Penyenderan Pantai Dihalangi Hotel
Penyenderan sudah lama diusulkan pemerintah desa karena setiap tahunnya pesisir Desa Tukadmungga ini salah satu lokasi langganan abrasi.
SINGARAJA, NusaBali
Situasi tegang terjadi di pinggir Pantai Desa Tukadmungga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Senin (19/6) pagi hingga sore. Proyek penyenderan pantai dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida sempat terhenti karena disetop salah satu pemilik hotel di kawasan tersebut.
Pemerintah Desa Dinas dan Desa Adat Tukadmungga akhirnya turun bersama masyarakat mengawal proyek tersebut agar tetap bisa berlanjut.
Ketegangan itu terjadi saat alat berat dan sejumlah pekerja proyek bersiap menggarap penyenderan pantai tepat di depan hotel yang melakukan penolakan.
Alat berat dan pekerja sempat menghentikan pekerjaan mereka sejak pukul 09.00 Wita. Pekerjaan pun baru dimulai kembali pada pukul 15.00 Wita setelah Perbekel bersama prajuru adat dan masyarakat berdiskusi dengan manajemen hotel.
Masyarakat yang tinggal di sekitar pantai pun mendatangi hotel. Mereka khawatir penolakan salah satu hotel ini akan membuat proyek penyenderan yang mereka tunggu-tunggu dan harapkan sejak lama gagal di tengah jalan.
Perbekel Desa Tukadmungga Putu Madia ditemui di lokasi menerangkan, proyek penyenderan pantai sepanjang 1 kilometer di wilayah Desa Tukadmungga ini, merupakan proyek nasional. Penyenderan pantai ini pun sudah lama diusulkan pemerintah desa karena setiap tahunnya pesisir Desa Tukadmungga ini salah satu lokasi langganan abrasi.
Sebelum proyek dimulai Madia menyebut sudah sempat dilakukan sosialisasi dengan pemilik hotel di sepanjang pantai Tukadmungga. Saat itu hanya satu pemilik vila saja yang tidak setuju dan tidak datang dalam sosialisasi. Selanjutnya pada Rabu (15/6) lalu kembali dilakukan paruman desa untuk menyepakati proyek dilanjutkan.
“Sempadan pantai ini kan tanah negara dan ini proyek nasional. Tujuan pemerintah baik, membangunkan infrastruktur ini agar tidak ada abrasi. Kami juga ingin menyelamatkan Pura Segara dan Pura Petirtan dari abrasi. Selain juga masyarakat pesisir kami yang setiap tahun selalu ada yang kena dampak abrasi,” ungkap Madia.
Atas komunikasi yang dilakukan dengan manajemen hotel, akhirnya proyek penyenderan dapat dilanjutkan. Pengerjaan pun disepakati dari pukul 09.00 sampai 18.00 Wita. “Kami sangat paham juga dengan usaha dan jasa perhotelan, kami mengerti juga sekarang lagi ramai wisatawan menginap, pelaksana proyek sudah setuju mengatur jam kerjanya,” terang dia.
Dalam proyek penyenderan ini, disebut Madia sudah akan dibuatkan pengait-pengait perahu dan juga tangga di depan hotel dan vila. Bahkan setelah senderan juga dipastikan masih ada pasir yang bisa dinikmati wisatawan.
Sementara itu manajemen hotel ditemui di lokasi menolak untuk memberikan keterangan. “Saya izin dulu sama owner, karena saya hanya pekerja mau ngomong juga tidak bisa,” kata salah satu staf hotel. 7k23
Komentar