Tahun Ajaran Baru, Bisnis Perhiasan Makiun Lesu
Tren jual-beli perhiasan emas di Denpasar mengalami penurunan.
DENPASAR, NusaBali
Selain faktor jelang hari raya Idul Fitri, tahun ajaran baru sekolah juga menjadi faktor yang membuat kelesuan. Sebagian besar warga memfokuskan keuangan mereka untuk pemenuhan biaya sekolah, sehingga pembelian perhiasan dikesampingkan.
Pengakuan pemilik toko dan pedagang perhiasan di pusat penjualan emas di Jalan Hasanudin Denpasar, menyebut bisnis perhiasan anjlok berkisar antara 20 hingga 30 persen. Kondisinya lebih parah dari tahun lalu.
Di sisi lain, harga emas yang fluktuatif juga diyakini berpengaruh terhadap lesunya bisnis emas. ”Sekarang ini lebih banyak yang jual. Sebaliknya yang beli sedikit,” ucap Beny, salah seorang pemilik toko perhiasan ditemui Rabu (14/6).
Kata Beny, lesunya penjualan perhiasan emas sudah terasa sejak dua-tiga bulan lalu. Belakangan semakin terasa menyusul musim sekolah.”Itu yang dominan (musim sekolah). Jika faktor karena hari raya tidak banyak. Malah semestinya hari raya justru sebenarnya makin ramai,” jelas Beny.
Hal yang sama terjadi di lokasi penjualan emas di tempat lain. Di antaranya di Pasar Kreneng. Abdul Manan, seorang pemilik toko perhiasan mengaku pesanan maupun pembelian perhiasan ke tokonya menurun. “Bukan saja karena musim hari raya atau musim sekolah. Namun karena mungkin ekonomi yang lesu,” kata Abdul Manan.
Menurut Abdul Manan, lesunya bisnis perhiasan sudah dialami sejak setahun lalu.”Susah sekarang.Yang memesan berkurang,” ujar Abdul Manan.
Lesunya bisnis emas berimbas kepada pada puluhan pedagang emas di emperan toko-toko di pusat penjualan emas Jalan Hasanudin. ”Kalau di toko sepi, kami juga pasti kena imbasnya,” ujar Suban salah seorang penjual emas di emperan.
Bersama rekannya sesama pedagang di emperan, Suban menuturkan sepinya bisnis emas sudah terjadinya sejak sebulan lalu. “Biasanya di sini ramai. Tidak seperti sekarang sepi,” ucap pedagang asal Singaraja.
Hal itu diiyakan temannya. “Tadi hanya dapat tiga puluh ribu berdua. Jadi hanya dapat lima belas ribu,” ujarnya. Perolehan tersebut didapat, setelah dengan susah payah berhasil menjual 0,5 gram emas. Sedang sehari sebelumnya, mereka sama sekali tidak dapat jualan. “Seperti kemarin kosong sekali, ” ujarnya. Namun karena merupakan profesi, para pedagang emas di emperan tersebut tetap setia mangkal. Mereka berharap dapat membeli atau menjual emas dari atau kepada warga yang datang. “Kalau di rumah malah sumpek,” ujar mereka.
Harga emas menurut pengakuan kalangan pedagang berbeda- beda.Ada yang menyatakan harga emas ( jual) Rp 600.000 per gram untuk emas 24 karat. Untuk karat yang sama, ada pedagang yang menyatakan harganya Rp 550.000. Sedang yang 22 karat,ada yang mengungkap Rp 570.000 per gram, ada juga yang mengatakan lebih murah yakni Rp 450.000. Sementara untuk 16 karat, antara Rp 445.000 gram dan Rp 450.000 per gram. *k17
Pengakuan pemilik toko dan pedagang perhiasan di pusat penjualan emas di Jalan Hasanudin Denpasar, menyebut bisnis perhiasan anjlok berkisar antara 20 hingga 30 persen. Kondisinya lebih parah dari tahun lalu.
Di sisi lain, harga emas yang fluktuatif juga diyakini berpengaruh terhadap lesunya bisnis emas. ”Sekarang ini lebih banyak yang jual. Sebaliknya yang beli sedikit,” ucap Beny, salah seorang pemilik toko perhiasan ditemui Rabu (14/6).
Kata Beny, lesunya penjualan perhiasan emas sudah terasa sejak dua-tiga bulan lalu. Belakangan semakin terasa menyusul musim sekolah.”Itu yang dominan (musim sekolah). Jika faktor karena hari raya tidak banyak. Malah semestinya hari raya justru sebenarnya makin ramai,” jelas Beny.
Hal yang sama terjadi di lokasi penjualan emas di tempat lain. Di antaranya di Pasar Kreneng. Abdul Manan, seorang pemilik toko perhiasan mengaku pesanan maupun pembelian perhiasan ke tokonya menurun. “Bukan saja karena musim hari raya atau musim sekolah. Namun karena mungkin ekonomi yang lesu,” kata Abdul Manan.
Menurut Abdul Manan, lesunya bisnis perhiasan sudah dialami sejak setahun lalu.”Susah sekarang.Yang memesan berkurang,” ujar Abdul Manan.
Lesunya bisnis emas berimbas kepada pada puluhan pedagang emas di emperan toko-toko di pusat penjualan emas Jalan Hasanudin. ”Kalau di toko sepi, kami juga pasti kena imbasnya,” ujar Suban salah seorang penjual emas di emperan.
Bersama rekannya sesama pedagang di emperan, Suban menuturkan sepinya bisnis emas sudah terjadinya sejak sebulan lalu. “Biasanya di sini ramai. Tidak seperti sekarang sepi,” ucap pedagang asal Singaraja.
Hal itu diiyakan temannya. “Tadi hanya dapat tiga puluh ribu berdua. Jadi hanya dapat lima belas ribu,” ujarnya. Perolehan tersebut didapat, setelah dengan susah payah berhasil menjual 0,5 gram emas. Sedang sehari sebelumnya, mereka sama sekali tidak dapat jualan. “Seperti kemarin kosong sekali, ” ujarnya. Namun karena merupakan profesi, para pedagang emas di emperan tersebut tetap setia mangkal. Mereka berharap dapat membeli atau menjual emas dari atau kepada warga yang datang. “Kalau di rumah malah sumpek,” ujar mereka.
Harga emas menurut pengakuan kalangan pedagang berbeda- beda.Ada yang menyatakan harga emas ( jual) Rp 600.000 per gram untuk emas 24 karat. Untuk karat yang sama, ada pedagang yang menyatakan harganya Rp 550.000. Sedang yang 22 karat,ada yang mengungkap Rp 570.000 per gram, ada juga yang mengatakan lebih murah yakni Rp 450.000. Sementara untuk 16 karat, antara Rp 445.000 gram dan Rp 450.000 per gram. *k17
1
Komentar