Festival Pariwisata Internasional di Perancis Suguhkan Tari Panyembrahma
Tari Panyembrama memeriahkan acara pembukaan ‘Festival International du Tourisme’ (Festival Pariwisata Internasional) di kota Angers, Perancis, Jumat (16/6).
PERANCIS, NusaBali
Selain tarian Bali juga ditampilkan tari Jawa, keduanya menambah suasana Indonesia dari Festival Pariwisata Internasional. Festival dibuka oleh Dubes Indonesia untuk Perancis, Letjen (Pur) Hotmangaradja MP Pandjaitan. Acara pembukaan dihadiri sekitar 300 orang dari pemerintah setempat, pengusaha biro perjalanan, dan peserta seminar.
Kesenian Indonesia disajikan oleh kelompok penari Asosiasi Pantcha Indra yang berkedudukan di Perancis. Selain tampil dalam pemeran pariwisata internasional, mereka juga tampil dalam jamuan makan malam semalam sebelumnya di David Galeries Angers, di mana ditampilkan tari topeng dan jaipongan.
Dalam festival pariwisata dan simposium ini, Kedubes Indonesia memberikan kontribusi dalam penampilan kesenian. Selain dalam menyajikan tari-tarian dalam pembukaan festival dan dinner, juga dalam penampilan parade baleganjur, pelatihan angklung, pementasan tari Jawa, dan pertunjukan Bali. “Saya berharap agar kegiatan seni dan budaya Indonesia di Angers mendapat liputan luas media sehingga masyarakat tertarik menikmati,” ujar Hotmangaradja.
Dubes Hotmangaradja berharap agar hubungan yang baik antara kedua negara dapat meningkat terus, baik antar-pemerintah (G to G), antar pengusaha (B to B), dan antar-warga (P to P). Selain menyajikan beberapa pertunjukan dalam festival, perwakilan pemerintah Indonesia di Perancis juga ambil bagian dalam simposium. Atase Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Prof Dr Surya Rosa Putra MS tampil sebagai salah satu panelis dalam diskusi tentang peran pendidikan dalam membangun pariwisata berkelanjutan.
Dalam presentasinya, Prof Surya Putra menyampaikan bahwa pariwisata tidak saja sumber pendapatan ekonomi, tetapi juga saran untuk mengharmoniskan hubungan antar-negara. “Lewat pariwisata kita bisa mempromosikan pendidikan bersama, memperkenalkan kuliner, melakukan berbagai kegiatan bersama untuk memupuk hubungan baik kedua negara,” katanya dilansir dasarbali.
Sementara dari Universitas Udayana hadir Ketua Prodi Doktor Pariwisata Prof KG Bendesa dan Kaprodi Magister Kajian Pariwisata Prof I Nyoman Darma Putra yang menyajikan makalah bersama dengan Sylvine tentang desa wisata terpadu dan sebagai pimpinan sidang untuk presentasi makalah. Hadir juga pengamat dari Kementerian Pariwisata Indonesia yaitu Sumarni (Kabid Strategi Pemasaran Pariwisata Pasar Asia Tenggara, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara) dan Desty Murniati (Kasubbid Perancangan Amerika Afrika, Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara). *k21
Kesenian Indonesia disajikan oleh kelompok penari Asosiasi Pantcha Indra yang berkedudukan di Perancis. Selain tampil dalam pemeran pariwisata internasional, mereka juga tampil dalam jamuan makan malam semalam sebelumnya di David Galeries Angers, di mana ditampilkan tari topeng dan jaipongan.
Dalam festival pariwisata dan simposium ini, Kedubes Indonesia memberikan kontribusi dalam penampilan kesenian. Selain dalam menyajikan tari-tarian dalam pembukaan festival dan dinner, juga dalam penampilan parade baleganjur, pelatihan angklung, pementasan tari Jawa, dan pertunjukan Bali. “Saya berharap agar kegiatan seni dan budaya Indonesia di Angers mendapat liputan luas media sehingga masyarakat tertarik menikmati,” ujar Hotmangaradja.
Dubes Hotmangaradja berharap agar hubungan yang baik antara kedua negara dapat meningkat terus, baik antar-pemerintah (G to G), antar pengusaha (B to B), dan antar-warga (P to P). Selain menyajikan beberapa pertunjukan dalam festival, perwakilan pemerintah Indonesia di Perancis juga ambil bagian dalam simposium. Atase Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Prof Dr Surya Rosa Putra MS tampil sebagai salah satu panelis dalam diskusi tentang peran pendidikan dalam membangun pariwisata berkelanjutan.
Dalam presentasinya, Prof Surya Putra menyampaikan bahwa pariwisata tidak saja sumber pendapatan ekonomi, tetapi juga saran untuk mengharmoniskan hubungan antar-negara. “Lewat pariwisata kita bisa mempromosikan pendidikan bersama, memperkenalkan kuliner, melakukan berbagai kegiatan bersama untuk memupuk hubungan baik kedua negara,” katanya dilansir dasarbali.
Sementara dari Universitas Udayana hadir Ketua Prodi Doktor Pariwisata Prof KG Bendesa dan Kaprodi Magister Kajian Pariwisata Prof I Nyoman Darma Putra yang menyajikan makalah bersama dengan Sylvine tentang desa wisata terpadu dan sebagai pimpinan sidang untuk presentasi makalah. Hadir juga pengamat dari Kementerian Pariwisata Indonesia yaitu Sumarni (Kabid Strategi Pemasaran Pariwisata Pasar Asia Tenggara, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara) dan Desty Murniati (Kasubbid Perancangan Amerika Afrika, Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara). *k21
1
Komentar