‘Sunset in Paradise’ Gebogan di Tanah Lot
Parade Gebogan Gunakan Buah dan Kue Lokal Desa Beraban
TABANAN, NusaBali - Parade Gebogan oleh Desa Adat Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan serangkaian Art and Food Festival Tanah Lot (Festival Tanah Lot) menjadi objek wisata baru bagi wisatawan yang berkunjung. Terbukti saat parade gebogan yang baru pertama kali digelar ini wisatawan tampak begitu antusias.
Iring-iringan parade yang lengkap diiringi gong baleganjur menjadi momen foto yang diabadikan oleh pengunjung. Apalagi iringan parade yang dibawakan ibu-ibu PKK Desa Adat Beraban ini mengedepankan buah lokal. Mereka mengenakan pakaian seragam dan dilaksanakan tepat saat sunset di Tanah Lot dimulai.
Iringan parade gebogan ini dikonsep datang dari pintu gapura masuk wisata Tanah Lot bagian barat. Kemudian berjalan menyisir jalan setapak Pantai Tanah Lot bagian barat diarahkan menuju bagian selatan dan langsung menuju gapura pintu bagian timur masuk di pelaba Pura Tanah Lot dan kembali naik atau menuju pintu utama masuk kawasan wisata Tanah Lot. Berjalan memutar satu kali di kawasan DTW Tanah Lot.
Parade gebogan di Festival Tanah Lot ini hanya menggunakan dua jenis buah lokal yang memang merupakan potensi buah Desa Beraban, yakni tomat dan jeruk. Kemudian bagian kue hanya menggunakan satu jenis kue, yakni jajan kukus (kue kukus). Sehingga tinggi gebogan yang dibuat hanya 50 centimeter.
Asisten Manager DTW Tanah Lot, Putu Toni Wirawan menjelaskan parade gebogan adalah bagian festival unggulan. Karena sengaja dilaksanakan saat matahari terbenam atau kurang lebih dilaksanakan sekitar pukul 17.30 Wita.
"Sesuai dengan tema yang dibuat Sunset In Paradise sehingga pelaksanaan parade gebogan kami ambil sore hari," kata Toni Wirawan, Jumat (23/6).
Dia menyebutkan, parade gebogan yang bakal digelar tiga hari berturut-turut dari 23 Juni sampai hari penutupan 25 Juni nanti setiap harinya ada 250 orang ibu PKK yang berparade.
Jumlah 250 orang ini berasal dari 5 Banjar Adat di Desa Beraban. Setiap Banjar Adat mengirimkan 50 orang. Parade gebogan ini di-handle langsung Desa Adat Beraban, terutama untuk keseragaman. "Kami harap dengan adanya parade gebogan ini akan menjadi daya tarik baru bagi wisatawan untuk tetap secara konsisten berkunjung ke Tanah Lot," kata Toni Wirawan.
Sementara di sisi lain dia mengakui Festival Tanah Lot ini sudah menunjukkan dampak positif terhadap kunjungan. Sejak dua minggu atau persiapan festival setiap harinya kunjungan mencapai 7.000 lebih. Bahkan saat hari pertama festival, kunjungan tembus di angka 8.286 orang.
Dari catatan yang dirangkum kunjungan wisatawan pada, Minggu (18/6) sebanyak 8.491 orang, Senin (19/6) sebanyak 6.654 orang, Selasa (20/6) sebanyak 7.932 orang, dan Rabu (21/7) sebanyak 7.041 orang.
"Kunjungan astungkara lumayan baik," terangnya. Menurut Toni Wirawan kunjungan didominasi wisatawan mancanegara terutama berasal dari Eropa, India, Asia, dan beberapa dari China. "Peningkatan kunjungan ini juga hasil dari upaya promosi yang intensif melalui media sosial," kata Toni Wirawan.
Terpisah Bendesa Adat Beraban, I Made Sumawa menjelaskan buah lokal dikonsep dalam parade ini untuk mengangkat dan memperkenalkan buah potensi Desa Beraban.
"Tomat itu masyarakat kami yang menanam, termasuk kuenya masyarakat kami juga yang memproduksi. Jadi kita tidak gunakan buah impor karena ingin mengedepankan buah lokal kita," jelasnya.
Dia berharap dengan diperkenalkan buah lokal ini akan menjadi daya tarik wisatawan untuk mencicipi sehingga perekonomian masyarakat Desa Beraban dan Tabanan berputar.
"Festival ini juga membuat perekonomian usaha salon sumringah. Karena ada 250 orang setiap harinya ibu-ibu PKK yang berhias dari pukul 09.00 Wita pagi," tandas Sumawa. 7 des
1
Komentar