Pokwasmas Saring Sampah di Laut
Jaga Ekosistem di Pantai Penimbangan
SINGARAJA, NusaBali - Upaya konservasi bawah laut terus dilakukan oleh Kelompok Pengawas Masyarakat (Pokwasmas) Penimbangan Lestari, Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Salah satunya, dengan membuat struktur terumbu karang yang diberi nama nemesis.
Nemesis difungsikan untuk pemecah arus gelombang hingga penyaring sampah di laut. Ketua Pokmaswas Penimbangan Lestari, Gede Wiadnyana menyampaikan, pihaknya berupaya menjaga konservasi di laut Pantai Penimbangan. Pokmaswas tidak hanya melakukan penangkaran tukik. Pemeliharaan kondisi pesisir dilakukan untuk mencegah ancaman abrasi. Kemudian konservasi terumbu karang yang secara ekologi, berfungsi melindungi pantai sekaligus tempat hidup dan membiak berbagai biota laut.
Terlebih, Pantai Penimbangan memiliki potensi wisata bahari diving dan snorkeling. Pantai ini juga menjadi rumah beragam biota laut. "Hal tersebut harus diikuti dengan upaya pemeliharaan kondisi pesisir. Inilah yang mendasari kami membuat Nemesis, dengan berbagai manfaat untuk keberlangsungan pesisir," ujar Wiadnyana, Sabtu (24/6) di Buleleng.
Dijelaskan Wiadnyana, Nemesis memiliki banyak fungsi seperti pemecah gelombang, sebagai media tranplantasi karang dan pemungut sampah alami, untuk meletakkan satwa laut yang mati, serta sarana keperluan riset atau penelitian. "Fungsinya untuk meminimalisir abrasi pantai, memicu pertumbuhan karang alami, untuk ikan berlindung, dan tempat menampung sampah," jelasnya.
Nemesis dibuat menggunakan bahan beton dan disusun menyerupai batu karang dengan ukuran lebar sekitar 2,5 meter dan tinggi sekitar 4,5 meter. Teknis pembuatan Nemesis dimulai dari bekisting atau membuat kerangka awal dengan model yang ditentukan. Lalu di dalamnya diisi tulangan dari besi behel yang dibentuk menyerupai piramida.
"Konstruksi terumbu karang buatan Nemesis ini belum pernah dibuat di manapun dan dalam struktur beton tersebut mengandung campuran material kalsium sebagai media perangsang pertumbuhan karang untuk tumbuh alami. Bibit karang diikat di besi yang ada di rangkaian struktur Nemesis," beber Wiadnyana.
Dalam pembuatan satu buah Nemesis membutuhkan sekitar 54 buah balok beton yang dikunci satu sama lain menggunakan besi berukuran 12 milimeter. Pembuatan satu buah nemesis bisa memakan dana hingga Rp 30 juta. "Sekarang total Nemesis yang sudah kami buat ada 4 buah, seluruhnya sudah ditenggelamkan di perairan Penimbangan," kata Wiadnyana.
Dijelaskan, Nemesis mengadopsi nama dari filosofi Yunani yang memiliki arti "memberikan sesuatu yang sudah sepantasnya". Pada awalnya, Nemesis dibuat untuk melindungi pesisir pantai dengan menggunakan gugusan karang. Diketawain Pantai Penimbangan memiliki pergerakan pasir yang aktif. Alhasil, saat musim gelombang besar, pasir bisa tertarik hingga satu setengah meter ke tengah.
Nemesis ditimbun di kedalam sekitar 5-6 meter sehingga bisa menahan pasir secara otomatis agar tidak turun sampai ke tengah. "Jadi difungsikan untuk menahan agar pesisir tidak abrasi. Dari sisi fungsi sudah mulai terlihat," kata dia.
Dia menerangkan, Nemesis mengambil bentukan seperti terumbu karang Hexagon. Dijadikan sebagai indukan karang yang diambil hanya sekali. Indukan tersebut bisa ditransplantasi untuk dipasang pada tempat yang baru sehingga tidak mengambil lagi di alam. Jangka waktu pertumbuhan karang tersebut hingga lengket memakan waktu sekitar 3 minggu.
Wiadnyana berharap, inovasi ini bisa menjaga kelangsungan ekosistem Pantai Penimbangan. Serta dapat menjadi percontohan dari daerah lain di Kabupaten Buleleng dalam hal pemeliharaan pesisir.7 mzk
Komentar