Drama Gong Sancaya Era Baru Tutup Rangkaian HUT Bangli
BANGLI, NusaBali - Pentas Drama Gong Legend Sancaya Era Baru di Alun-alun Bangli, Minggu (28/5) malam, menutup rangkaian perayaan HUT ke-819 Kabupaten Bangli. Penampilan para seniman drama gong ini cukup menarik antusias penonton. Ribuan penonton memenuhi alun-alun setempat.
Pentas drama gong berjudul ‘Petruk Mecangkling (selendang pitolo bolong)’. Ketua Paseban Kabupaten Bangli I Nyoman Jonson mengatakan pentas drama gong pada HUT Bangli yang kedua kalinya ini digagas para seniman senior. Tahun ini kembali bisa ditampilkan drama gong legend. "Sebelumnya, memang tidak semua pemain bisa tergabung karena beberapa hal. Ada seniman yang telah berpulang dan lainnya," jelasnya.
Persiapan pentas drama ini sekitar seabulan terakhir. Para seniman yang terlibat memiliki kesibukan/kegiatan masing-masing. Namun, mereka mampu meluangkan waktu untuk latihan.
Drama gong Sancaya Era Baru kini dikukuhkan dan ada perpaduan pemain/seniman senior dan pendatang baru. Pihaknya berharap drama gong kembali berjaya. "Mudah-mudah dengan bangkit para senior dan kemunculan generasi muda dapat membangkitkan animo masyarakat terutama generasi muda untuk melestarikan drama gong," ujarnya. Diakui beberapa agenda akan diselenggarakan termasuk juga drama lainnya.
Beberapa pemain senior tampil, antara lain, I Nyoman Subrata alias Petruk, Sang Ketut Arsa alias Ajik Perak, tampil pula Ni Nengah Dwi Madya Yani yang kini menjabat anggota DPRD Bangli.
Salah satu pemain drama gong legend, Sang Ketut Arsa atau yang lebih dikenal dengan nama panggungnya, yakni Ajik Perak, mengaku bahagia pada penutupan HUT Bangli bisa terlibat langsung dalam pementasan drama gong. "Saya sebagai pemain drama gong masih mendapat perhatian," ungkap seniman asal Desa Tamanbali, Kecamatan Bangli ini.
Seniman yang sudah bergelut dengan seni drama sejak tahun 1980 ini menyampaikan bahwa drama gong masih disegani sampai saat ini. Meskipun sudah ada banyak hiburan melalui media lainnya. Ke depan, hartap dia, mudah-mudah masyarakat masih bisa menerima drama gong, meski durasi tidak selama dulu. "Kalau dulu mulai jam delapan malam bisa sampai subuh. Mudah-mudahan drama gong bisa bangkit kembali," sambungnya.
Pihaknya berharap pemerintah lebih memperhatikan para seniman drama gong terlebih lagi yang sudah berusia. "Yang mana ketika diberikan kesempatan pentas, itulah kebahagiaan kami," imbuhnya.
Pementasan drama gong ini disaksikan Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta, beserta jajaran. Rangkaian acara HUT ke 819 ditutup secara resmi oleh Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta, dengan penyerahan piagam serta piala kepada seluruh pemenang lomba dalam rangkaian HUT Bangli.
Bupati Sedana Arta mengapresiasi penampilan drama gong legend yang diperkuat para seniman asal Bangli. Dalam kesempatan tersebut Bupati Bangli diberi kehormatan untuk membacakan prolog sebagai pembuka pementasan drama gong legend Bangli.
Bupati Sedana Arta menyampaikan terimakasih kepada seluruh panitia yang bertugas serta seluruh lapisan masyarakat Bangli yang telah bahu membahu bergotong royong untuk kelancaran seluruh rangkaian HUT Bangli. "Melalui perayaan HUT Bangli ke-819, akan tumbuh rasa jengah dari seluruh lapisan masyarakat Bangli menuju Bangli Era Baru," katanya. 7esa
Komentar