Ribuan Warga Saksikan Prosesi Palebon Raja Denpasar IX
DENPASAR, NusaBali - Puncak upacara palebon Raja Denpasar IX Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan berlangsung pada Buda Pon Tolu, Rabu (21/6). Ribuan warga memadati kawasan Catur Muka Denpasar sebagai titik awal keberangkatan bade tumpang solas yang membawa layon (jenazah) Raja Denpasar IX menuju tunon (setra) Badung.
Gamelan baleganjur mulai bertalu-talu di dekat bade setinggi sekitar 22 meter yang diletakkan di sisi timur Patung Catur Muka pada pukul 11.45 Wita. Iring-iringan yang membawa layon kemudian mulai datang dari arah Puri Agung Denpasar di sisi utara (Jalan Veteran). Iring-iringan dimulai dari kerabat puri, perwakilan kerajaan di Nusantara, barisan penari Baris Katekok Jago, ogoh-ogoh hingga layon Raja Denpasar IX.
Begitu tiba di catus pata, iring-iringan yang membawa layon mengitari Patung Catur Muka sebanyak tiga kali. Sebelum akhirnya dinaikkan ke atas bade oleh sanak keluarga yang berdiri di sepanjang anak tangga tratag.
Di atas bade, dua rohaniawan Ida Pedanda Gede Sari Putra Aribawa dan Ida Pedanda Gede Made Karang ikut berada di atas hingga di sepanjang perjalanan menuju tunon.
Arak-arakan bade mulai beranjak dari catus pata sekitar pukul 12.35 Wita diiringi gamelan baleganjur. Ogoh-ogoh terlihat ada di barisan depan diikuti Lembu Putih dan bade berada paling belakang. Seluruhnya diarak menggunakan roda seperti yang sudah menjadi kebiasaan selama ini.
Iring-iringan mulai memasuki kawasan Setra Badung sekitar pukul 13.30 Wita. Sementara bade yang membawa layon Raja Denpasar IX tiba di Setra Badung sekitar pukul 13.45 Wita.
Layon kemudian langsung diturunkan dan ditempatkan pada lembu putih. Setelah diupacarai, Lembu Putih dan layon Raja Denpasar IX dibakar diiringi tarian Baris Katekok Jago. Setelahnya, dilakukan prosesi Ngayud abu layon yang mengambil tempat di Pantai Padanggalak Sanur.
Ketua Panitia Karya Palebon Raja Denpasar Anak Agung Ngurah Gede Dharmayuda, menjelaskan ribuan krama terlibat dalam prosesi puncak palebon Raja Denpasar IX. Selain diikuti oleh pasametonan Puri Agung Denpasar, juga disertai oleh krama Banjar Belaluan Sadmerta dan Banjar Taman Yang Batu, Desa Adat Denpasar. “Untuk seniman yang tampil ada sekitar 500-an orang,” tambah Agung Dharmayuda.
Agung Dharmayuda mengatakan prosesi palebon Raja Denpasar IX mengambil tingkat upacara utama yang disebut Sawa Ngasti Wedana. Dengan demikian untuk pamareman (bade) menggunakan tumpang solas dengan dasar putih dan ornamen kuning. Begitu juga untuk lembu menggunakan lembu berwarna putih.
“Persiapan kami cukup panjang. Upacara ini merupakan palebon yang sangat istimewa, sangat sakral, karena ini merupakan sebuah tatanan budaya kita di Kota Denpasar,” sebut Agung Dharmayuda yang juga Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Denpasar.
Puncak palebon Raja Denpasar IX telah dimulai sejak Rabu dini hari. Diawali dengan upacara Nunas Tirta Panempak di campuhan Tukad Badung pada pukul 00.00 Wita. Kemudian dilanjutkan dengan upacara Atetangi pada pukul 04.00 Wita di dalam puri.
Pada pukul 05.00 Wita dilanjutkan upacara Ngarfi Tirta Pangentas di merajan puri sekaligus juga dilaksanakan upacara Ngutang Pering di tunon. Di tempat yang sama pada pukul 06.00 Wita dilakukan upacara Mebumi Sudha. Pukul 08.00 dilaksanakan upacara pamelaspasan pamareman dan Lembu Putih yang berada di catus pata area Patung Catur Muka. Sebelum layon Raja Denpasar IX diturunkan dari Bale Gede dan dibawa menuju catus pata.
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menjadi salah satu pejabat yang datang pada puncak upacara palebon Raja Denpasar IX. LaNyalla sekaligus menyerahkan piagam penghargaan kepada Raja Denpasar IX yang dianggap telah ikut berjasa memperjuangkan RUU tentang Perlindungan Pelestarian Budaya Adat Kerajaan Nusantara, yang kemudian menjadi Rancangan Undang-Undang Inisiatif dari DPD RI.
“Beliau juga memiliki andil yang cukup besar, dalam menjaga dan mempertahankan marwah Raja-raja Nusantara,” kata LaNyalla.
Selain LaNyalla, hadir juga Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Sidarto Danusubroto, Duta Besar Maroko untuk Indonesia dan Duta Besar Venezuela untuk Indonesia, hingga perwakilan raja-raja di Nusantara.
Raja Denpasar IX Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan IX lebar (wafat) dalam perawatan di RSUP Prof dr I GNG Ngoerah pada 19 Februari 2023 lalu, dalam usia 79 tahun setelah berjuang melawan penyakit hati (sirosis) yang sudah diderita dalam beberapa tahun terakhir.
Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan lahir di Denpasar pada 15 Juni 1943. Semasih walaka bernama Ida Tjokorda Ngurah Mayun Samirana. Pada masa mudanya pernah menjadi pegawai di Kantor Gubernur Bali di masa kepemimpinan Gubernur Ida Bagus Mantra. Masuk ke dunia politik Ida Tjokorda Ngurah Mayun Samirana sempat menjadi anggota DPRD Bali dua periode dan anggora MPR satu periode.
Setelah ayahandanya Ida Cokorda Ngurah Agung wafat, Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan diangkat sebagai Raja Denpasar IX pada 25 November 2005. Sebagai seorang raja, Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan berhasil mengumpulkan raja/sultan se-Nusantara sehingga tergabung dalam sebuah wadah bernama Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) pada tahun 2006 dan didaulat sebagai ketua.
Seiring berjalannya waktu, Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan mendirikan Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) pada Agustus 2019 dan selanjutnya juga didaulat sebagai Ketua Dewan Kerajaan Nusantara. 7 cr78
Komentar