Karya Baligia Upacarai 17 Puspa

Tujuh sulinggih muput selama prosesi karya berlangsung. Prosesi diawali Mapurwa Daksina atau mengelilingi tempat upacara payadnyan. Terdepan, Lembu atau Nandini, simbolis kendaraan Dewa Siwa. Sesuai kepercayaan Hindu, kendaraan ini agar lebih mudah sang Pitra menuju surga. Disusul, 17 puspa.

Yajamana karya Ida Pedanda Gede Ketut Sidemen dari Geria Baleran, Lingkungan Gelumpang, Kecamatan Karangasem, dan Wiku Tapini Ida Pedanda Istri Manik.

Tujuh sulinggih muput serangkaian karya Baligia atau upacara pembersihan roh fase kedua ini, yakni Ida Pedanda Gede Ketut Sidemen, Ida Pedanda Istri Keniten, dari Geria Pendem, Lingkungan Pendem, Kelurahan/Kecamatan Karangasem, Ida Pedanda Gede Putra Tamu dari Geria Jungutan, Desa Bungaya, Kecamatan Bebandem, Ida Pedanda Gde Ketut Pinatih Pasuruan dari Geria Jungutan, Lingkungan Juuk Manis, Kelurahan/Kecamatan Karangasem, Ida Pedanda Istri Anom dari Geria Punia, Banjar Sindu, Desa Sinduwati, Kecamatan Sidemen, Ida Pedanda Gde Oka Kemenuh dari Geria Sudi Katon, Lingkungan Taman II, Kelurahan/Kecamatan Karangasem, dan Ida Pedanda Gede Swabawa Karang Adnyana dari Geria Karang, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem. Dua sulinggih membaca Pajajiwan, yakni Ida Pedanda Gde Pidada Punia, dari Geria Pidada, Amlapura,  dan Ida Pedanda Gde Kutuh Manuaba dari Geria Tegeh, Banjar Pesangkan, Desa Duda, Kecamatan Selat.

Pangrajeg Karya Ida Bagus Wayan Widiasa Keniten mengatakan, upacara tersebut dilaksanakan menyusul setelah meningalnya mantan Kasek SMPN 2 Amlapura Ida Bagus Nyoman Japa. Prosesi dilanjutkan upacara Rsi Bojana, Wraspati Umanis Gumbreg, Kamis (29/6), Ngewilet Sukra Paing Gumbreg, Jumat (30/6), dan Ngasti (Nganyut) ke Pantai Jasri, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem, Saniscara Pon Gumbreg, Sabtu (1/7).7k16