Golose Warning Bandar Narkoba di Bali
MANGUPURA, NusaBali - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI, Komjen Petrus Reinhard Golose mengingatkan sekaligus mewanti-wanti para bandar narkoba di Pulau Dewata untuk segera pensiun.
"Tolong kalian sampaikan pesan kepada para bandar narkotika di Bali, hati-hati. Karena pengguna di Bali masih tinggi. Hati-hati," pesan Golose saat ditemui usai peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) di Garuda Wisnu Kencana (GWK), Kecamatan Kuta Selatan, Badung pada Senin (26/6) malam.
Pesan tegas dari Jendral bintang tiga ini sebagaimana yang telah diamanatkan oleh Presiden RI, Jokowi untuk memberantas peredaran gelap narkotika mulai dari yang paling bawah hingga para bandarnya. Bahkan, melalui peringatan HANI yang berpusat di Bali ini juga akan disampaikan keseluruhan penjuru yakni 34 Provinsi di Indonesia terkait perang terhadap peredaran barang haram itu.
"Indonesia bertekad untuk mengeliminasi peredaran narkotika di Negara yang kita cintai ini. Jadi, pesan ini akan disampaikan dan disaksikan secara langsung di 34 Provinsi," tegas mantan Kapolda Bali ini.
Golose juga mengaku peringatan HANI ini merupakan puncak dari gabungan acara yang digelar BNN RI dalam menyampaikan pesan kepada negara dan juga dunia bagaimana seriusnya bangsa Indonesia menghadapi permasalahan Narkotika. Untuk itu, Golose juga mengucapkan terimakasih kepada elemen masyarakat yang mendukung puncak kegiatan di Bali.
"Kegiatan ini sebagai pesan penting kepada dunia, bahwa kita serius dalam menangani persoalan narkotika. Bukan hanya di Indonesia, namun kita terus berkolaborasi dengan negara lain termasuk di Afrika dan Amerika Selatan dalam memerangi narkotika," paparnya lagi.
Dalam penanganan narkotika, BNN RI akan mengutamakan soft power daripada hard power ke depannya. Termasuk salah satunya dengan program yang menyentuh akar rumput persoalan narkotika ini. Selain itu, sebagai amanat dari Presiden Jokowi juga meningkatkan masalah rehabilitasi serta memberikan sosialisasi dan edukasi kepada usia dini terkait bahaya dari narkotika itu sendiri.
"Langkah soft power ini dengan terus tingkat sosialisasi juga, utamanya kepada masyarakat atau kelompok usia dini. Ini yang terus kita gaungkan ke depannya," ungkap Golose.
Disinggung terkait narkotika yang paling banyak masuk dan beredar di Indonesia, Golose menyebut yang pertama adalah Metamfetamin dan ganja. Tapi, yang terbanyak pengguna adalah cannabis sativa alias ganja.
Namun, kini juga barang haram yang juga mulai masuk ke Indonesia adalah heroin dan kokain. Untuk itu, pihaknya mulai antisipasi heroin dan kokain tersebut dengan berkolaborasi bukan hanya di dalam negara Indonesia, tapi dengan negara terutama di negara yang notabene menjadi kurir.
"Afrika dan Amerika Selatan itu karena dinilai sebagai kurir, maka kita berkolaborasi dalam memberantas agar tidak ada narkotika yang masuk ke Indonesia," pungkasnya. 7 dar
1
Komentar