Global Oncology Summit 2023, Pakar Kanker Bertemu di Bali
MANGUPURA, NusaBali.com – Sekurangnya 200 stakeholders di bidang kesehatan mengikuti Global Oncology Summit (GOS) 2023 yang dilangsungkan di Bali, 10-11 Juni 2023.
Para stakeholder yang hadir bukan hanya dokter dan peneliti Indonesia, namun dihadiri juga oleh pakar dari luar negeri, di antaranya Prof Sung Bae Kim (Korea Selatan), Prof Toh Han Chong (Singapura), Prof Zhou Caicun (China), dan Prof Kumar Prabhash (India).
Kegiatan yang dilaksanakan di Four Points Ungasan ini digagas oleh PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui anak usaha Global Onkolab Farma (GOF) bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Biomedical & Genome Science Initiative (BGSi), dan Perhimpunan Ahli Onkologi Indonesia (POI).
GOS merupakan upaya bersama untuk mendorong penyediaan precision and personalized medicine untuk beberapa terapi penyakit, termasuk kanker, dengan memanfaatkan kekuatan informasi genetik.
“Kalbe mendukung upaya Kementerian Kesehatan untuk melakukan transformasi teknologi kesehatan sebagai bagian dari enam pilar transformasi kesehatan yang telah disusun oleh pemerintah. Melalui Kalbe Global Oncology Summit 2023, menjadi bagian dari komitmen bersama untuk meningkatkan kualitas hidup pasien kanker yang sejalan dengan misi Kalbe, yakni meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik,” kata Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Vidjongtius, Sabtu (10/6/2023).
Vidjongtius menambahkan bahwa pihaknya mengapresiasi upaya pemerintah untuk terus melakukan pengembangan dan pemanfaatan teknologi, digitalisasi, dan bioteknologi terutama di dalam negeri untuk memperkuat sektor kemandirian kesehatan di Indonesia.
Peningkatan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) dan pemanfaatan teknologi dan digitalisasi dapat merevolusi perawatan kanker dan meningkatkan kesehatan pasien. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa sekitar 10 juta jiwa di seluruh dunia meninggal dunia akibat kanker setiap tahunnya.
Pada tahun 2022 terdapat 3 juta kasus kanker yang telah menelan pembiayaan BPJS lebih dari Rp 4,5 triliun, menjadikan kanker sebagai penyakit katastropik dengan pembiayaan terbesar sekaligus pembunuh kedua setelah penyakit jantung.
Melihat kondisi tersebut, menurut Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Mulialie, Kalbe juga mengembangkan ekosistem layanan kanker yang disebut One Onco, sebagai solusi lengkap menghadapi kanker.
Melalui ekosistem One Onco, Kalbe menyediakan layanan kanker mulai dari penyediaan akses screening dan deteksi dini kanker, hingga bekerja sama dengan ratusan fasilitas kesehatan di Indonesia, termasuk memperluas akses masyarakat kepada dokter onkologi melalui KlikDokter.
“Untuk mendukung kemandirian kesehatan dalam negeri, Kalbe juga memproduksi obat kanker di dalam negeri, salah satunya Erlotinib sebagai obat kanker paru dengan tingkat TKDN yang tinggi,” tambah Mulialie.
“Berkaitan dengan terapi kanker yang presisi dan personal, Kalbe telah menjadi pionir dalam diagnostik molekuler untuk kanker melalui layanan pemeriksaan Comprehensive Genomic Profiling (CGP) dengan teknologi Next Generation Sequencing (NGS) oleh KalGen Innolab. Melalui Stem Cell and Cancer Institute (SCI) yang dimiliki Kalbe, telah dikembangkan beberapa kit untuk deteksi mutasi pada lung cancer (kanker paru). Sebelumnya juga telah memiliki track record untuk mengembangkan kit diagnostik berbagai macam jenis kanker, misalnya untuk kanker serviks, colorectal cancer,” tutur Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Sie Djohan.
Djohan menambahkan, layanan lain untuk kanker adalah pemeriksaan HPV untuk deteksi dini kanker serviks dan juga penyediaan obat-obatan berbasis bioteknologi dalam pengobatan kanker.
Sementara Kalbe tetap berdedikasi untuk meningkatkan perawatan kanker di Indonesia, Kalbe juga menyadari pentingnya memperluas inovasi ke wilayah global.
Melalui kehadiran yang kuat dari tim Kalbe Internasional, Kalbe secara aktif bekerja untuk berbagi kemajuan dan berkolaborasi dengan profesional perawatan kesehatan di seluruh dunia.
Kalbe Global Oncology Summit yang mengangkat tema Biomedical & Genome Sequencing towards Oncology Precision Medicine menjadi bukti komitmen Kalbe terhadap kolaborasi global, pertukaran pengetahuan, dan kemajuan kedokteran presisi onkologi dalam skala internasional.
Acara ini dihadiri secara langsung oleh Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kemenkes, Lucia Rizka Andalucia dan BGSi Advisor, Ines Atmosukarto.
Komentar