Maestro Seni Bali Perankan Pengorbanan Kebo Iwa
Pesta Kesenian Bali (PKB) XXXIX menjadi ajang menampilkan karya seni yang menjadi puncak-puncak kesenian masing-masing daerah di Bali.
DENPASAR, NusaBali
Tidak terkecuali pula bagi para maestro seni Bali ikut ambil bagian dalam perhelatan PKB kali ini. Pementasan tersebut merupakan ide dari Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Dewa Putu Beratha.
Sejumlah maestro seni seperti Prof I Made Bandem, Prof I Wayan Dibia, Dr Ketut Gede Asnawa, Komang Astita, dan maestro lainya menampilkan garapan seni prembon berjudul Sumpah Janji Kebo Iwa. Pentas seni itu dilangsungkan di Kalangan Ratna Kanda Taman Budaya Bali, Rabu (14/6) malam.
Prof I Made Bandem menjelaskan, pentas yang mengambil tema Kebo Iwa ini mengingatkan masyarakat akan perjuangan Patih Gajah Mada dalam mempersatukan Nusantara. Kisah Sumpah Janji Kebo Iwa menceritakan kesaktian dua patih Bedahulu yakni Kebo Iwa dan Pasung Grigis. Hal ini membuat Kerajaan Majapahit harus memutar otak untuk menaklukkan Kebo Iwa. Akhirnya, dalam usahanya mempersatukan Nusantara, ia bersedia memenuhi undangan dari Kerajaan Majapahit di Tanah Jawa. Dimana, ketika itu Kebo Iwa dijanjikan akan dinikahkan dengan salah satu putri raja.
Namun, Patih Pasung Grigis sudah mencium bau busuk atas undangan Majapahit kepada Gajah Mada. Namun, karena keteguhan hatinya Kebo Iwa tetap berangkat menuju Kerajaan Majapahit. Dugaan Pasung Grigis pun benar, Kebo Iwa akhirnya dikubur pada sebuah sumur. Ketika itulah Kerajaan Bali menjadi takluk dan Majapahit menguasai Nusantara.
“Prembon ini dipentaskan agar masyarakat Bali lebih memahami perjuangan para leluhur Bali. Bahwa ada seorang Maha Patih tersohor harus rela takluk hanya demi mempersatukan Nusantara. Sehingga tidak ada lagi pikiran atau itikad untuk memecah NKRI,” ungkap Prof Bandem.
Maestro lainnya, Prof I Wayan Dibia menambahkan, pihaknya mengaku kondisi bangsa Indonesia saat ini tengah dilanda cobaan dan ujian terhadap rasa nasionalisme. Dikatakan, sajian yang dipersembahkan para maestro seni, sekaligus ingin memberikan pemahaman tentang seni Prembon. Sebab, menurut pengamatan para maestro, seni prembon kini telah banyak keluar dari pakem aslinya, dimana sebagian besar seniman berkeinginan menampilkan prembon yang disukai masyarakat dengan memperbanyak bebondresan atau kelucuannya. “Hal inilah yang perlu ditekankan kepada masyarakat guna mengetahui perbedaan antara seni-seni yang ada di Bali,” jelasnya. *in
Sejumlah maestro seni seperti Prof I Made Bandem, Prof I Wayan Dibia, Dr Ketut Gede Asnawa, Komang Astita, dan maestro lainya menampilkan garapan seni prembon berjudul Sumpah Janji Kebo Iwa. Pentas seni itu dilangsungkan di Kalangan Ratna Kanda Taman Budaya Bali, Rabu (14/6) malam.
Prof I Made Bandem menjelaskan, pentas yang mengambil tema Kebo Iwa ini mengingatkan masyarakat akan perjuangan Patih Gajah Mada dalam mempersatukan Nusantara. Kisah Sumpah Janji Kebo Iwa menceritakan kesaktian dua patih Bedahulu yakni Kebo Iwa dan Pasung Grigis. Hal ini membuat Kerajaan Majapahit harus memutar otak untuk menaklukkan Kebo Iwa. Akhirnya, dalam usahanya mempersatukan Nusantara, ia bersedia memenuhi undangan dari Kerajaan Majapahit di Tanah Jawa. Dimana, ketika itu Kebo Iwa dijanjikan akan dinikahkan dengan salah satu putri raja.
Namun, Patih Pasung Grigis sudah mencium bau busuk atas undangan Majapahit kepada Gajah Mada. Namun, karena keteguhan hatinya Kebo Iwa tetap berangkat menuju Kerajaan Majapahit. Dugaan Pasung Grigis pun benar, Kebo Iwa akhirnya dikubur pada sebuah sumur. Ketika itulah Kerajaan Bali menjadi takluk dan Majapahit menguasai Nusantara.
“Prembon ini dipentaskan agar masyarakat Bali lebih memahami perjuangan para leluhur Bali. Bahwa ada seorang Maha Patih tersohor harus rela takluk hanya demi mempersatukan Nusantara. Sehingga tidak ada lagi pikiran atau itikad untuk memecah NKRI,” ungkap Prof Bandem.
Maestro lainnya, Prof I Wayan Dibia menambahkan, pihaknya mengaku kondisi bangsa Indonesia saat ini tengah dilanda cobaan dan ujian terhadap rasa nasionalisme. Dikatakan, sajian yang dipersembahkan para maestro seni, sekaligus ingin memberikan pemahaman tentang seni Prembon. Sebab, menurut pengamatan para maestro, seni prembon kini telah banyak keluar dari pakem aslinya, dimana sebagian besar seniman berkeinginan menampilkan prembon yang disukai masyarakat dengan memperbanyak bebondresan atau kelucuannya. “Hal inilah yang perlu ditekankan kepada masyarakat guna mengetahui perbedaan antara seni-seni yang ada di Bali,” jelasnya. *in
Komentar