Miss Universe 2018 Berikan Energi Positif bagi Anak-Anak Penderita Bibir Sumbing di Bali
Didaulat sebagai Duta Global Smile Train
DENPASAR, NusaBali.com – Catriona Gray, 29, penyandang gelar Miss Universe 2018 memperlihatkan cinta kasihnya saat berada di Pulau Dewata. Perempuan berparas ayu ini menyempatkan diri mengunjungi anak-anak dengan bibir sumbing di Bali.
Kunjungan Catriona Gray ini juga tak lepas dari kepercayaan terhadap dirinya selaku Duta Global Smile Train. Sebagaimana diketahui, Smile Train terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung operasi dan perawatan bagi anak dengan bibir sumbing dan/atau celah langit-langit mulut di dunia, termasuk di Indonesia.
Kunjungan wanita blasteran Filipina-Australia ini dimulai dengan berkenalan bersama para pekerja sosial dan pemberian apresiasi dari Smile Train atas dedikasi mereka untuk membawa lebih banyak senyuman untuk anak Indonesia, terutama di Bali.
Sang duta juga mengunjungi para pasien Smile Train Indonesia secara langsung bersama mitra, Yayasan Senyum Bali di Smile House, Dauh Puri Klod, Denpasar Barat pada Rabu (28/6/2023).
Kunjungan ini diharapkan bisa memberi suntikan semangat dan energi bagi para pasien sumbing dan keluarganya, seperti yang sampaikan Catriona bahwa masa depan cerah adalah milik semua orang termasuk mereka.
“Jika menyangkut hak anak-anak, hati saya selalu terpanggil. Sebagai Duta Global Smile Train, saya mendapatkan kesempatan untuk bersuara lantang untuk kepentingan anak-anak kepada masyarakat luas di seluruh dunia termasuk Indonesia, khususnya bagi anak dengan bibir sumbing,” ujar pemilik tinggi 178 cm ini.
Pemilik nama lengkap Catriona Elisa Magnayon Gray ini mengaku berkat Smile Train, dia dapat belajar mengenai kondisi sumbing dan tantangan yang menyertainya.
“Saya dapat menciptakan hubungan dengan pasien dan keluarga, para dokter, pekerja sosial, dan mitra-mitra dengan mendengarkan cerita dan menyaksikan ketangguhan mereka. Pengalaman tersebut sungguh menginspirasi saya setiap saat,” kata Catriona.
Sementara itu Ruth Monalisa, Senior Program Director Smile Train Indonesia menambahkan, “Senyuman baru yang pasien kami temukan setelah menerima perawatan comprehensive cleft care mendorong kami dan para mitra untuk terus berjuang keras untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas layanan kami.”
Pihaknya pun menghargai usaha bersama dari para pemangku kepentingan, dimulai dari partisipasi aktif keluarga, bantuan keterampilan dan keahlian dari para dokter dan pekerja sosial kami, dukungan logistik dan finansial mitra-mitra Smile Train Indonesia, dan inisiatif masyarakat untuk menyebarkan kesadaran mengenai kondisi sumbing.
“Hal ini sungguh benar-benar berarti dan jadi kunci utama keberhasilan layanan Smile Train. Kami sangat bangga bahwa layanan kesehatan untuk anak dengan sumbing sekarang lebih terjangkau dan aman; dan kami akan terus melakukan upaya berkelanjutan termasuk membasmi stigma yang keliru di masyarakat tentang anak dengan kondisi sumbing,” kata Ruth.
Di sisi lain diakui bahwa terdapat kasus-kasus dimana anak dengan bibir sumbing dan/atau celah langit-langit mulut mengalami isu kesehatan mental dikarenakan stigma yang menyertai kondisi fisik mereka yang berbeda.
Mereka mengalami ejekan, cibiran, dan pengasingan dari lingkungannya karena kurangnya informasi tentang sumbing. “Hal tersebut dapat menyebabkan kurang rasa percaya diri, perasaan malu, rasa benci terhadap diri sendiri, dan rasa putus asa terhadap hidup para pengidap,” kata Ruth.
Ruth menjelaskan jika Smile Train Indonesia bersama para mitra termasuk Yayasan Senyum Bali bekerja tak hanya untuk memperbaiki kondisi fisik, namun juga memberi asupan emosional melalui aktivitas yang memungkinkan para pasien untuk menemukan minat dan bakat terpendam di bidang musik atau seni.
Yayasan Senyum Bali telah menjadi mitra setia Smile Train Indonesia dengan semangat serupa untuk membawa senyuman bagi anak Indonesia. Hingga kini, kemitraan ini telah menjangkau dan membantu lebih dari 2.000 pasien sumbing yang berkediaman di Bali.
Kunjungan Miss Universe 2018 sekaligus Duta Global Smile Train ini pun dinilai memberi semangat bagi pasien maupun Yayasan Senyum Bali.
“Kunjungan Duta Global Smile Train akan memberikan tambahan energi dan penyemangat agar para pasien dan keluarganya makin bersemangat dan percaya diri akan meraih masa depan dengan jalan pertama melalui senyuman,” ungkap Desak Made Sukma Dewi, Ketua Yayasan Senyum Bali.
Di Indonesia, terdapat sekitar 8.500 bayi yang lahir dengan kondisi sumbing setiap tahunnya dengan rata-rata 200 kasus per tahun di Bali. Jika tidak ditangani segera, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi kesehatan terutama untuk bayi dan anak seperti kesulitan makan, bernapas, mendengar, dan berbicara; keadaan psikologis mereka juga terpengaruh dikarenakan stigma tentang sumbing.
Smile Train Indonesia telah beroperasi sejak 2002 di berbagai bagian Indonesia termasuk Bali dengan menyediakan operasi sumbing 100 persen gratis untuk para pasien, sekaligus menyediakan dukungan peningkatan kapasitas para tenaga kesehatan lokal dalam memberikan perawatan komprehensif lebih lanjut (Comprehensive Cleft Care - CCC) secara aman dan merata. CCC terdiri dari operasi, dukungan nutrisi, perawatan gigi, perawatan ortodontik, terapi wicara, dan servis psikososial.
1
Komentar