Pengobatan Tradisional Jadi Layanan Unggulan, Sebulan, RSBM Layani 150 Pasien
"Layanan kesehatan tradisional adalah rohnya Rumah Sakit Bali Mandara, yang bisa menghidupkan aura positif di sini".
DENPASAR, NusaBali
Rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Bali RS Bali Mandara (RSBM) menyatakan klinik kesehatan tradisional merupakan salah satu layanan unggulan yang dimilikinya. Masyarakat disebut sangat antusias dengan layanan yang saling mendukung dengan layanan kedokteran konvensional. Dalam satu bulan, RSBM melayani 100-150 pasien pengobatan tradisional.
Hal itu disampaikan Direktur Utama RSBM dr Ketut Suarjaya, MPPM pada Forum Komunikasi Publik Pelayanan Kesehatan RS Bali Mandara, di auditorium RSBM Jalan By Pass Ngurah Rai Sanur, Kamis (15/6).
Dokter Suarjaya meyakinkan, Bali memiliki kekayaan sumber daya alam yang menjadi inspirasi para leluhur dalam mengembangkan bahan pengobatan di masa lalu. Pengetahuan para tetua tersebut, ujar dr Suarjaya, masih bisa dipelajari melalui lontar-lontar yang ditulis para pendahulu Bali.
"Lontar-lontar usadha itu sudah ada sebelum pengobatan konvensional dimulai. Dan, Bali merupakan salah satu wilayah yang memiliki khazanah budaya dan sumber-sumber yang tidak ternilai," ujar dr Suarjaya.
Lebih jauh, mantan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali mengungkapkan pengobatan tradisional telah diakui dunia internasional sebagai salah satu alternatif pengobatan pada pasien. Hal yang juga menginspirasi Pemerintah Provinsi mengeluarkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 55 Tahun 2019 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Bali.
Dokter Suarjaya mengungkapkan, sebagai implementasi Pergub, Pemprov Bali juga telah membangun Pusat Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat (P4TO) di tiga tempat yakni Kabupaten Karangasem, Bangli, dan Tabanan. P4TO diharapkan dapat mendukung pengolahan yang terstandar sehingga produk pasca panen tanaman obat Indonesia dapat memenuhi persyaratan kualitas serta keamanan, sehingga dapat meningkatkan daya saing.
P4TO Bali sendiri telah menjadi sumber pengobatan herbal di RSBM. Selain pengobatan herbal, layanan pengobatan tradisional RSBM juga melayani akupresur, akupuntur, hipnoterapi, dan bekam. Kata dr Suarjaya, pengobatan tradisional sudah diintegrasikan dengan pengobatan konvensional di RSBM sehingga semakin menguatkan layanan kesehatan yang sudah ada.
"Layanan kesehatan tradisional adalah rohnya Rumah Sakit Bali Mandara, yang bisa menghidupkan aura positif di sini," sebut dr Suarjaya.
Bukan sembarangan, penerapan pengobatan tradisional di RSBM karena telah diperkuat dengan penelitian ilmiah sehingga khasiat dan keamanannya juga terjamin. Dalam satu bulan, ungkap dr Suarjaya, RSBM melayani 100-150 pasien pengobatan tradisional. Menurutnya sejauh ini pengobatan tradisional sangat efektif mendukung pengobatan konvensional seperti pada pengobatan penyakit nyeri kepala dan bahu, low back pain, dispepsia, post stroke, dan insomnia.
"Saya harapkan RSBM bisa menjadi model rumah sakit mengembangkan rumah sakit yang mengintegrasikan pengobatan konvensional dan tradisional," tandas dokter kelahiran Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Buleleng.
Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gotra Pengusada Bali, Dr Putu Suta Sadnyana, dalam kesempatan tersebut menyampaikan apresiasi kepada RSBM yang telah mengembangkan layanan pengobatan tradisional.
Menurutnya, hal tersebut akan menginspirasi para anggota Gotra Pangusadha Bali yang masih banyak menggunakan prosedur tradisional dalam pembuatan obat herbal.
Suta Sadnyana yang juga seorang konsultan hukum menambahkan, Surat Edaran Dirjen Yankes Kementerian Kesehatan Nomor HK.02.02/IV/2243/2020 tentang Pemanfaatan Obat Tradisional untuk Pemeliharaan Kesehatan, Pencegahan Penyakit, dan Perawatan Kesehatan telah mendukung praktik pengobatan tradisional asal didukung dengan penelitian bersifat empiris.
"Anggota Gotra Pangusadha Bali beragam keterampilannya, mungkin nanti bisa dibantu dengan pembinaan," ujar Suta Sadnyana. 7 cr78
1
Komentar