Evaluasi Pamnas Bonsai di Bangli 2023: Mei Krodit, Tahun 2024 Pameran Digelar Juni
BANGLI, NusaBali - Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Kabupaten Bangli relatif sukses menggelar Pameran Bonsai, serangkaian memeriahkan HUT ke-819 Kabupaten Bangli, 16 – 26 Mei 2023. Untuk tahun depan, masih serangkaian HUT ini, PPBI akan menggeser waktu pelaksanaan pameran dari sebelumnya Mei 2023 menjadi Juni 2023.
Dari hasil evaluasi oleh Ketua PPBI Bangli Nyoman Susila, terkait peringatan HUT Kabupaten Bangli, Mei merupakan bulan yang sangat krodit. Karena saat itu ada banyak atau padat acara serangkaian memeriahkan HUT tersebut. ‘’Untuk pameran tahun depan di Bangli, kami dari PPBI akan menjadwalkan pelaksanaan pameran ini mundur dari biasanya Mei ke Juni 2024. Tapi, semua itu tergantung Bapak Bupati Bangli,’’ jelasnya saat dihubungi Sabtu (27/5).
Dengan mundur ke Juni, lanjutnya, maka panitia HUT Kabupaten Bangli akan lebih leluasa mengatur waktu dan jadwal kegiatan. Meskipun waktu mundur, namun pameran bonsai tahun 2024 tetap di Alun-alun Bangli. Karena pameran ini setingkat pamnas (pameran nasional), sangat memerlukan tempat lebih luas dan strategis. Berbeda halnya pameran tingkat kabupaten, bisa diadakan di tempat lebih sempit atau di desa. Selain itu, dengan kelas pamnas, maka pameran pasti melibatkan di atas 1.000 buah bonsai.
Nyoman Susila yang Kepala SMKN 1 Bangli ini belum berjanji Pamnas Bonsai HUT Kabupaten Bangli ke-820 Tahun 2024 akan memamerkan dan melombakan bonsai kelas bintang. Karena untuk menghadirkan bonsai kelas bintang sangat membutuhkan jejaring atau relasi lebih intensif. ‘’Oleh karena itu, untuk sementara kami baru siap tertingginya di kelas utama. Pameran kali ini ada 30 lebih pohon bonsai di Kelas Utama, dari target 20 pohon,’’ ujar laki-laki asal Banjar Antugan, Desa Jehem, Kecamatan Tembuku, Bangli ini.
Dia mengakui belum menerima laporan dari panitia terkait pameran Mei 2023 di Alun-alun Bangli. Namun, dari data sementara dan pengalaman dua kali pameran bonsai di Alun-Alun Bangli, panitia tak sampai norok. Dia mengakui pengeluaran pameran terbanyak pada biaya sewa meja, yakni Rp 50.000/hari di kali sekitar 320 meja. Biaya lain tak kalah kecil yakni biaya angkut untuk pemajangan atau display, dan lain-lain. Syukurnya pameran ini belum sampai memakai forklift atau garpu angkat untuk mengangkut bonsai. Karena ongkos sewa alat ini tentu tak kecil. Sebagaimana, pada Pameran Bonsai lalu di Alun-alun Bangli, kinerja angkut bonsai sudah lancar dengan memakai sepeda motor roda tiga.
Pameran bonsai ini mewadahi para pecinta bonsai khususnya di Bangli untuk memamerkan bonsai-bonsai terbaik. Selain itu, pameran tersebut juga mendorong semangat UMKM dalam seni bonsai lokal maupun nasional. Peserta pameran ini dari Bali, Jawa, dan NTB. 7lsa
Komentar