Ubud Food Festival 2023 Kedatangan Korean TV Chef Judy Joo dan Bintang Kuliner Kelas Dunia
I Ketut Suardana, Ketua Yayasan Mudra Swari Saraswati selaku lembaga penyelenggara UFF menjelaskan, tema yang diangkat pada perhelatan kedelapan ini adalah 'Soil' alias tanah. Alasannya, tanah dinilai sebagai sumber energi makhluk hidup yang harus dijaga kelestariannya.
"Saya terinspirasi dari kisah Rsi Wasista yang menjamu rombongan pemburu kerajaan yang tengah tersesat dan tersasar ke asrama sang rsi. Rsi Wasista berhasil menghadirkan hidangan luar biasa padahal itu di tengah hutan dan tidak ada yang mungkin bisa membuat hidangan semeriah itu," ujar Suardana saat konferensi pers di Denpasar, Senin (12/6/2023).
Lanjut Suardana, hidangan itu ternyata dipersembahkan oleh seekor lembu bernama Nandini. Di mana, energi (pakan) dari Nandini berasal dari tanah (rerumputan). Kisah ini membawa filosofi bahwa tanah atau alam dalam arti luas harus dijaga apabila ingin memastikan pangan untuk makhluk hidup tetap ada dan berkelanjutan.
Berangkat dari tema memuliakan tanah, UFF menggandeng bintang-bintang kuliner kelas dunia baik dari dalam dan luar negeri guna mempromosikan alur produksi pangan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Puluhan nama dan brand populer di dunia kuliner dijadwalkan mengisi beberapa program seperti demo memasak, diskusi panel, special event, dan masterclass.
Satu di antara banyak nama itu adalah seorang TV chef berkebangsaan Korea-Amerika, Judy Joo. Celebrity chef yang kerap menjadi host dan pengisi acara kuliner dan memasak di stasiun TV Amerika dan Inggris ini bakal mengisi program masterclass di UFF mendatang.
Judy Joo dijadwalkan mengisi masterclass 'Korean BBQ' di Indus Restaurant serangkaian UFF 2023 pada Sabtu (1/7/2023) pukul 14.30-16.00 Wita. Bagi penggemar hidangan Korea yang ingin merasakan di-coaching langsung Judy Joo dikenakan tiket seharga Rp 450.000.
Selain dari kalangan ahli masak-memasak yang hadir dari bakat nasional dan jauh-jauh dari Singapura, Australia, dan belahan dunia lain, UFF 2023 juga diramaikan sektor lain terkait kuliner dan dunia festival secara umum.
Beberapa nama dari dunia food writer, foodpreneurs, bahkan kalangan petani, musisi, dan sineas juga bakal hadir, termasuk pula seniman lukis. Khususnya seni lukis, akan dihadirkan lukisan bergaya pewarnaan dari bahan-bahan alam yang jadi salah satu gaya berkembang di Desa Batuan, Sukawati.
Direktur dan Pendiri UFF Janet DeNeefe menuturkan, meskipun banyak menghadirkan high-level chef internasional, akan lebih banyak talenta nasional yang dipamerkan. Begitu pula hidangan Bali dan tanah air bakal menjamu lidah pengunjung UFF yang didominasi ekspatriat.
"Masakan Indonesia perlu lebih banyak showcase agar dunia internasional lebih mengenal masakan kita. Karena rata-rata mereka itu pernah mencoba hidangan Indonesia tapi tidak tahu itu masakan kita," jelas Janet kepada NusaBali.com usai konferensi pers pada Senin sore.
Kata ibunda Putri Indonesia 2022 Laksmi DeNeefe Suardana ini, dia mendapati hidangan Indonesia terselubung di bawah bendera masakan Asia Tenggara. Sayangnya, hidangan itu tidak secara terbuka dilabeli masakan asal Indonesia.
Oleh karena itu, kepercayaan diri terhadap hidangan tanah air yang menurutnya sangat nikmat ini harus dirintis. UFF menjadi salah satu wadah yang sudah ada sejak 2015 dengan promosi hidangan lokal sebagai salah satu misinya. *rat
Komentar