Puncak Kunjungan Wisatawan Diprediksi Juni hingga Agustus
PHRI Badung: City Hotel, Ikut Panen Turis
DENPASAR, NusaBali - Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) memperkirakan pada puncak kunjungan wisatawan antara Juni hingga Agustus, resort maupun vila akan banyak diburu para wisatawan. Bahkan, city hotel juga bakal ‘dicari’ wisatawan pada musim puncak kunjungan wisatawan.
Ketua PHRI BPC Badung I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya menyatakan segmennya sebagian besar wisatawan domestik (wisdom) maupun wisatawan mancanegara (wisman) katagori menengah ke bawah, sehingga tak sedikir dari mereka yang mengincar hotel diperkotaan atau istilahnya city hotel.
Dia memprediksi tingkat hunian saat puncak musim kunjungan wisatawan rata-rata 80 persen. Hal itu bertalian dengan peningkatan kunjungan wisatawan, baik domestik maupun wisman. Rai Suryawijaya mengatakan kunjungan wisdom diprediksi mencapai 18 ribu per hari, meningkat dari beberapa waktu sebelumnya sekitar 13 ribu per hari. Sedangkan wisman mencapai 15 ribu per hari, meningkat dari sebelumnya sekitar 13 ribu per hari.
“Kita harus bersyukur, pariwisata semakin pulih menuju normal,” ujar Rai Suryawijaya, tokoh pariwisata asal Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara Badung.
Dikatakan peningkatan kunjungan wisatawan tersebut memang sesuai dengan ‘musimnya’. Karena antara Juni sampai Agustus merupakan salah satu masa puncak kunjungan wisatawan ke Bali.
Sebelumnya, Sang Putu Eka Pertama, GM The ONE Legian juga menyatakan hal yang sama, yakni Bali memasuki mulai memasuki musim puncak kunjungan, bahkan diprediksi hingga Agustus. Selain masa libur panjang sekolah, Australia yang mulai memasuki musim dingin ikut memberikan kontribusi dalam mendongkrak kunjungan wisatawan ke Pulau Dewata.
Sejak awal liburan pekan lalu, tingkat hunian beranjak naik signifikan tembus 92 persen. “Itu di kami (The ONE Legian),” ungkapnya.
Sedangkan secara keseluruhan untuk di kawasan wisata Kuta, Eka Pertama memperkirakan rata-rata 85-92 persen. “Sedang bagus-bagusnya sekarang memang,” ujar Ketua Dewan Pimpinan Daerah Association of Hospitality Leaders Indonesia (AHLI) Bali.
Menurut Eka Pertama, setidaknya ada tiga faktor yang mendorong lonjakan wisatawan datang ke Bali, sehingga mengkatrol hunian kamar.
Pertama tentu saja musim liburan panjang sekolah, agenda tahunan dimana wisatawan nusatara (domestik) yang ‘membeludak’. Terutama rombongan pelajar, keluarga dan juga ada perusahaan. Apalagi, pada rentang waktu bersamaan, ada berbagai event di Bali. Salah satunya Pesta Kesenian Bali (PKB) yang berlangsung pada Juni-Juli. “Sekarang ini antara domestik dan wisman perbandingannya fifty-fifty,” terang tokoh pariwisata asal Desa Kedewatan, Ubud, Gianyar.
Kedua, perkembangan pandemi Covid-19 yang sudah dinyatakan sebagai endemi. “Orang sudah bebas berpergian tidak perlu pakai masker lagi,” jelasnya.
Dan yang ketiga adalah mulainya musim dingin di belahan bumi bagian selatan. Salah satunya di Australia. Puncak dingin di negeri ‘Kanguru’ tersebut akan terjadi Juli-Agustus. Namun warga Australia, sudah ramai-ramai eksodus ke Bali. Karena itulah saat ini wisman Australia semakin mendominasi. “Itu (wisman Australia) yang paling banyak,” ujarnya. 7 k17
Komentar