Puluhan Rumah di Dusun Wanasari Terbakar
Diduga Lupa Matikan Kompor, Seratusan Warga Ngungsi
Satu orang warga bernama Ruslan Junaidi,56, menderita luka bakar di kepala, pergelangan tangan kanan, dan telapak kaki, kini dirawat di RSUD Wangaya.
DENPASAR, NusaBali
Peristiwa kebakaran hebat melanda pemukiman warga di Jalan Kartini, Gang Pura Pasek, Banjar Wangaya Kaja, RT 05, Dusun Wanasari, Desa Dauh Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar, Selasa (13/6) pukul 08.30 Wita. Sebanyak 35 unit rumah semi permanen ludes terbakar dalam waktu 3,5 jam.
Satu orang warga bernama Ruslan Junaidi,56, menderita luka bakar di kepala, pergelangan tangan kanan, dan telapak kaki. Selain itu luka robek pada telapak kaki. Korban yang merupakan penghuni rumah yang jadi sumber kebakaran itu harus mendapat perawatan intensif di RSUD Wangaya.
Sebagian besar barang berharga milik puluhan Kepala Keluarga (KK) yang tinggal di sana jadi debu, termasuk empat unit sepeda motor. Ratusan warga yang terdampak musibah ini hanya berharap bantuan dari pemerintah dan donatur yang mau berdonasi. Kapolsek Denpasar Utara, Iptu I Putu Carlos Dolesgit mengungkapkan kebakaran yang menimpa puluhan unit rumah semi permanen itu diduga terjadi akibat kompor gas lupa dimatikan. Banyaknya bahan yang mudah terbakar membuat api cepat membesar. Ditambah lagi akses menuju lokasi sempit membuat tim pemadam kebakaran kewalahan.
"Sebenarnya respons dari tim pemadam kebakaran BPBD Kota Denpasar cepat. Sayangnya tidak bisa masuk sampai ke TKP. Petugas harus sambung selang menuju ke titik api dari Jalan Kartini sekitar 200 meter sampai ke ujung lokasi kebakaran. Kerugian yang ditimbulkan belum diketahui karena masih dihitung pihak berwenang," ungkap Iptu Putu Carlos.
Sementara salah seorang korban mengaku bernama Radia,50, ditemui di lokasi TKP kemarin siang mengatakan pada saat awal kejadian dirinya sedang mengikuti pertemuan di Santi Graha. Ibu rumah tangga yang bertugas sebagai Ketua Posyandu di RT 05 Dusun Wanasari ini kaget saat melihat ada status WA dari warga tentang kebakaran di lingkungan tempat tinggalnya.
Radia bergegas pulang ke rumah meninggalkan pertemuan. Sampai di rumah api sudah besar dan sudah melahap atap bangunan rumahnya di ujung selatan pemukiman itu. Saat itu dirinya dilarang petugas masuk ke dalam rumah, walau untuk sekadar menyelamatkan barang berharga miliknya.
Dilarang petugas, Radia terpaksa pasrah. Akhirnya barang seisi rumahnya jadi debu. Dia bersama anak-anaknya tinggal pakaian di badan saja. "Saya sudah tidak punya apa-apa lagi. Tinggal pakaian di badan saja," tuturnya dengan nada sedih.
Radia menceritakan pemukiman seluas 1,5 are itu setahu dirinya sudah ada sejak tahun 1963. Semua penghuni di sana kontrak tanah lalu bangun rumah semi permanen. Pada awalnya dahulu tidak terlalu padat, tapi seiring berjalannya waktu makin banyak orang yang kontrak dan bangun rumah. "Banyak orang ngontrak tanah di sini karena murah. Ada yang bayar per bulan dan ada pula bayar per tahun. Kontrakannya murah. Saya sebulan Rp 28.000. Ada yang Rp 30.000 dan lainnya. Tergantung luas tanah," bebernya.
Pantauan di lokasi, Selasa sore kemarin warga masing-masing pemilik rumah terlihat masih melakukan pendinginan lokasi bersama petugas Pemadam Kebakaran (Damkar). Mereka mencoba mengais harta benda yang masih ada, namun satupun sudah tidak tersisa. Tanah tersebut bukan milik warga terdampak, melainkan mereka ngontrak untuk mendirikan bangunan.
Ketua RT 5 Wanasari, Haji Budi saat ditemui di lokasi mengungkapkan kebakaran mulai terjadi sekitar pukul 09.00 Wita. Awalnya, api terlihat dari rumah paling pojok barat laut.
Sebelum kejadian, warga yang rumahnya menjadi pemicu kebakaran tersebut sedang menggoreng ikan. Sementara, kompor yang masih menyala langsung ditinggalkan ke luar rumah untuk berbelanja. Beberapa menit kemudian, api mulai keluar dari rumah tersebut. Warga yang mengetahui kejadian itu berupaya untuk memadamkan api dari dalam rumah. Namun, naasnya api malah merembet dari atap ditambah angin kencang. Hal itu menyebabkan api cepat merembet dan melalap 35 rumah termasuk rumah Ketua RT 5, Haji Budi.
"Tadi kami panik ramai-ramai menyiram dengan alat seadanya. Kami sibuk memadamkan dari bawah, ternyata api sudah cepat melalap lewat atap. Ditambah tabung gas meledak dari beberapa rumah karena jam itu masih waktu memasak. Kalau di sini ada 60 KK, tadinya 35 KK, karena harus data pasti setelah kami hitung ulang hanya 25 KK yang kena," jelas pria yang mengaku sudah 50 tahun tinggal di kawasan tersebut.
Bersambung ke halaman 2 >>
1
2
Komentar