Desa Wisata Taro, Tegallalang, Gianyar, Anugerah Warisan Sang Maha Rsi
Sambil trekking, wisatawan dapat menyaksikan dan menikmati alam pedesaan Taro yang masih alami, tradisi budaya dan nuansa spiritual yang kental.
GIANYAR, NusaBali
Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Gianyar , merupakan salah satu desa kuna di Bali. Asal muasal desa ini berkaitan dengan perjalanan suci Maharsi Markendya, seorang rsi agung dari India yang datang ke Jawa dan berasrama di Gunung Raung, Jawa Timur. Abad ke -7 Sang Rsi datang ke Bali untuk mengajarkan dharma.
Setelah menanam panca dhatu di lereng Gunung Agung, Pura Agung Besakih sekarang ini, Rsi Markendya bersama pengikutnya merabas hutan, membangun pemukiman dan persawahan dengan tata pengaturan irigasinya yang disebut subak. Bhumi Sarwa Ada atau Desa Sarwada, pemukiman yang dirintis sang rsi adalah Desa Taro.
Kini 14 abad lalu sejak dirintis Rsi Markendya, Desa Taro masih eksis. Tidak sekadar bertahan dan terjaga, desa ini juga berkembang sebagai desa wisata.
“Kalau dirata-rata antara 25 - 50 wisatawan yang berkunjung setiap hari ke sini,” ungkap I Wayan Gede Ardika, Ketua Pokdarwis Desa Wisata Taro, Sabtu (13/5) lalu. Wisatawan dimaksud, baik wisatawan domestik (wisdom) maupun wisatawan manca negara (wisman) atau internasional.
“Itu kalau dirata-rata. Sedang kesehariannya bervariasi,” terangnya. Misalnya seperti beberapa waktu belakangan ini, ketika wisatawan domestik ramai datang ke Bali, jumlah wisatawan yang berwisata ke Taro, bisa lebih dari 50 orang.
Foto: Pura
Kahyangan Jagat Gunung Raung, di Desa Taro, Tegallalang, Gianyar. -IST
Kahyangan Jagat Gunung Raung, di Desa Taro, Tegallalang, Gianyar. -IST
Sebagai desa wisata, Taro memiliki beragam daya tarik wisata. Selain satwa langka Lembu Putih Taro, Pura Kahyangan Jagat Gunung Raung, situs sejarah, pura kuna mengingatkan Gunung Raung, pertapaan Rsi Markandya di Gunung Raung di Jawa Timur. Sebagaimana Pura Kahyangan Jagat Agung Gunung Raung merupakan tempat pemujaan dan persembahyangan bersama untuk memuja kebesaran Sang Maha Pencipta.
Berkunjung dan melihat kemegahan Pura Agung Gunung Raung, merupakan bagian dari paket wisata yang ditawarkan Desa Wisata Taro, yakni paket Tirta Yatra. “Pengunjung dipandu mengunjungi situs-situs tonggak perjalanan suci Ida Maha Rsi Markandeya, pada abad ke-7,” terang Ardika, yang juga pengelola objek wisata Lembu Putih Taro. Paket ini termasuk Malukat (mandi di pancoran yang disucikan), tirta yatra ke Pura Sanghyang Tegal, dan melihat lembu duwe, Lembu Putih.
Atraksi lain dari Desa Wisata Taro, trekking adventure yakni menjelajah desa tertua, mulai dari lintasan pendek, menengah atau medium sampai lintasan panjang. Sambil trekking, wisatawan dapat menyaksikan dan menikmati alam pedesaan Taro yang masih alami, tradisi budaya dan nuansa spiritual yang kental.
Produk lainnya sebagai penunjang Desa Wisata Taro, adalah produk-produk UMKM. Di antaranya, barang kerajinan emas dan perak, kerajinan logam, dan oleh-oleh. Peralatan dan perabotan upacara seperti Dulang Kayu dengan berbagai variasi ukiran. “Tagline Desa Wisata Taro, adalah An Eco Spiritual Destination,” terang Ardika. Desa Taro mulai dirintis sebagai desa wisata tahun 2017.
Kini Taro, melengkapi atraksinya dengan jenis-jenis permainan atau outbond. Ada sekitar 20 jenis permainan yang disiapkan untuk itu. Diantaranya permainan jaring laba-laba, transfer bola, cycling, serta jenis permainan lainnya.
Untuk kepentingan tersebut, 13 orang, diantaranya para pengelola desa wisata Taro mendapat pelatihan dengan pendekatan Local Fun Games Outbond. “Materi pelatihan, antara lain, training sebagai pemandu (permainan),” ujarnya. Pelatihan difasilitasi bank swasta karena Desa Taro menurut Ardika, merupakan desa wisata binaan bank sejak 2021.
Pengembangan jenis produk permainan di Desa Wisata Taro, merupakan upaya untuk menarik kunjungan wisatawan lebih banyak ke desa yang terdiri dari 14 banjar ini.7k17
1
Komentar