Nener dari Dusun Gondol Gerokgak, Primadona Ekspor ke Filipina
MANGUPURA, NusaBali.com – Komoditas ikan tuna masih menjadi andalan ekspor Bali ke mancanegara. Sedangkan untuk ikan hidup, benih bandeng (nener) juga diminati pasar internasional.
Produk perikanan dari Bali itu pun diserap pasar internasional tanpa adanya permasalahan ataupun penolakan.
“Komoditi terbesar dipegang oleh produk ikan tuna sebagai komoditi ikan non hidup, sedangkan benih bandeng atau nener sebagai komoditi ikan hidup,” terang Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali, Putu Sumardiana.
Komoditas ikan lainnya yang mampu menembus pasar ekspor adalah kerapu
Adapun nener, Sumardiana menjelaskan, paling banyak diserap Filipina. “Untuk menjadi bandeng, nener memerlukan waktu, sehingga dilakukan ekspor,” imbuh Sumardiana belum lama ini.
Produksi nener terbesar di Bali ini berasal dari Dusun Gondol, Desa Penyabangan, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng.
Dusun Gondol ini disebut-sebut sebagai penghasil nener terbaik, dan tak kehabisan stok karena banyaknya kelompok masyarakat yang berkecimpung memproduksi nener.
“Ekspor tiap hari ada dan tidak ada musim, karena tidak hanya dari Bali saja tetapi ada beberapa daerah yang masuk ke Bali untuk ikut mengekspor ikan-ikannya,” terang Sumardiana.
Berdasarkan data Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Denpasar mencatat, nilai ekspor komoditi ikan hidup pada Januari hingga Mei 2023, yakni benih bandeng sebesar Rp 17.69 miliar.
Sedangkan nilai ekspor ikan non hidup yang diekspor pada Januari hingga Mei 2023, yakni ekspor ikan tuna sebesar Rp 238,7 miliar. AS menjadi pasar terbesar ikan tuna Bali disusul China.
Selama ini, tidak ada kendala yang berarti dalam mengekpor ikan ke negara tujuan ekspor. Sebab, kualitas atau persyaratan ekspor serta sistem jaminan mutu sudah dipastikan layak dan bagus.
Bahkan, lanjut Sumardiana, seluruh ikan yang akan diekspor sudah melalui pemeriksaan di laboratorium sehingga kepercayaan negara luar terhadap produk Bali dirasa cukup baik.
“Blue economy sedang kami gencarkan karena bagaimana menjaga kawasan pantai yang menjadi salah satu indikator blue economy dilaksanakan. Lalu terkait dengan sampah plastik selalu kami jaga karena kami berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup,” pungkasnya. *ris
“Komoditi terbesar dipegang oleh produk ikan tuna sebagai komoditi ikan non hidup, sedangkan benih bandeng atau nener sebagai komoditi ikan hidup,” terang Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali, Putu Sumardiana.
Komoditas ikan lainnya yang mampu menembus pasar ekspor adalah kerapu
Adapun nener, Sumardiana menjelaskan, paling banyak diserap Filipina. “Untuk menjadi bandeng, nener memerlukan waktu, sehingga dilakukan ekspor,” imbuh Sumardiana belum lama ini.
Produksi nener terbesar di Bali ini berasal dari Dusun Gondol, Desa Penyabangan, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng.
Dusun Gondol ini disebut-sebut sebagai penghasil nener terbaik, dan tak kehabisan stok karena banyaknya kelompok masyarakat yang berkecimpung memproduksi nener.
“Ekspor tiap hari ada dan tidak ada musim, karena tidak hanya dari Bali saja tetapi ada beberapa daerah yang masuk ke Bali untuk ikut mengekspor ikan-ikannya,” terang Sumardiana.
Berdasarkan data Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Denpasar mencatat, nilai ekspor komoditi ikan hidup pada Januari hingga Mei 2023, yakni benih bandeng sebesar Rp 17.69 miliar.
Sedangkan nilai ekspor ikan non hidup yang diekspor pada Januari hingga Mei 2023, yakni ekspor ikan tuna sebesar Rp 238,7 miliar. AS menjadi pasar terbesar ikan tuna Bali disusul China.
Selama ini, tidak ada kendala yang berarti dalam mengekpor ikan ke negara tujuan ekspor. Sebab, kualitas atau persyaratan ekspor serta sistem jaminan mutu sudah dipastikan layak dan bagus.
Bahkan, lanjut Sumardiana, seluruh ikan yang akan diekspor sudah melalui pemeriksaan di laboratorium sehingga kepercayaan negara luar terhadap produk Bali dirasa cukup baik.
“Blue economy sedang kami gencarkan karena bagaimana menjaga kawasan pantai yang menjadi salah satu indikator blue economy dilaksanakan. Lalu terkait dengan sampah plastik selalu kami jaga karena kami berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup,” pungkasnya. *ris
Komentar