Kadinkes Bali Minta Masyarakat Lapor Jika Petugas tak Beri VAR
DENPASAR, NusaBali - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali Dr dr I Nyoman Gede Anom, MKes meminta masyarakat segera melapor jika ada petugas kesehatan yang tidak memberikan vaksin anti rabies (VAR) untuk manusia, setelah digigit hewan penular rabies.
Hal ini disampaikan Anom setelah maraknya kasus rabies hingga menimbulkan korban meninggal dunia di Bali, serta adanya keluhan masyarakat yang diminta menunggu 14 hari untuk mendapat vaksin.
“Boleh melapor ke dinas kesehatan. Mereka (di kabupaten/kota) kan ada dinas kesehatan dan saya akan menyurati dinas kesehatan kabupaten/kota kalau ada prosedur yang harus dilakukan,” kata dia di Denpasar, Kamis.
Terhitung sejak Januari 2023 hingga kini sudah terdapat 19.035 orang yang digigit hewan penular rabies, di mana tiga orang diantaranya meninggal dunia akibat tidak disuntik VAR.
Anom mengaku saat ini Dinkes Bali tak ingin tebang pilih dalam pemberian vaksin terhadap manusia, ini dilakukan untuk mencegah korban meninggal dunia karena terlambat menyadari betapa bahayanya penyakit tersebut.
“Kalau anjing peliharaan silahkan pakai protokol dari Kemenkes RI. Itu harus dikandangkan dan dilihat perkembangannya, ada waktu dua minggu tidak akan terlambat. Tapi kalau masyarakat mau minta VAR kami beri untuk pertama, kami tidak mau 'gambling' lagi,” ujarnya.
Sementara itu, jika masyarakat mendapat gigitan anjing liar maka dipastikan harus disuntik VAR, bahkan dalam kasus ini, masyarakat bisa langsung diberikan suntikan sebanyak dua kali pada hari pertama, kemudian suntikan ketiga pada hari ketujuh dan suntikan keempat pada hari ke-14.
Pejabat Pemprov Bali asal Gianyar itu meminta agar masyarakat waspada, lantaran gejala rabies tak akan langsung dirasakan setelah digigit. “Setelah digigit, orangnya sehat dan biasa, tapi 2-3 bulan lagi kita tahu tiba-tiba demam, sakit kepala, lihat air takut, sinar takut. Itu sudah tidak bisa ditolong,” ujarnya.
Jika mendapat gigitan pada leher, umumnya gejala akan muncul setelah satu bulan, sementara jika mendapat gigitan pada bagian kaki maka gejala muncul sekitar dua bulan kemudian.
Salah satunya seperti kasus anak perempuan asal Buleleng yang videonya viral karena terkena rabies. “Itu karena tidak di VAR. Informasinya anak yang digigit anjing belum divaksin padahal VAR-nya ada, sebulannya baru ketahuan dan muncul gejala,” jelasnya.
Anom menjelaskan, penyebaran rabies tidak memandang usia. Sepenuhnya bergantung pada lokasi gigitan karena jika semakin dekat dengan kepala maka virus akan semakin cepat menyerang otak.
“Makanya saya mengimbau agar masyarakat, kalau ada anak atau keluarga yang kena gigitan anjing apalagi anjing liar saat itu langsung cuci bersih dengan sabun. Itu tidak cukup juga, segera bawa ke fasilitas kesehatan dan minta suntik VAR. Tidak ada petugas yang menolak,” tutupnya. 7 ant, cr78
Komentar