Viral Tes TOEIC, AWK Datangi Kampus PNB, Endingnya Luar Biasa
MANGUPURA, NusaBali.com – Keluhan seorang mahasiswa soal diberlakukannya tes TOEIC (Test of English as International Communication) di Politeknik Negeri Bali (PNB) yang dinilai mendadak akhirnya clear.
Senator DPD R Provinsi Bali, Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna (AWK) yang akun media sosialnya dijadikan ajang curhat salah seorang mahasiswa mengkonfirmasi langsung di kampus yang berlokasi di Jimbaran, Kuta Selatan pada Selasa (27/6/2023) siang.
AWK pun disambut oleh Direktur PNB, I Nyoman Abdi SE MeCom, seluruh Wakil Direktur dan Ketua Unit Penunjang Akademik Bahasa yang juga penanggung jawab kegiatan TOEIC di PNB, I Nyoman Rajin Aryana SPd MHum.
“Kedatangan saya untuk silaturahmi, tabayun, mencari tahu terkait teknis pelaksanaan TOEIC yang dikeluhkan mahasiswa,” kata senator murah senyum ini.
Keluhan dari mahasiswa yang identitasnya dirahasiakan ini, terkait dengan TOEIC yang wajib diikuti oleh mahasiswa dengan biaya Rp 675.000. Mahasiswa ini menyatakan tidak terlalu mempersoalkan besaran biaya, namun waktu pemberitahuan dinilai mepet sehingga memberi kesulitan, terutama bagi mahasiswa yang memiliki keterbatasan ekonomi.
Menanggapi keluhan ini, Direktur PNB menyampaikan jika sejatinya TOEIC sudah diberlakukan sejak tahun 2022.
“Tes TOEIC ini merupakan kerja sama dengan pihak International Test Center (ITC) yang sudah dilaksanakan sejak tahun lalu. Jumlah pesertanya sudah 1.735 mahasiswa, jadi sebenarnya tidak bersifat dadakan,” terang Nyoman Abdi.
Soal besaran biara Rp 675.000, Nyoman Abdi pun menegaskan jika banderol biaya itu berlaku sama di seluruh Indonesia sesuai yang ditetapkan pemegang TOEIC di Indonesia. “Bahkan kami memberikan diskon Rp 200.000 bagi pemegang KIPK (Kartu Indonesia Pintar Kuliah), mahasiswa Bidikmisi ataupun pada momen-momen tertentu,” ungkap Nyoman Abdi.
Menanggapi penjelasan Nyoman Abdi, AWK menyatakan memahami apa yang dilakukan oleh PNB. Namun diingatkan oleh AWK jika pemahaman mahasiswa tidak semuanya sama. Artinya, pelaksanaan TOEIC ini harus dipastikan sudah tersampaikan ke seluruh mahasiswa.
Begitu juga soal besaran Rp 675.000. AWK menilai jika tidak semua mahasiswa disamakan memiliki kemampuan membayar. Oleh karena itu AWK pun mengapresiasi adanya kebijakan diskon yang diterapkan oleh PNB.
Di sisi lain AWK pun menyebut bahwa tes TOEIC itu sangat penting bagi mahasiswa. Pasalnya jika sudah lulus, biasanya ada keengganan orang untuk melakukan tes atau sertifikasi-sertifikasi lainnya.
“Memang, mahasiswa harus diwajibkan. Karena untuk bekerja diperlukan, hotel-hotel BUMN misalnya, memang minta sertifikasi. Kalau (mahasiswa) sudah lulus akan ogah, malas menjalani. Kalau sudah bukan mahasiswa, sudah cuek,” sorot AWK.
Sementara itu Ketua Unit Bahasa I Nyoman Rajin Aryana yang menggawangi uji kompetensi mahasiswa menyatakan bahwa adanya tes TOEIC ini untuk mendukung visi dan misi PNB terdepan dan berdaya saing.
“Kami juga mengejar akreditasi internasional. Dan berdasar indikator-indikator, maka kami menjatuhkan pilihan ke TOEIC, karena kami adalah pendidikan vokasi,” jelas Rajin Aryana.
Ditambahkan oleh Rajin Aryana bahwa PNB sangat terbuka kepada mahasiswa yang terkendala pembayaran. Opsi-opsi pun sebenarnya sudah disediakan. “Opsi-opsinya misalnya bisa masuk kloter berikutnya. Bukan skak mat seperti catur. Tapi bisa dibicarakan,” kata Rajin Aryana.
Mendengar paparan dari PNB, AWK pun mengingatkan agar menjalin komunikasi lebih baik dengan mahasiswa, agar keluhan-keluhan bisa dilakukan langsung dengan pihak kampus.
“Dengan demikian harus introspeksi, mulat sarira. Kenapa mahasiswa lebih nyaman curhat ke saya. Kemungkinan ada kekakuan-kekakuan selama ini,” duga AWK.
Sebelumnya, menyusul viral keluhan mahasiswanya, Nyoman Abdi yang saat itu berada di Jakarta, langsung pulang ke Bali dan beranjangsana ke Kantor DPD RI Provinsi Bali di Denpasar pada Selasa (27/6/2023). Namun Nyoman Abdi gagal bertemu AWK yang saat itu sedang tidak ada di tempat.
Hingga akhirnya, AWK menjadwalkan Rapat Dengar pendapat di Kampus PNB pada Selasa (27/6/2023) siang. Kunjungan Senator DPD Bidang Hukum DPD RI tersebut sekaligus melakukan fungsi Parlemen sesuai UU yakni Pengawasan UU Pendidikan Tinggi dan UU APBN. Hasil kunjungan akan disampaikan secara terbuka kepada publik dan Kemendikbud Ristek RI.
Pertemuan yang berlangsung hampir dua jam di Ruang Widya Graha itu pun pada akhirnya berakhir happy ending.
Prinsipnya, kata AWK, ia akan memberikan dukungan kepada PNB. “Dalam catatan DPD RI, PNB sudah exelent. Tiyang dapat feedback saat keliling 80 sekolah, malah diberi tahu ada program fast track juga di sini. PNB dengan anggaran Rp 100 miliar belum cukup,” ujar 742.781 suara pada pemilu 2019 ini.
Terkait dengan tes TOEIC, AWK pun menegaskan tidak mempermasalahkan. Bahkan kepada pihak ketiga, ia mengucapkan terima kasih karena sudah dibantu dan dinilai sudah murah, walaupun pada tahun ke-3 atau ke-4 perlu dilakukan evaluasi kerja sama.
“Kasus ditutup. Tidak ditindaklanjuti, Cuma diperbaiki kebijakannya saja. Kita berharap PNB tetap maju berjaya, dan saya titipkan anak-anak di sini,” pungkas AWK.
Ata spertemuan ini Direktur PNB I Nyoman Abdi menyampaikan terima kasih dan memberikan apresiasi terhadap perhatian Senator AWK kepada PNB dengan elegan dan mengayomi.
"Kami juga akan memperhatikan saran beliau untuk memperbaiki sistem agar menjadi lebih baik,” kata Direktur yang menjabat untuk periode kedua ini.
Disebutkan oleh Nyoman Abdi bahwa berdasar Renstra Politeknik Negeri Bali tahun 2020-2024 serta untuk menunjang persyaratan beasiswa untuk melanjutkan studi di luar negeri, maka diperlukan sebuah uji kompetensi Bahasa Inggris bertandar internasional.
“Ini adalah upaya untuk meningkatkan daya saing mahasiswa PNB di dunia kerja yang semakin kompetitif,” tuntas Nyoman Abdi.
Komentar