Merajut Kebhinekaan dalam Karya Seni Rupa dan Desain
Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menggeber karya tugas akhir (TA) semester genap 2016/2017 bertempat di Gedung Citta Kelangen Kampus ISI Denpasar, 13-16 Juni mendatang.
DENPASAR, NusaBali
Pameran yang mengangkat tema ‘Merajut Kebhinekaan Dalam Karya Seni Rupa dan Desain’ menyertakan 185 mahasiswa dari 6 Program Studi (PS) FSRD ISI Denpasar.
Pameran dibuka oleh Rektor ISI Denpasar yang diwakili Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Drs I Wayan Gulendra MSi didampingi Dekan FSRD Dra Ni Made Rinu Msi, Kepala Prodi, Dosen dan mahasiswa.
Pembantu Rektor Wayan Gulendra menyambut baik kreatifitas mahasiswa dalam pameran yang mengangkat tema kebhinekaan.
Menurutnya, sesungguhkan kebhinekaan itu ciri dan karakteristik sebuah karya, dalam hal ini kekaryaan mahasiswa yang disajikan cukup beragam, berbeda satu dengan lainya yang didapatkan berdasarkan pengamatan di masyarakat. “Banyak hal yang bisa menjadi inspirasi yang didapatkan mahasiswa kita, dengan perbedaan atau kebhinekaan itu, justru memberikan keunggulan dalam karya-karyanya. Inilah topik yang diangkat mahasiswa dalam bentuk karya seni,” jelas Gulendra, disela pembukaan pameran, Selasa (13/6).
Menurutnya, perlu disadari bahwa persoalan karya seni, merupakan penyampaian rasa, bahasa untuk bisa ditangkap oleh masyarakat, dan lewat seni memiliki keunikan cara tersendiri. Semisal karya-karya yang mengungkapkan sebuah persoalan-persoalan tertentu dan sensitif tetapi dalam penyampain karya seni, penyampaian itu tidak membuat marah orang lain. “Nah cara-cara inilah kita proses lewat karya seni yang elegan, beretika, hingga menjadi karya seni,” terangnya.
Dekan FSRD ISI Denpasar Ni Made Rinu mengatakan, dalam pameran merajut kebhinekaan ini, masing-masing prodi berbeda-beda. “Toleransi yang sangat tinggi, kita bisa saksikan dalam pameran ini. Kami tetap menyarankan agar etika dijaga, komitmen tetap dijaga, kebersamaan dijaga, capaiannya juga dijaga karena itu sangat penting,” ujarnya.
Lanjutnya, agar capaian bagus, komitmen harus penting, seperti perlengkapan mahasiswa dalam pameran ini dibawa sendiri. “Nah, di situ menunjukan kreatifitas, jangan karya asli saja melainkan penunjang lainya sangat penting dipikirkan,” imbuhnya.
Hal lain yang tak kalah penting, kata Made Rinu, karya harus bisa memberikan pesan atau nilai kepada masyarakat. Dalam pameran ini, karya-karya yang dibawakan memiliki nilai kebhinekaan, hal yang berbeda itu indah. “Sekarang kan kita sudah tahu bagaimana proses mahasiswa berkarya di lapangan, apa yang mereka temukan hingga dijadikan topik karya, itu yang dituangkan dalam karya dan kami di fakultas bisa menjawab dengan pameran ini. Terpenting adalah karyanya ada nilai, dan pesan yang disampaikan dengan idealismenya dan mengandung hal-hal positif, ” tegasnya.
Dari karya-karya TA mahasiswa ini, banyak kreatifitas inovatif yang dilahirkan. Seperti karya I Putu Adi Natha dari Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) yang merancang packaging produk coklat rasa kelapa. Desain packaging dibuat dengan memadukan seni lukisan tradisi kamasan dan modern. Menurut Adi, karyanya ini mengadopsi keunggulan lokal, dimana produk coklat rasa kelapa satu-satunya produk asli Bali yang dikemas dengan desain seni yang elegan. “Kita tuangkan dalam packaging yang menarik, dengan seni lukisan yang menghiasi pembukus coklat itu nampak beda,” jelas Adi.
Selain karya DKV, karya-karya mahasiswa dari berbagai program studi lainnya juga banyak yang menarik dan layak dipasarkan. Kali ini jumlah mahasiswa yang ikut TA terbanyak dari PS DKV 67 orang, PS Seni Rupa 14 orang, PS Fotografi 16, PS Fashion 33, PS Televisi dan Film menyajikan 5 film dokumen, 2 film fiksi dan 1 program televisi. *isu
1
Komentar