Diprediksi Akan Dipadati Pengunjung saat Banyu Pinaruh, Balawista di Kuta Siaga Lebih Awal
MANGUPURA, NusaBali.com – Sehari setelah Hari Raya Sarawati atau Banyu Pinaruh, masyarakat Hindu di Bali akan melaksanakan upacara panglukatan atau pembersihan diri ke sumber air baik ke pantai ataupun ke air kelebutan.
Di wilayah Bali bagian selatan, khususnya Pantai Kuta menjadi salah satu tempat favorit bagi warga Bali untuk melaksanakan Banyu Pinaruh. Untuk mengantisipasi padatnya pengunjung yang akan mandi di pantai Kuta, Kepala UPTD Penyelamatan Wisatawan Kuta, I Ketut Ipel pun menerangkan pihaknya akan melakukan pengamanan ekstra pada Minggu (21/5/2023).
“Biasanya kalau Banyu Pinaruh, saat pagi hari kami dari Balawista akan bertugas dan datang lebih awal dari pada hari biasa. Karena biasanya saat Banyu Pinaruh pengunjung lokal lebih banyak datang saat pagi hari untuk mandi,” terangnya saat dikonfirmasi pada Sabtu (20/4/2023) siang.
Pada hari biasa, pihaknya datang untuk berjaga pada pukul 07.00 Wita. Namun, khusus untuk besok Minggu (21/5/2023), seluruh petugas Balawista akan datang 30 menit lebih awal tepat pukul 06.30 Wita.
“Jadi setengah jam sebelum itu sudah standby di masing-masing pos untuk melaksanakan pengamanan di pos masing-masing,” lanjut Ipel.
Saat ini, seluruh Balawista akan disebar di 16 pos pengamanan yang berlokasi dari Pantai Jerman hingga Pantai Seseh pada pagi hingga malam hari pukul 19.00 Wita. Masing-masing pos, lanjut Ipel, akan diawasi oleh 6 sampai 7 personel Balawista.
Sementara, untuk kabar BMKG III Denpasar yang menerangkan akan terjadi gelombang tinggi di perairan selatan Bali, disebutkan Ipel pihaknya akan melihat kondisi gelombang ombak pada malam hari.
“Kita akan lihat situasi karena kadang-kadang BMKG memprediksi ombak besar, malam ini kami akan melihat situasi kalau ada celah untuk memasang bendera aman untuk berenang akan kami pasang. Jadi kami tetap melihat kondisi di lapangan terkait ombak dan arus,” tuturnya.
Ia juga menerangkan para petugas balawista setiap harinya selalu mengecek gelombang dan arus air laut keesokannya pada pagi hari untuk memberikan rambu peringatan. Setelah itu, balawista akan melihat situasi dimana daerah aman dan daerah bahaya di sepanjang pantai untuk selanjutnya di pasang rambu-rambu berupa bendera merah atau bendera merah kuning.
“Karena di Pantai Kuta bisa berubah-ubah kondisi airnya karena dasar lautnya pasir. Begitu ada ombak besar, ada perputaran air dan arus akan berubah, berpindah-pindah. Sehingga setiap pagi Balawista melihat situasi, karena amannya (ombak) kemarin belum tentu aman di hari esok,” terangnya.
Ipel pun mengimbau kepada masyarakat yang akan melakukan aktivitas di pantai pada saat Banyu Pinaruh, untuk tetap memperhatikan rambu-rambu yang telah terpasang di sepanjang Pantai Seminyak, Kuta, Legian, dan sekitarnya.
Komentar