Prof Trisnawati Dikukuhkan Jadi Guru Besar ISI Denpasar
Kembangkan Kreasi Seni Warga Kolok Bengkala
Tari Baris Bebila
Guru Besar
ISI Denpasar
Tari Baris Bebek Bingar Bengkala
Prof Dr Ida Ayu Trisnawati SST MSi
Kolok
Desa Bengkala
Selama penelitian, Prof Trisnawati menciptakan sebuah tarian baru berjudul Tari Baris Bebila (Tari Baris Bebek Bingar Bengkala).
DENPASAR, NusaBali
Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar mengukuhkan satu guru besar anyar Prof Dr Ida Ayu Trisnawati SST, MSi, Selasa (13/6), bertempat di Gedung Citta Kelangen, Kampus ISI Denpasar. Guru besar bidang kajian tari membawakan orasi ilmiah mengenai kreativitas seni warga ‘kolok’ (tuli bisu) di Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng.
Prof Trisnawati sejak 2016 melakukan kajian dan penelitian di desa yang memiliki warga bisu-tuli terbanyak di Indonesia. Selama di sana dia mendorong kreativitas warga kolok dengan menciptakan sebuah tarian baru berjudul Tari Baris Bebila (Tari Baris Bebek Bingar Bengkala).
Dalam orasi berjudul ‘Ceria Menembus Kebisuan’, Prof Trisnawati menceritakan semangat warga kolok Bengkala dalam berkesenian di tengah keterbatasan yang mereka bawa sejak lahir.
“Dalam hal ini saya mencipta Tari Baris Bebila untuk menunjukkan bahwa kita itu sama, tidak membedakan antara yang difabel dengan yang normal pada umumnya,” ujar Prof Trisnawati ditemui usai sidang pengukuhannya.
Guru besar alumnus ISI Jogjakarta ini menjelaskan Tari Baris Bebila (Bebek Bingar Bengkala) adalah tari garapan baru yang dikembangkan sesuai dengan potensi seni di desa Bengkala, yang terbatas secara fisik yaitu orang bisu tuli.
Tari yang diciptakannya pada 2017 adalah tarian baris yang mengambil beberapa gerak pegambuhan. Secara konsep, kata ‘baris’ menggambarkan pasukan, ‘bebek’ disebut juga itik, sedangkan bingar bermakna ceria dan Bengkala adalah nama desa tempat warga kolok tinggal.
Dengan demikian Tari Baris Bebila adalah tarian yang menggambarkan keceriaan pasukan yang semangatnya melampaui batas kemampuan di bawah satu komando.
Prof Trisnawati mengatakan, Tari Baris Bebila terinspirasi pengembala bebek, ‘bebek’ yang mahir mengikuti si pengembala yang memegang sebatang bambu. Sehingga penari Tari Baris Bebila ini membawa properti tombak.
Foto: Guru Besar ISI Denpasar Prof Dr Ida Ayu Trisnawati SST, MSi, memberikan orasi ilmiah, bertempat di Gedung Citta Kelangen, Kampus ISI Denpasar, Selasa (13/6). -SURYADI
Gerakan tarian ini sesuai dengan kemampuan penari yang terbatas, sehingga penari mudah mengikuti gerakannya. Penari Tari Baris Bebek Bingar Bengkala terdiri dari tujuh orang laki-laki yang membawa tombak. Satu orang berperan sebagai pimpinan.
Prof Trisnawati menjelaskan, untuk mengajarkan tari kepada warga bisu-tuli perlu menggunakan strategi berbeda dengan mengajar orang normal pada umumnya. Jika biasanya penari mengikuti suara musik, sebaliknya pada warga kolok musik akan mengikuti gerakan penari kolok.
“Penabuh akan mengikuti mereka menari, jadi orang tidak tahu mereka kelompok difabel, orang kolok, mereka menari layaknya orang normal,” jelas Prof Trisnawati.
Sementara itu, Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Wayan ‘Kun’ Adnyana SSn, MSn, mengucapkan selamat kepada Prof Trisnawati yang telah menjadi guru besar aktif ke-10 kampus seni terbesar di Bali.
“Saya atas nama civitas akademika ISI Denpasar menyampaikan selamat, karena kita ketahui bersama untuk menjadi guru besar atau profesor melalui proses yang sangat panjang,” ujar Prof Kun.
Prof Kun mengungkapkan selain pemenuhan kredit yang mencakup Tri Dharma Perguruan Tinggi, untuk mencapai guru besar, seorang akademisi juga harus ada upaya pemenuhan jurnal internasional bereputasi.
Dia mengungkapkan, belum banyak dosen apalagi dosen seni dan desain yang bisa mengakses dan mempublikasikan karya ilmiahnya ke jurnal ilmiah bereputasi.
Prof Kun menuturkan, pencapaian Prof Trisnawati membahagiakan di tengah animo mahasiswa baru ISI Denpasar yang begitu tinggi terutama yang mengambil program pendidikan doktoral.
“Dengan peningkatan animo mahasiswa baru program doktor tentu harus dibarengi dengan penambahan jumlah guru besar di ISI Denpasar,” tandasnya. 7 cr78
Komentar