RSUD Buleleng Rawat 8 Pasien Suspect Meningitis, 2 Positif
SINGARAJA, NusaBali - Sebanyak 8 orang pasien di RSUD Buleleng saat ini sedang menjalani perawatan intensif. Mereka dinyatakan memiliki gejala klinis terinfeksi meningitis.
Bahkan dua orang diantaranya dinyatakan positif Meningitis Streptococcus Suis (MSS) yang dugaan penularannya melalui babi. Delapan pasien ini masuk ke RSUD Buleleng sejak pekan lalu. Seluruhnya pun sudah dilakukan tindakan lumbal pungsi atau pengambilan cairan otak untuk pengujian lebih lanjut. Dua hasil pengujian kultur ini sudah keluar dan dinyatakan positif streptococcus suis. Pasien itu berasal dari Kecamatan Sawan dan Kecamatan Buleleng.
Dirut RSUD Buleleng dr Putu Arya Nugraha didampingi Dokter Spesialis Neurologi dr Luh Putu Lina Kamelia ditemui, Senin (29/5) menerangkan delapan pasien yang menjalani perawatan saat ini memang sudah memenuhi gejala klinis meningitis. Seperti demam, nyeri kepala dan kaku pada leher yang disertai penurunan kesadaran. Seluruh pasien pun menjalani lumbal pungsi untuk mengetahui jenis bakteri yang menjangkitinya.
“Yang parah itu kemarin ada 4 pasien dalam sehari dalam satu lokus dari kecamatan Sukasada. Selain mengalami gejala klinis meningitis, mereka sama-sama memiliki riwayat mengkonsumsi daging babi yang tidak diolah dengan benar. Tetapi untuk memastikan Streptococcus Suis harus ada pengujian cairan otak,” ujar Kamelia.
Seluruh pasien meningitis saat ini menjalani perawatan intensif. Hanya satu orang yang dirawat di ruang ICU karena tidak sadarkan diri. Kamelia menjelaskan penyakit meningitis ini sebenarnya hampir ditemui setiap tahun. Hanya saja booming sejak kasus meningitis streptococcus suis mencuat di Bali beberapa waktu lalu.
Menurut Kamelia, meningitis streptococcus suis memiliki dampak lebih berat dibandingkan dengan meningitis biasa. Bakteri streptococcus yang ditularkan babi ini tidak hanya menyerang selaput otak, tetapi juga menjangkiti otak. Sehingga pasien yang dinyatakan positif Meningitis Streptococcus Suis harapan untuk sembuh total sangat tipis. “Kalaupun sembuh biasanya ada gejala sisa yang permanen, yakni tuli dan vertigo. Mortalitas (angka kematian) juga cukup tinggi di atas 50 persen. Tetapi kalau yang meningitis biasa itu bisa sembuh sepenuhnya dan lebih cepat masa pemulihannya,” imbuh dia.
Sementara itu Dirut RSUD Buleleng Arya Nugraha menjelaskan penanganan pasien meningitis di RSUD Buleleng sudah dilakukan sesuai dengan prosedur. Mereka akan diberikan antibiotik dan pengobatan khusus. Jika tingkat jangkitan bakteri ringan, pasien bisa membaik dalam waktu 10 hari perawatan.
RSUD Buleleng saat ini juga telah dilengkapi dengan klinik mikrobiologi, yang memudahkan untuk menguji dan memastikan jenis infeksi yang dialami pasien. Hasil uji laboratorium ini juga akan dipakai untuk menentukan pengobatan pasien, sehingga proses penyembuhan bisa dilakukan dengan tepat dan cepat. Dia menyebutkan penyakit meningitis ini tidak hanya disebabkan oleh bakteri yang ada di ternak babi yang kemudian menulari manusia melalui konsumsi maupun intervensi langsung. Meningitis juga dapat disebabkan oleh infeksi jamur. Namun karena di Bali memiliki kearifan lokal dengan pengolahan makanan berbahan daging babi, perlu dilakukan langkah antisipasi.
“Bakteri akan mati jika daging diolah dengan benar dan dimasak dengan suhu minimal 70 derajat celcius. Alangkah baiknya menghindari konsumsi daging atau bagian yang mentah,” tegas Dirut RSUD asal Desa Kayuputih, Kecamatan Banjar, Buleleng ini. 7 k23
Komentar