Wisuda VI STAHN Mpu Kuturan, Tiga Tokoh Penting Diberikan Penghargaan
SINGARAJA, NusaBali - Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja, secara khusus memberikan penghargaan kepada tiga tokoh penting asal Buleleng.
Ketiganya dinilai telah berjasa di bidang pendidikan, wariga dan pengembangan Bahasa Bali. Penyerahan penghargaan dilakukan saat wisuda VI STAHN Mpu Kuturan di Desa Kalibukbuk, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Jumat (16/6).
Penghargaan yang merupakan wujud penghormatan STAHN Mpu Kuturan itu diserahkan langsung oleh Ketua STAHN Mpu Kuturan Dr I Gede Suwindia MA, kepada keluarga tokoh. Ketiga tokoh itu yakni almarhum Prof Drs Ketut Rindjin. Putra kelahiran Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula pada 15 Januari 1940 ini adalah perintis pendidikan di Bali Utara.
Selanjutnya almarhum I Nengah Tinggen, seorang tokoh perintis pengembangan Bahasa Bali. Tokoh sederhana kelahiran Desa Bubunan Seririt tahun 1931 ini tidak hanya seorang veteran yang berjasa, tetapi juga seorang pengajar dan penyusun buku-buku agama, bahasa Bali, serta obat-obatan tradisional.
Tinggen menghasilkan lebih dari 50 karya. Bahkan buku-buku karyanya masih digunakan satuan pendidikan sebagai bahan ajar. Pengabdiannya yang luar biasa terhadap negara, agama, dan budaya Bali telah menginspirasi banyak orang hingga kini.
Terakhir, penghargaan diberikan kepada almarhum I Gede Marayana sebagai tokoh Kalender Bali. Ia adalah penyusun kalender Saka Bali dan menciptakan penanggalan (Pangelantaka) untuk 100 tahun ke depan.
Pangelantaka telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia tahun 2019. Dia juga menerima penghargaan Bali Kerthi Nugraha Mahottama Provinsi Bali atas dedikasinya dalam pelestarian bahasa, aksara, dan sastra Bali.
Foto: Penyerahan penghargaan pada keluarga Ketut Rindjin. -IST
Ketua STAHN Mpu Kuturan Dr I Gede Suwindia MA menegaskan, penghargaan ini diberikan sebagai tanda penghormatan STAHN Mpu Kuturan kepada tokoh-tokoh yang berjasa terhadap pendidikan di Bali Utara. Dia pun berharap semangat dan pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh penting ini bisa diteladani dosen dan juga mahasiswanya. “Beliau-beliau (3 tokoh penting) sangat menginspirasi kita semua dan sangat patut kita tiru dan teladani,” ucap Suwindia.
Sementara itu dalam wisuda VI STAHN Mpu Kuturan mewisuda 175 orang mahasiswa. Sebanyak 81 orang wisudawan dari Jurusan Dharma Acarya, 46 orang dari Jurusan Dharma Duta, 8 orang dari Jurusan Brahma Widya, 12 orang dari Jurusan Dharma Sastra dan 28 orang dari program pascasarjana.
Suwindia menyebut STAHN Mpu Kuturan terus melakukan penyempurnaan pemenuhan sarana fisik, pengembangan SDM, tata kelola akademik, termasuk akreditasi prodi.
“Kami berpesan agar alumni senantiasa menjaga nama almamater dimanapun berada. Untuk memastikan para alumni bekerja dimana, kami rutin melakukan tracer studi untuk mengetahui seberapa lama masa tunggu mereka mendapat pekerjaan,” imbuh dia.
Dirjen Bimas Hindu Nengah Duija menjelaskan STAHN Mpu Kuturan terus mengalami peningkatan baik pembangunan fisik maupun secara akademik. Bahkan para lulusan yang dicetak memiliki peluang yang lebar dalam meniti karier.
Seperti kebutuhan akan Guru Pendidikan Agama Hindu maupun guru umum semakin tinggi, sehingga diyakini memiliki masa depan yang cerah. Pasalnya kebutuhan akan tenaga pendidik terus berkembang seiring mensukseskan program pemerintah untuk Indonesia Emas 2045 mendatang.@k23
Komentar