Suporter MU Demo Anti Glazer
MANCHESTER, NusaBali - Suporter Manchester United melakukan aksi demo anti-Glazer di Old Trafford, toko merchandise resmi klub pun terpaksa ditutup. Hal ini terjadi pada Selasa (27/6) pagi waktu setempat atau Selasa petang Wita.
Demonstrasi tersebut terjadi hanya lebih dari sejam setelah Manchester United merilis jersey kandang resmi untuk musim 2023-2024. Sebagaimana dilansir Okezone, para suporter mengutarakan rasa geramnya setelah melalui tujuh bulan penuh frustrasi menunggu keluarga Glazer untuk menjual klub.
Keluarga pengusaha asal Amerika Serikat tersebut telah mengutarakan niatan menjual Manchester United sejak November. Namun, tidak pernah ada update kejelasan sejak saat itu meski banyak peminat yang menawar, termasuk dari Qatar.
Para suporter yang penuh amarah membawa kembang api ke Old Trafford. Itu memaksa para staf untuk menutup pintu toko merchandise selagi para polisi terus mengawasi.
Bankir asal Qatar, Sheikh Jassim bin Hamad Al Thani dan chief executive INEOS Sir Jim Ratcliffe telah bersaing untuk mengambil alih Manchester United. Sheikh Jassim bahkan sudah mengajukan tawaran kelima yang hampir memenuhi permintaan harga Glazer senilai 6 miliar poundsterling (Rp114,5 triliun).
Di sisi lain, Ratcliffe dkatakan punya rencana untuk mengambil alih saham mayoritas pada musim panas ini. Dengan demikian, maka Joel dan Avram Glazer masih terlibat di Old Trafford hingga 2026.
Para suporter menuntut keluarga Glazer untuk segera mundur tak bersisa setelah kepemilikan selama 18 tahun yang penuh permusuhan. Namun, masih ada kecemasan bahwa mereka tidak akan menjual Manchester United secara keseluruhan.
Neville, pernah mengutarakan rasa cemasnya mengenai hal ini. Dia menuntut keluarga Glazer untuk segera mundur. “Yang kalian inginkan dari para pemimpin adalah komunikasi yang baik dan jelas. Keluarga Glazer melakukan kebalikannya. Mereka dalam posisi berkuasa, melihat sebuah komunitas, fans United di seluruh dunia adalah komunitas global, namun keluarga Glazer tidak pernah berkomunikasi dengan mereka hampir selama 20 tahun,” kata Neville dilansir dari Mirror.
“Proses penjualan diperpanjang untuk durasi yang tidak mengenakkan, semua orang dalam kegelapan, dan itu penuh gejala. Mereka harus pergi, namun saya tidak yakin mereka akan melakukan hal yang benar,” tukas Neville.7
Komentar