dan bersih-bersih di areal hutan mangrove sekitar kawasan Pantai Desa Sidakarya pada Kamis (18/5/2023).
Sebelum tiba di Pantai Desa Adat Sidakarya, warga harus menggunakan akses pantai desa tetangga dengan menggunakan perahu atau jukung baru tiba di pantai yang dikelilingi mangrove yang kumuh dan penuh sampah plastik.
Pantai seluas 1.500 meter per segi ini, lokasinya memang sangat terisolir, akibat tanpa akses jalan masuk yang tertutup oleh tanaman mangrove yang sebagian mengering dan mati akibat sampah plastik.
Madrayasa menjelaskan jika penataan pantai dengan konsep Sekartanur di wilayah Serangan, Sidakarya, Sanur Kauh dan Sesetan sangat didukung penuh, sehingga terus menunggu janji pemerintah.
Pihaknya menyatakan sangat mendukung program pemerintah sesuai dengan kesepakatan harmonisasi sebelumnya yang akan melakukan penataan kawasan pantai di wilayah Desa Sidakarya, secara terintegrasi dengan Desa Serangan, Sanur Kauh dan Sesetan, karena kondisi pesisir pantainya sudah sangat kumuh.
Melalui penataan kawasan ini ke depan akan menjadikan pantai semakin baik, apalagi ada rencana pembangunan Terminal LNG yang sudah didukung oleh semua desa adat. "Kita dari desa adat dan desa dinas sangat mendukung sekali program pembangunan Terminal Khusus LNG," sambungnya.
Dengan adanya terminal LNG, lanjutnya, niscaya akan memberi dampak sosial dan ekonomi yang sangat siginifikan bagi masyarakat.
Apalagi juga akan dibuatkan akses jalan masuk khusus ke Pantai Desa Sidakarya, sehingga tidak perlu lagi harus menggunakan akses pantai desa lain untuk masuk ke Pantai Desa Sidakarya.
"Jika sudah ada akses jalan masuk, maka kelompok nelayan kami bisa langsung beraktivitas di pantai kami. Bahkan bagi masyarakat terutama generasi muda bisa lebih mudah mendapatkan pekerjaan," ujarnya.
Terminal Khusus LNG ini, kata Madrayasa, sebenarnya sangat dibutuhkan oleh masyarakat Bali untuk menjaga keamanan pasokan listrik dan mengurangi pasokan listrik dari luar Bali.
Untuk itulah, pihaknya sengaja mengundang seluruh elemen masyarakat di Desa Sidakarya mulai dari LPM, BPD dan KBS Provinsi Bali, bandesa adat, kelian banjar, PKK, serta tokoh masyarakat untuk bergotong royong bersih-bersih pantai dan tanam pohon Cemara Udang, agar masyarakat paham dan bisa mengetahui dengan jelas pesisir Pantai Desa Sidakarya yang bisa digunakan untuk mendukung kegiatan keagamaan, khususnya upacara melasti.
"Kita perlu akses masuk ke pantai, sehingga sudah mengajukan permohonan terutama ke Pemprov Bali, agar Pak Gubernur terketuk hatinya segera merealisasikan akses masuk ke Pantai Desa Sidakarya," pungkas Perbekel Desa Sidakarya periode 2019-2025 tersebut.
1
Komentar