Permintaan Produk Hortikultura Meningkat
Kurang pasokan, sebagian produksi hortikultura didatangkan dari Jawa
DENPASAR, NusaBali - Kembali normalnya aktivitas pariwisata Bali berdampak langsung terhadap bisnis hortikultura. Permintaan produk hortikultura, yakni sayur-mayur dan buah-buahan mengalir deras.
Selain dipasok dari produksi lokal, produk sayur-mayur dan buah-buahan banyak didatangkan dari Jawa. Diantaranya Malang, Banyuwangi dan daerah penghasil hortikultura lainnya.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Pengusaha Hortikultura Indonesia Provinsi Bali (DPD Aspehorti Bali) I Wayan Sugiartha, mengatakan Selasa (29/5).
”Green house yang dulu sempat kosong kini sudah diisi kembali,” tunjuknya tentang peningkatan aktivitas produksi hortikultura di Bali, yang dipicu bangkitnya pariwisata Bali.
Untuk memasok kebutuhan pasar dan kebutuhan industri (pariwisata) sebagian produksi didatangkan dari Jawa.
“Produksi kita di Bali rasanya masih kurang,” jelas Sugiartha, tentang pasokan dari Pulau Jawa tersebut.
Pasokan hortikultura yang didatangkan dari Jawa, di antaranya buah pepaya, semangka, nanas, kol, kentang, kol, sawi dan lainnya.
“Banyak petani kita yang masih sungkan untuk budidaya,” ungkap Sugiarta.
Kesulitan modal akibat pandemi tiga tahun lalu, salah satu faktor penyebabnya. Juga karena faktor fluktuasi harga.
“Itu juga yang menyebabkan produksi horti kurang,”lanjut Sugiartha.
Pengusaha horti dari Desa Blahkiuh, Kecamatan Abiansemal, Badung berharap kondisi pariwisata Bali membaik terus, sehingga bisnis hortikultura tidak ‘mandeg’ lagi seperti saat pandemi.
“Hotel, restoran, swalayan dan permintaan dari pasar umum semakin ramai,” ujarnya.
Sugiartha pun menuturkan oderan yang harus dia penuhi dalam sepekan, berkisar 0,5 ton. “Rata – rata sekitar itu dari beberapa jenis,” ungkapnya.
I Wayan Sila Arta, seorang petani yang juga pebisnis hortikultura asal Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan menuturkan sekarang ini iklim untuk budidaya sedang bagus.
“Tanah, tidak terlalu lembab dan tidak terlalu kering,” ujarnya.
Jenis tanaman horti apapun, tumbuhya akan bagus jika kelembaban tanah baik.
Namun demikian masih banyak buah-buahan maupun sayur yang dipasok dari luar. Tidak saja dari Jawa, tetapi sampai ke Medan (Sumut).
“Terutama untuk wortel dari Medan,” kata Sila Arta.
Demikian juga kentang, juga dipasok dari Jawa. “Produksi kita masih kurang,” ucapnya.
Sejak pariwisata membaik, Sila Arta mengatakan omzet mengalami peningkatan.
“Sampai 40 persen,” ungkapnya.
Dia tidak menyebut riil nominalnya. Sila Arta menjelaskan dengan perumpamaan. “Kalau dulu saya dapat Rp1.000 setiap pekan, sekarang naik jadi Rp 1.400,” tandasnya. k17.
Komentar