Made Arianti Rebut Emas Para Atletik
Arianti dapat medali emas di 100 meter T12. Di 200 meter, dia juga ditargetkan mendapat emas lagi dan di 400 meter ditargekan meraih perunggu.
JAKARTA, NusaBali
Atlet para atletik Ni Made Arianti Putri (Arianti) merebut medali emas nomor lari 100 meter T12 ASEAN Para Games (APG), di Morodok Techo Stadium, Kamboja, Senin (5/6). Anak kedua dari dua bersaudara itu, memperoleh medali emas dengan catatan waktu 13,10 detik.
"Arianti mendapat medali emas di 100 meter T12. Hasil tersebut, sesuai target," ujar Pelatih Para Atletik Slamet Widodo, Senin (5/6) malam.
Di nomor tersebut, Arianti mengalahkan atlet Vietnam Dinh Thao Duyen, yang di peringkat kedua dengan 16,00 detik. Posisi ketiga ditempati atlet Laos, Souliphone Vongdala dengan 16,55 detik.
Prestasi yang dicapai Arianti, tak lepas dari latihan yang dijalani selama di Solo, Jawa Tengah.. Dia berlatih menyambung dari APG Jateng, Indonesia pada Agustus 2022. Selain di 100 meter T12, Arianti juga turun di nomor 200 dan 400 meter.
Soal jadwal lomba nomor tersebut, Slamet mengaku, masih menunggu agendanya. Selanjutnya, Slamet berharap Arianti dapat memetik medali kembali.
"Di 200 meter, Arianti ditargetkan mendapat medali emas lagi. Sedangkan di 400 meter, dia ditargekan meraih perunggu," papar Slamet.
Di APG Indonesia 2022, Arianti juga meraih perunggu 400 meter. Sedangkan di 100 meter, dia tidak mendapatkan medali. Dia baru dapat medali emas di 200 meter.
Arianti sendiri mengenal atletik saat masuk Yayasan Pendidikan Dria Raba, Denpasar. Di sana banyak tuna netra sarat prestasi, termasuk atletik. Dia semakin mengenal atletik setelah menempuh pendidikan di SLBN 1 Denpasar.
"Yayasan dan sekolah satu tempat. Disana banyak atlet tuna netra. Saya terinspirasi oleh kakak kelas," jelas Arianti.
Arianti diarahkan pelatih untuk menggeluti atletik di nomor 100, 200 dan 400 meter. Selain itu, dia juga berlatih tolak peluru dan lompat jauh.
Melihat potensinya bagus, Arianti diikutsertakan dalam Pekan Paralympic Pelajar Nasional (Peparpenas) 2009 di Yogyakarta saat usia 13 tahun.
Hasilnya, dia menyabet emas 100 meter dan perunggu tolak peluru. Selanjutnya, dia mengikuti sejumlah kejuaraan bertaraf nasional dan internasional.
Anak pasangan I Nyoman Setiawan dan Made Suri itu juga meraih medali emas, perak dan perunggu. Prestasi itu membawa Arianti jadi bagian dari timnas para atletik Indonesia.
Arianti menderita tuna netra sejak lahir. Dia mengisahkan, kedua orangtua dan kakaknya normal. Berbagai usaha telah dilakukan agar dapat melihat. Bahkan menjalani tiga kali operasi mata. k22
1
Komentar