Kasus Gigitan Anjing di Bangli Berlanjut, Dinas PKP Optimalkan Penanganan
BANGLI, NusaBali - Kasus gigitan anjing di Bangli kembali terjadi. Kali ini, korbannya anak-anak dari Desa Bonyoh, Kecamatan Kintamani dan Desa Jehem, Kecamatan Tembuku. Dari hasil pemeriksaan laboratorium, anjing yang menggigit anak tersebut positif rabies.
Terkait kasus tersebut, Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli, kini makin mengoptimalkan penanganan kasus anjing rabies di lapangan. Kepala Dinas PKP Bangli I Wayan Sarma saat dikonfirmasi, menjelaskan kasus gigitan anjing di Desa Bonyoh terjadi pada Rabu (14/6). Korbannya anak berusia sekitar 4,5 tahun. Anjing yang menggigit merupakan anjing liar atau tanpa pemilik.
"Korban tiba-tiba digigit anjing pada bagian dagu. Pasca kejadian itu korban segera dilarikan ke puskesmas dan rumah sakit untuk mendapat penanganan lebih lanjut," ungkapnya, Jumat (16/6).
Diakui, petugas telah mengeliminasi anjing itu dan mengambil bagian otak untuk sampel pemeriksaan. Berdasarkan hasil tes di laboratorium, diketahui anjing itu positif rabies.
Menurut Wayan Sarma, guna menyikapi kasus itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan perbekel dan tokoh masyarakat sekitar. Tujuannya, minta izin untuk mengeliminasi anjing-anjing liar yang diduga kontak dengan anjing positif rabies tersebut.
Sedangkan kasus gigitan anjing di Desa Jehem, dia menyebutkan pengambilan sampel otak anjing dilakukan pada Kamis (15/6), hasilnya langsung keluar. Hasil tes laboratorium untuk sampel itu positif. Namun demikian, Sarma mengaku belum mendapat data detail terkait kronologis gigitan anjing tersebut.
"Besok (Sabtu ini,Red), kami akan mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan koordinasi dengan kelian banjar/desa adat sekitar untuk eliminasi anjing secara selektif," sambungnya.
Selain eliminasi, dilakukan vaksinasi emergensi terhadap anjing-anjing di sekitar TKP kasus positif. Vaksinasi memanfaatkan sisa vaksin rabies di dinas. Sementara, kini anjing positif rabies di Bangli tercatat 36 kasus. 7esa
Komentar