SMAN 1 Sukawati Utamakan 7 Banjar
Syukurnya tanah sekolah ini tidak terikat dengan masyarakat, sehingga sekolah nyaman dalam PPDB jalur bina lingkungan.
PPDB Jalur Bina Lingkungan
GIANYAR, NusaBali
SMAN 1 Sukawati (Suksma), Gianyar, menggunakan patokan radius wilayah terdekat dalam merekrut siswa baru untuk PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) tahun 2017, jalur bina lingkungan. Sekolah di Banjar Jungut, Desa Batuan, Kecamatan Sukawati ini memprioritaskan peserta didik baru asal dua desa dan 7 banjar terdekat.
Dua desa itu yakni, Desa Batuan dan Sukawati. 7 dimaksud yakni Banjar Jungut, Bedil, Tameng, Peninjoan, Dlodtunon, Puaya, dan Banjar Gede.
Dengan kuota 10 persen jalur bina lingkungan, SMAN 1 Sukawati akan menerima 39 siswa baru. “Total siswa baru yang kami terima tahun ajaran ini 396 siswa,” jelas Kepala SMAN 1 Sukawati, Drs I Gusti Made Puja Armaya MM MPd, Jumat (16/6).
Pihaknya memperkirakan, jalur bina lingkungan ini akan membeludak. Maka itu sejak jauh-jauh hari, pihak sekolah ini sudah rapat menghadirkan dua Perbekel dan 7 kadus terdekat. Ia juga mengundang masyarakat umum yang berminat anaknya bersekolah di SMAN 1 Sukawati. “Syukurnya tanah sekolah ini tidak ada terikat dengan masyarakat, sehingga sekolah nyaman dalam PPDB jalur bina lingkungan,” jelasnya. Bahkan Puja Armaya mengatakan telah mengundang Ombudsman untuk turut serta dalam pembahasan jalur bina lingkungan. “Tanggal 12 Juni lalu kami sudah rapat tentang PPDB ini,” terangya.
Pendaftaran jalur bina lingkungan dibuka mulai Senin (19/6) - Rabu (21/6), serentak di seluruh SMA/SMK di Bali termasuk SMAN 1 Sukawati yang akrab disapa Suksma ini. Jika toh nanti permintaan lewat jalur bina lingkungan ini membeludak, pihaknya mengaku akan melakukan seleksi. “Radius tetap menjadi prioritas dibuktikan dengan KK yang maksimal terbit per 1 Januari 2016, jika masih banyak kami akan seleksi prestasi calon peserta didik. Cara terakhir, kami lihat nilainya,” jelasnya.
Diakui Puja Armaya, minat calon peserta didik ke Suksma cukup tinggi. Dilihat dari data tahun lalu, tercatat sekitar 1.700-1.800 pelamar. Namun yang diterima 380 orang untuk 11 kelas. “Tahun lalu per kelas berisi 32 siswa. Tahun ini diwajibkan dari provinsi, satu rombel isinya 36 jadi tahun ini kami terima 396 siswa,” jelasnya.
Penerimaannya pun sama dengan sekolah lain yakni, maksimal 20 persen jalur miskin, 20 persen jalur prestasi, 10 persen jalur lingkungan dan 50 persen jalur reguler menggunakan nilai UN. Untuk jalur miskin juga cukup diminati, namun tidak pernah terisi penuh. “Tahun ini kami sediakan 79 kursi, tapi sampai saat ini baru mendaftar 24 siswa,” jelasnya. Pelamar untuk jalur ini, selain berasal dari Sukawati, juga dari beberapa desa di Gianyar, antara lain Desa Singapadu, Kelurahan Ubud, Desa Lodtunduh, Batubulan, Kelurahan Gianyar, Desa Tegallalang, bahkan wilayah Payangan. Meskipun tidak memenuhi kuota, 24 calon siswa jalur miskin ini tetap dilakukan seleksi. Terutama untuk memastikan calon siswa tersebut dalam kondisi miskin. “Besok, tim akan bergerak ke rumah calon peserta didik memverifikasi,” jelasnya.
Puja mengaku, pihaknya tidak terpengaruh dengan kehadiran siswa miskin. Sebab sejak awal masuk Suksma, peserta didik sudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah termasuk prestasi dan disiplin siswa. “Justru siswa dari keluarga kurang mampu bisa menyesuaikan diri dengan teman-temannya yang berprestasi,” jelasnya.*nvi
Komentar