Museum Bali Simpan 14.542 Koleksi
Museum Bali menggelar seminar tiga hari pada 29–31 Mei 2023, mengangkat tema Usadha Rare, Bhusana Sulinggih, dan Topeng Sidakarya.
DENPASAR, NusaBali
Museum Bali terus berupaya memperkenalkan keberadaannya kepada masyarakat luas. Museum berusia 91 tahun saat ini menyimpan 14.542 koleksi, kebanyakan berupa benda etnografi upacara keagamaan di Bali.
Kepala Seksi Koleksi dan Konservasi UPTD Museum Bali I Putu Sedana, menyampaikan pihaknya terus berupaya melakukan penelitian terhadap seluruh koleksi yang dimiliki. Di antara belasan ribu koleksi Museum Bali terdapat 308 lontar, 411 topeng, dan beragam bhusana sulinggih.
“Salah satu tugas pokok Museum Bali adalah mengkaji, melaksanakan penelitian, dan menghasilkan karya tulis (terkait koleksi museum),” ujarnya saat membuka kegiatan seminar di Museum Bali, Senin (29/5).
Dia menjelaskan selama tiga hari, 29–31 Mei 2023, Museum Bali menggelar rangkaian seminar mengangkat sejumlah tema. Hari pertama mengangkat tema Usadha Rare, dilanjutkan pada hari kedua Bhusana Sulinggih, dan hari ketiga Topeng Sidakarya.
“Dengan seminar pada hari ini kita akan mendapatkan masukan dari masyarakat sekaligus membedah isi lontar Usadha Rare yang barangkali masih banyak ditekuni oleh masyarakat kita di Bali,” sebutnya.
Sedana menjelaskan pihaknya juga telah berhasil melakukan identifikasi 270 topeng koleksi Museum Bali. Koleksi topeng pada Museum Bali, u sejak awal tidak diketahui siapa yang menyumbang, bagaimana deskripsinya, bagaimana fungsinya, ataupun maknanya.
“Jadi tantangan kami di sini bagaimana bisa mengidentifikasi keberadaan koleksi topeng sebanyak 411 ini,” tambah Sedana.
Selain mengadakan identifikasi, pihak Museum Bali juga telah melakukan restorasi terhadap 70 topeng karena sudah banyak yang mengalami kerusakan, salah satunya yakni Topeng Sidakarya yang akan menjadi topik seminar pada hari ketiga.
Sedana mengungkapkan, pihaknya juga telah melakukan kajian terhadap koleksi bhusana sulinggih seperti ketu, genitri, dan bhusana sulinggih lainnya.
Dia mengatakan hasil seminar selama tiga hari nantinya akan dibukukan, sehingga bagi masyarakat umum yang ingin mendapatkan informasi terkait ketiga topik dapat mengunjungi Museum Bali untuk mendapatkan buku. “(Keberadaan) Museum Bali perlu terus diinformasikan kepada masyarakat luas,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Bali I Gede Arya Sugiartha, menyampaikan museum merupakan salah satu pranata sosial dalam penyebarluasan informasi sekaligus dalam mengedukasi masyarakat mengenai keberadaan budaya. Museum memberikan kontribusi terhadap kemajuan ilmu pengetahuan.
“Ketika manusia kehilangan orientasi, identitas budaya, maupun identitas dirinya, maka peranan museum menjadi salah satu sumber inspirasi tentang hal-hal penting yang harus diketahui dari hal-hal masa lalu untuk menuju masa depan,” ujar Arya Sugiartha. 7 cr78
1
Komentar