Hingga Mei, 50 Kasus Meningitis Babi di Bali, Warga Diimbau Tak Konsumsi Daging Mentah
DENPASAR, NusaBali - Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Bali melaporkan 50 kasus suspect Meningitis Streptococcus Suis (MSS) atau meningitis babi pada periode Januari-Mei 2023. Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Provinsi Bali, Dr dr I Nyoman Gede Anom MKes mengatakan total empat orang meninggal akibat penyakit infeksi otak tersebut.
Secara terinci, jumlah pasien MSS selama 2023, kata dr Anom, 6 kasus dirawat di RSUD Buleleng, 5 kasus dirawat di RSUD Negara, 31 kasus dirawat di RSU Sanjiwani dan RS Payangan Gianyar, dan 8 kasus dirawat di RS Bali Mandara dan RS Prof I GNG Ngoerah Denpasar. "Dari semua kasus tersebut yang meninggal sebanyak 4 orang dan 1 di antara kasus meninggal sudah terkonfirmasi positif bakteri Streptococcus Suis," ungkap dr Anom kepada NusaBali, Selasa (6/6).
Lebih lanjut dia mengungkapkan, kasus MSS di Bali tidak hanya ditemukan pada tahun 2023 saja, namun sudah dilaporkan sejak tahun 2015. Setiap tahun, kata dr Anom, selalu ada laporan kasus MSS di Bali. Namun diakuinya pada tahun 2023 kasus MSS mengalami peningkatan yang kemungkinan dipengaruhi perubahan pola makan masyarakat. "Saat ini sangat populer di kalangan masyarakat untuk mengkonsumsi makan olahan mentah maupun setengah matang," ucap birokrat asal Desa/Kecamatan Blahbatuh, Gianyar ini.
Dokter Anom mengatakan, pihaknya meningkatkan kewaspadaan dini terhadap munculnya kasus tambahan dengan meningkatkan jejaring kerja sama antarfasilitas pelayanan kesehatan dan lintas sektor terkait. Diskes Bali melakukan koordinasi lintas sektor dengan Dinas Pertanian maupun tokoh desa dan tokoh adat.
Dia juga mengungkapkan akan dibentuk Tim Koordinasi Penanggulangan Penyakit Zoonosis dan Penyakit Infeksi Baru di Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. Lebih jauh pihaknya juga mengintensifkan penyelidikan epidemiologi untuk menemukan sumber penyebab penularan penyakit tersebut. Dokter Anom mengatakan, pihaknya juga meningkatkan promosi kesehatan sebagai upaya meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat, terutama membangun kesadaran agar mengonsumsi makanan yang sudah diolah dengan matang.
Dia mengimbau masyarakat memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan meliputi meningkatkan kesadaran kemungkinan infeksi pada individu-individu yang sering kontak dengan babi atau menangani daging babi. Mereka diharapkan mencuci tangan, lengan, dan bagian tubuh terbuka lainnya secara menyeluruh setelah kontak dengan babi atau daging babi.
Selain itu individu yang sering kontak dengan babi atau daging babi diimbau menutup luka terbuka dengan penutup luka anti air dan memakai sarung tangan yang sesuai.
Masyarakat juga diminta menjauhkan daging babi mentah dari makanan yang dimasak lainnya, memasak daging babi minimal dengan suhu internal 70 derajat celcius atau sampai air kaldu jernih. "Diimbau kepada masyarakat bila mengalami demam, kaku kuduk, nyeri kepala berat hingga penurunan kesadaran setelah mengonsumsi makanan yang setengah matang atau mentah segera mencari pengobatan ke fasyankes terdekat dan dikonsultasikan dengan dokter," tandas dr Anom. 7 cr78
1
Komentar