Kabar Duka, Maestro Karawitan Bali I Wayan Suweca Berpulang di Usia 75 Tahun
Penggagas Sekaa Gong Wanita, Pernah Bawa Gamelan Bali Keliling Dunia
Maestro
Karawitan
Karawitan Bali
I Wayan Suweca
Meninggal
Sekaa Gong Wanita
Lomba Makendang Tunggal
Lomba Gender Wayang
Pesta Kesenian Bali (PKB)
Suweca adalah penggagas lomba gender wayang yang kini menjadi materi dalam ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) dan mengawali lomba makendang tunggal.
DENPASAR, NusaBali
Maestro Karawitan I Wayan Suweca SSkar MSi asal Banjar Kayu Mas Kaja, Kelurahan Dangin Puri, Denpasar Timur, Kota Denpasar berpulang di usia 75 tahun. Suweca meninggal dunia diduga mengalami komplikasi akibat dari penyakit diabetes yang dideritanyanya di Rumah Sakit Puri Raharja Denpasar pada, Selasa (23/5) pukul 07.00 Wita.
Menurut putri pertama almarhum, yakni Ni Putu Hartini SSn MSn, ayahnya dirawat sejak, Sabtu 20 Mei lalu dengan keluhan komplikasi karena mengidap diabetes yang dideritanya sejak tahun 2013 lalu. Setelah dua hari dirawat hingga akhirnya Wayan Suweca menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Puri Raharja Denpasar.
Saat ini, jenazah Wayan Suweca masih dititip di Kamar Jenazah RSUD Wangaya Denpasar. Jenazah baru akan diaben pada Redite Wage Landep, Minggu (28/5) nanti. "Rencana akan dilakukan upacara ngaben pada 28 Mei 2023 mendatang. Namun masih akan dirembugkan dengan keluarga apakah dikremasi atau diaben di setra,” jelas Hartini. Menurut Hartini, ayahnya Wayan Suweca merupakan pria kelahiran 31 Desember 1948 yang lekat dengan dunia gamelan sejak kecil.
Saat umur tujuh tahun, Suweca kecil sudah belajar memainkan gamelan gender wayang. "Darah seni mengalir dari keluarganya, sehingga dalam kesehariannya selalu disibukkan dengan berlatih megamel," ujarnya.
Menurutnya, kegiatan memainkan gamelan sebagai bagian dari aktivitas bermain dalam kesehariannya. Bahkan Hartini mengatakan, sang ayah terakhir kali pentas magambel di Pura Besakih saat Pangrupukan Nyepi, Maret 2023 lalu bersama rekan-rekannya dari ISI Denpasar.
Foto: Maestro Karawitan Bali I Wayan Suweca (tengah) saat tampil di Pesta Kesenian Bali 2022. -IST
Selain sebagai seniman, dia juga seorang pendidik dan sempat menjadi dosen di Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. Pria yang selama ini tinggal di Jalan Noja Saraswati Nomor 9 Kesiman Petilan Denpasar ini juga mengajar orang asing di luar negeri khusus memainkan gamelan, seperti gender wayang. “Beliau hampir tujuh tahun mengajar di Amerika Serikat. Giat mengajar mahasiswa di sana memainkan gamelan, baik itu kepada penabuh laki-laki atau pun perempuan, karena di sana laki dan perempuan sama saja,” ungkapnya.
Saat di Amerika, Suweca sempat heran laki-laki dan perempuan sama-sama bisa memainkan gamelan secara baik. Pengalaman unik tersebut kemudian menjadi inspirasi untuk mencoba membentuk sekaa gong yang pemainnya merupakan para wanita Bali. Suweca kemudian mengawali membentuk sekaa gong wanita di Kota Denpasar tepatnya di Jalan Hayam Wuruk Nomor 4 Banjar Kayumas, Denpasar. Nama Wayan Suweca juga sudah tak asing lagi dalam dunia seni karawitan Bali dan memiliki spesialisasi kendang.
Seniman kawakan ini merupakan penggagas lomba gender wayang yang kini menjadi materi dalam ajang Pesta Kesenian Bali (PKB). Selain itu, ide membentuk penabuh wanita juga lahir dari buah pikirnya yang terinspirasi setelah ia ikut mendirikan Sekaa Gong Sekar Jaya di California, Amerika Serikat (AS).
Di samping itu, Suweca juga mengawali lomba makendang tunggal yang kini menjadi tren bagi kalangan seniman muda. Beberapa penghargaan pun pernah diraihnya, seperti Kerti Budaya dari Walikota Denpasar pada tahun 2014, penghargaan Pengabdi Seni pada pelaksanaan PKB ke-39 tahun 2017 dan menerima Piagam Dharma Kusuma dari Dinas Kebudayaan Provinsi Bali tahun 2019.
Penghargaan seni ini diberikan khusus kepada orang yang berhasil melestarikan kesenian Bali, melakukan pembinaan dan mengembangkan dengan berbagai kreativitas mencipta seni baru. Pada tahun 2021 lalu, dia juga menjadi salah satu penerima penghargaan Adi Sewaka Nugraha dari Pemprov Bali. Almarhum dan istrinya Almarhum Ni Ketut Suryani mempunyai tiga orang anak, yaitu Ni Putu Hartini SSn MSn, Ni Made Haryati SSn MSn, dan I Nyoman Gede Haryana SSn MSn. 7 mis
Komentar